Chapter 13

645 71 8
                                    

Mingyu terus berjalan mengelilingi kota seoul, Kebahagian benar-benar terlihat jelas diraut wajahnya.
Namun mereka tak sadar, Bahwa seseorang tengah mengikuti mereka diam-diam, Siapa lagi kalau bukan eomma mingyu sendiri.

Seorang wanita paruh baya terus mengikuti mingyu dan arin, eomma mingyu tentu saja tetap berisi keras ingin menjodohkan putra keduanya dengan perempuan yang ia pilih, walaupun ia melihat senyuman yang begitu berarti diwajah mingyu saat bersama dengan arin, terkadang dalam hatinya juga bertanya, akankah arin sepenting itu dalam hidupnya?

Pasalnya sejak dulu mingyu tak pernah tersebahagia itu pada wanita, ia cenderung diam namun tak sedingin kakaknya, mungkin hanya senyuman tipis.
Bahkan tertawa bersama eommanya saja sudah jarang.

***

Mingyu dan arin masuk kedalam area taman yang tidak begitu ramai, mereka duduk disana sembari menikmati udara segar dari pepohonan yang rindang.
Mingyu merogoh sesuatu dari dalam sakunya, ia mengambil ponselnya berniat mengambil selca bersama arin untuk pertama kalinya.

"Ayo berfoto" ajak mingyu yang sudah mengangkat ponselnya kedepan dan terlihat sudah siap dengan kamera depannya.

arin berpose disamping arin tersenyum manis dan mengangkat bunganya agar terlihat difoto nanti, Mingyu merangkul pundak arin dan mulai menekan tombol timer, bersama-sama mereka menghitung mundur dari angka tiga sampai angka satu.

"3,...2,...1,...Kimchi~"

Mingyu melihat hasil fotonya dan membiarkan arin juga melihatnya "ah, Yeppeuda" kata mingyu sambil terus memandangi hasil fotonya, Arin mengeluarkan ponselnya berniat meminta foto itu pada mingyu.

"Oppa, Kirim 'kan padaku" kata arin sambil menyodorkan ponselnya "untuk apa kau berikan ponselmu?" Tanya mingyu terkekeh, Arin hanya diam memandangi mingyu lama.

"Done!" Kata mingyu, Yup! Pria itu mengirim fotonya melalui SMS.

Arin yang sudah menerima foto itu langsung menyimpannya dan menjadikan Lockscreen ponselnya.

***

Eomma mingyu yang duduk dibangku yang tak jauh dari tempat mingyu dan arin berada sudah tak bisa tinggal diam, ia tak peduli dengan mingyu yang akan membencinya nanti, wanita itu berjalan mendekati arin dan mingyu, dan berdiri tepat didepan mereka.

Mingyu yang kaget melihat eommanya ada disitu langsung berdiri diikuti arin.
Tanpa basa basi eomma mingyu merebut ponsel arin dan membantingnya langsung.
"Eomma! Apa yang kau lakukan?!" Tanya mingyu yang langsung memunguti ponsel arin yang layarnya kini sudah retak karena benturan keras, arin hanya diam menatapi ponselnya nanar.

"Kau! Kenapa kau selalu bersama mingyu? Bukankah aku sudah melarangmu!!" Kata eomma mingyu mendorong-dorong pundak arin "Dasar tak tahu diri!!" Teriak Eomma Mingyu yang hendak menampar arin.

Plakk

Bukan arin yang terkena tamparan eomma mingyu, melainkan mingyu itu sendiri.
Disaat eommanya hampir menampar arin, dengan sigap mingyu menarik lengan arin agar tergeser dibelakangnya, dan mingyu yang menjadi korbannya.

Mingyu menatap eommanya tajam "Eomma, Jangan pernah menyakiti Arin" kata mingyu, Eomma mingyu hanya diam menatap putranya tak percaya

"Asal Eomma tahu, Dia lebih berharga ketimbang harta eomma yang segunung itu, Bahkan aku sama sekali tidak peduli dengan semua hartamu, Aku sendiri tak percaya kau menjualku demi uang" sambung mingyu, baru kali ini ia bisa berkata seperti itu pada eommanya, karena Sekarang memang saatnya.

My Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang