End

1.4K 172 104
                                    

Tiitt...tiitt...ttiittt...

Dugh...dugh...dugh...

"Dokter jantungnya semakin melemah" ada tiga dokter dan beberapa suster di ruangan ICU untuk mengoperasi Wonwoo. Tapi semenjak amunisi di ambil dari tubuhnya keadaan Wonwoo semakin melemah.

Dugh...dugh...dugh...

     Dokter terus memompa jantung Wonwoo agar kembali stabil namun tidak ada hasilnya.

Tttiiiiiiitttt......

     Semua orang di sana terdiam, benarkah dia sudah mati?

"Bawa dia ke ruang mayat" Ya, kini Wonwoo benar-benar sudah mati.

"Jika saja kita langsung mengoperasi nya semalam pasti nyawa anak ini terselamatkan" ujar Dokter muda pada rekannya.

"Kau ingin bilang kalau kita salah prosedur?"

...

     Seungcheol, Soonyoung, Jisoo, Hansol dan Seungkwan sedang berusaha melawan orang-orang berpakaian hitam tersebut.

Bugh...

"Seungkwan" Seungkwan tergeletak tidak sadarkan diri setelah di pukul dengan balok kayu pada tengkuknya.

"Hhh...hhh... kapan ini berakhir?" tanya dan keluh Hansol pada dirinya sendiri.

"Dimana sialan itu?" Soonyoung sangat marah jika mengingat pria itu dengan santai menembak Seokmin.

"Aku tidak melihatnya" ucap Seungcheol sambil berkelahi.

"Dia sudah keluar dari gedung ini argh..." Jisoo kurang fokus hingga membuatnya terkena pukulan.

"Soonyoung di belakangmu" teriak Seungcheol.

Bruk...

...

"Berhati-hatilah" Jihoon mengangguk pada Soonyoung dan langsung mengikuti Mingyu dan Chan yang sudah masuk terlebih dahulu.

     Aaahh...ternyata perusahaan ini juga di penuhi orang-orang baju hitam yang di sebut dengan anggota mafia.

"Kalian pergilah, aku akan menyusul" Jihoon dan Chan langsung pergi meninggalkan Mingyu yang berusaha menghadapi orang-orang itu.

     Jihoon dan Chan sudah berada di lantai tiga di mana ruangan CCTV terletak, belum sampai di ruangan tersebut mereka sudah di kepung dengan lima orang tanpa senjata.

"Pergilah hyung" Jihoon mengangguk dan langsung masuk keruangan tersebut.

Dor...dor...dor...

     Beruntung Jihoon di bekali senjata oleh Soonyoung hingga membuatnya tidak perlu berkelahi dengan tiga orang pengawas tersebut.

     Jihoon sudah menguasai semua monitor tersebut, tapi saat Jihoon ingin mengganti semua layar monitor dengan CCTV yang ada di gedung pertemuan harus terhambat karena monitor utama sebagai pengatur di pasang password.

"Sial" dengan cepat Jihoon mengambil tab nya dan mencoba meretas password tersebut.

"Hyung kau tak apa?" tanya Chan tiba-tiba yang langsung menghampiri Jihoon.

Tring...

     Jihoon menghela nafas lega, akhirnya password itu terbuka.

"Chan suruh mereka bergerak" perintah Jihoon.

"Hyung kau dapat mendengar ku?" tanya Chan melalui earphone nya.

"Ya, kami mendengar Chan"

BlankTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang