-10-

865 151 50
                                    

"Kalian baik-baik saja?"

"Wen Junhui dari Beobacther salam kenal"

"Benarkah? Kalau begitu kita sama, salam kenal Minghao"

"Aku merasa ada yang mengamati kita"

"Bukan seperti itu, tapi mengamati aku dan kau Minghao"

...

     Dari pertama bertemu Minghao sudah berpikir untuk mempercayai Jun sepenuhnya apalagi saat tau Jun dari Beobacther menambah rasa kagum Minghao padanya, tapi kenapa? Kenapa pada hari itu kepercayaan Minghao menipis? Apa karena Minghao terlalu fokus dengan sandiwaranya dan melupakan kenyataan bahwa dirinya adalah musuh di balik selimut? Tak ada gunanya menyesal sekarang, tapi percayalah mental Minghao mulai terganggu.

Tiitt...tiitt...tiitt..ttiiiiiittttt...

     Minghao tersadar dari lamunannya ketika mendengar alat pendeteksi jantung Jun mengeluarkan suara nyaring.

"Hyung" dengan cepat Minghao bangkit dari duduknya dan langsung menekan bel darurat di dekat ranjang Jun.

"Hyung sadarlah" Minghao mulai memeriksa nafas dan denyut nadi Jun, namun tidak ada pergerakan dari itu semua.

"Dokter sialan, kemana mereka semua" hilang sudah image polos yang selalu di ajarkan Jeonghan pada Minghao. Minghao kesal, sudah dari tadi Minghao menekan bel tersebut tapi tidak ada dokter yang datang.

Cklek...

     Dokter, suster dan berbagai macam alat lainnya masuk ke dalam ruangan Jun.

"Tunggulah di luar Tuan"

"Kalianlah yang seharusnya keluar, kanapa kalian baru datang sekarang? Bagaimana kalau dia mati?" teriak Minghao marah pada cara kerja Dokter di sini.

"Maaf Tuan, tapi anda harus menunggu di luar" Suster tersebut terus mendorong Minghao agar mau menunggu di luar.

     Hampir satu jam Minghao menunggu di luar, kenapa tidak ke ruangan Wonwoo saja? Sayangnya Wonwoo sedang berada di ruang ICU untuk operasi.

Cklek...

     Pintu terbuka, tanpa menghiraukan Dokter dan Suster, Minghao langsung masuk dan perlahan mendekati ranjang Jun. Tubuh itu, kini sudah tertutup kain putih, apa artinya Jun sudah mati?

"Saat pemeriksaan dulu semua terlihat baik, namun kami tidak menyadari kalau ada celah kecil yang semakin melebar dan membuatnya mengalami kebocoran hati" jelas Dokter dengan nada sedih. Minghao yang sudah menangis dalam diam itu kini menyimpan dendam dalam hati.

"Benarkah? Bisa aku katakan bahwa ini kesalahan kalian?" ucapan dingin dan sinis Minghao membuat sang Dokter terperanjat ketakutan.

"Bisakah aku menuntut kalian?"

...

     Seungcheol, Jisoo, Hansol dan Seungkwan sudah berada di pintu gedung menyusul Soonyoung.

"Kenapa kalian lama sekali? Aku hampir mati di sini" keluh dan marah Soonyoung pada empat orang yang ada di hadapannya sekarang namun tidak ada yang menjawab.

"Dimana Jeonghan hyung?" pertanyaan Soonyoung sukses membangkitkan amarah Jisoo yang langsung di tahannya.

"Dia sudah mati" jawab Hansol singkat. Soonyoung terkejut, jadi yang tadi berisik di sana karena kematian Jeonghan hyung?

"Kita sudah sampai di sini jangan membuang waktu" sesedih apapun Seungcheol, Seungcheol tetap ingat sekarang dia seorang pemimpin. 'Pemimpin yang buruk' begitulah pikirnya.

BlankTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang