-04-

936 173 24
                                    

     Tiga hari berlalu semenjak latihan di mulai, beberapa dari mereka sudah cukup mahir menggunakan senjata dan hari ini mereka akan belajar berkelahi.

     Mingyu sudah berdiri tidak jauh di hadapan Wonwoo dengan beberapa matras sebagai lantai mereka.

"Hyung jangan memasang wajah seperti itu, aku tidak akan menyakitimu" sebenarnya ekspresi wajah Wonwoo itu datar, tapi karena Mingyu yang hiperbola jadilah seperti ini.

"Baiklah Hyung, aku yang akan menyerangmu dan kau harus bertahan" jelas Mingyu.

     Mingyu dan Wonwoo saling menatap dan menyiapkan mental mereka, Mingyu mengangguk tanda mulai.

     Wonwoo dengan cepat menghindar saat Mingyu akan memukul ulu hatinya. Wonwoo terus menghindari serangan Mingyu tanpa melawan pada titik vital tubuhnya. Merasa cukup lelah, Mingyu menghentikan serangannya pada Wonwoo.

"Gerak refleksmu sangat bagus Hyung, dari mana kau belajar?" puji Mingyu dengan nafas satu-satu.

"Melihat kalian berkelahi dari CCTV, aku rasa cukup jadi refrensi" jelas Wonwoo yang semakin membuat Mingyu kagum.

"Hanya dengan melihat kau bisa sehebat ini! Kalau begitu kau pasti bisa menyerangku bukan?" Wonwoo mengangguk yakin mendengar tantangan dari Mingyu.

     Tanpa aba-aba Wonwoo langsung menyerang pelipis Mingyu namun dapat di hindari, tidak cukup sampai di situ Wonwoo kembali menyerang tulang kering Mingyu dan langsung mengunci pergerakannya.

"Akh" Mingyu meringis ketika Wonwoo berhasil membuatnya jatuh dan mengunci pergelangan tangannya.

"Aku rasa cukup mudah"

"Akh" kini keadaan terbalik, jika tadi Mingyu yang di bawah maka sekarang Wonwoo lah yang ada di bawah.

"Jangan lupakan kaki ku yang bebas Hyung" ucap Mingyu dengan wajah yang cukup dekat dengan Wonwoo. Hilang sudah konsentrasi Wonwoo saat melihat wajah Mingyu yang terlihat lebih dewasa dari dekat.

     Wonwoo langsung mendorong tubuh Mingyu yang di atasnya dan segera pergi meninggalkan Mingyu yang tiduran di atas matras.

...

Doorr...

"AAAAA..."

"Yaks, jangan sembarangan melempar senjata Seungkwan" habis sudah kesabaran Hansol mengajari Seungkwan menembak. Sudah tiga hari Seungkwan belajar menembak namun tidak ada perkembangan sama sekali.

"Aku terkejut Hansol, apa kau tidak mendengar suaranya tadi?"

"Ayolah Seungkwan! yang lain telah selesai belajar menembak tinggal kau sendiri yang belum, apa kau ingin misi kita ini gagal?" oh Hansol! Kalimat mu terlalu panjang hanya untuk memarahi Seungkwan.

"Bu-bukan begitu tapi a-aku kan..."

"Sekali lagi! Aku akan membantumu, jika kali ini kau tidak bisa juga maka aku yang akan menembak mu" Hansol menarik Seungkwan kembali ke safe direction, Seungkwan hanya diam saat Hansol mulai memegang tangannya dan mengarahkan lurus ke arah sasaran.

"Kau harus terbiasa mendengarnya Seungkwan, meskipun bukan kau yang menembak dengan pistol ini maka orang lainlah yang akan menembak mu" Seungkwan menurunkan tangannya dan langsung protes pada Hansol.

"Apa maksudmu hah? Kau ingin aku mati?"

"Cepat atau lambat kau akan mati! Jadi cepatlah belajar, aku sudah bosan mengajarimu" Hansol kembali memegang tangan Seungkwan tanpa perlawanan dari Seungkwan.

BlankTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang