Chapter 14

676 76 2
                                    

Mingyu merasa bersalah telah menyeret arin dalam masalahnya, bahkan masalah yang sangat besar.

"Arin-ah, Maafkan aku jika selalu membuatmu susah" kata mingyu menatap arin kasihan, Rasanya sungguh menyedihkan jika harus menyeret orang yang kita cintai kedalam masalah yang sangat besar dan tentu saja dapat membuatnya sedih.

Arin hanya tersenyum "Oppa, Kenapa kau selalu berfikir negative, aku baik-baik saja, Ayo hadapi bersama-sama" Gadis itu merasa baik-baik saja walaupun ini pertama baginya, karena berpacaran adalah kemauannya sendiri, maka ia juga harus menanggung resiko yang harus ia hadapi dengan lapang dada.

"Arin, apa orang tuamu harus tahu tentang masalah ini?" Tanya mingyu sedikit khawatir, "aku rasa jangan dulu" jawab arin, mingyu menganggukkan kepalanya mengerti, gadis itu tak ingin mengecewakan eommanya.

Tangan mingyu menyentuh kepala arin dan mengusapnya lembut, namun karena ulah tangannya sendiri, membuat poni Arin sedikit berantakan, dengan telaten pria itu merapikan poni arin.
"Rambutmu sangat lembut" puji mingyu "benarkah?" Tanya arin tak percaya, ia langsung menyentuh rambutnya yang dikucir layaknya ekor kuda berwarna coklat.

"Apa kau sering mencuci rambutmu?" Tanya mingyu yang masih saja sibuk dengan rambut kekasihnya itu, Arin menggeleng "aku melakukan itu 3 hari sekali" jawab arin, Mingyu memanyunkan bibirnya sambil sesekali mengangguk paham "jangan terlalu sering, rambutmu akan kering nantinya" saran mingyu.

Arin menatap mingyu tak percaya, ia benar-benar terpukau dengan pengetahuan mingyu yang cukup luas "Oppa, Kau tahu banyak hal, bahkan tentang kecantikan, apa kau membaca majalah kecantikan eomma-mu?" Tanya arin, mingyu terkekeh mendengar pertanyaan kekasihnya itu "Hahaha...Hanya sekedar tahu" Jawab mingyu enteng.

***
Mingyu POV
Aku terus membetulkan poninya walaupun aku tahu nantinya juga akan berantakan lagi, melihat tingkah arin yang cukup banyak.

aku menopang daguku dan menatapnya yang tengah menikmati Ice coffe miliknya, ia sangat cantik, Aku berjanji pada diriku sendiri jika aku tidak akan pernah meninggalkannya apapun yang terjadi, aku sudah cukup beruntung memilikinya sekarang ini.

Disaat bersamanya, seolah-olah aku sama sekali tidak memiliki masalah, hanya karena aku menatap wajahnya yang begitu tenang, kata-kata yang sering ia katakan kepadaku sudah seperti sebuah slogan yang akan membuatku terus semangat dan bangkit dari keterpurukanku, aku tidak akan mengecewakanmu Kwon arin.

"Arin-ah, entah kenapa aku sangat terobsesi padamu" kataku asal, lantas ia langsung menatapku bingung, tepat dugaanku, gadis ini tak mengerti dengan apa yang aku katakan.

"Terobsesi adalah, sebuah perasaan yang benar-benar tidak bisa hilang, Kau selalu ada dipikiranku, aku selalu ingin bersamamu, Pada intinya aku benar-benar jatuh cinta padamu" kataku berusaha mengartikan apa arti kata Obsesi itu sendiri, walaupun aku tak tahu pasti apakah jawabanku benar atau salah, aku mengungkapkan apa yang ada diotakku saja.

"Benarkah? Bagaimana bisa?" Tanyanya meletakkan Cup ice coffeny dan menatapku serius "entahlah, mungkin pesonamu yang sangat kuat" jawabku asal, ia mengangkat satu alisnya.

"Apakah sekuat itu? Kenapa dari dulu tak ada namja yang mendekatiku jika pesonaku begitu kuat?" Tanyanya lagi, astaga aku semakin bingung menjawab pertanyaanya, apa dia memojokkanku sekarang ini?

"Y-ya memang hanya aku yang berani mendekatimu, namja lain itu tak sekeren diriku" jawabku lagi, dan tentunya asal.
Aku melihatnya terkekeh sambil menutupi sebagian pipinya

"Hey! Apa yang lucu?"

"Aku tahu, Oppa.. Menjawab semua pertanyaanku asal 'kan?"

"Astaga, jadi dari tadi kau memojokkanku begitu?"

My Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang