Dava's POV
flashback still on...
Sudah 3 bulan aku menjalin hubungan dengan Karina, tidak ku sangka bahkan ini bertahan lebih lama dari yang ku bayangkan. Mempunyai kekasih seperti Karina memang super duper luar biasa. Mengapa?
Pernahkah kalian berpikir bahwa ada wanita yang datang ke apartemenmu jam 3 pagi hanya karena kau bilang kau ingin makan bubur? Kurasa, dia memang sesuatu. Aku sangat berharap aku bisa mencintainya sebanyak aku mencintai Kirana.
Pagi ini, aku menyempatkan berolahraga bersama Karina. Kebetulan hari ini adalah hari liburku, entah dengan Karina. Sepertinya ia hanya memaksa meliburkan dirinya hanya demi bersamaku.
"Dav... Aku capek nih, pulang yuk!"
"Ganti baju dulu ya, keringetan banget nih, Rin."
"Oke. Cepet ya! Aku juga mau ganti baju."Aku mengiyakan, lalu pergi ke ruang ganti pria.
Setelah selesai berganti pakaian, aku mencari-cari sosok Karina. Namun entah dimana ia berada, aku tak berhasil menemukannya.
Tuuuuut... Tuuuuut..
"Halo? Karin? Dimana?"
"Ah aku udah di mobil, cepat kesini."
"Suaramu.. Nggak apa-apa?"
"Ekhem.. Khem.. Nggak apa-apa. Kenapa? Seksi ya? Hehehe"
"Aku tutup teleponnya ya."
"Iya."Aku bergegas ke parkiran tempat mobilku berada.
"Lama banget."
Sambutnya dengan wajah cemberut."Sensitif banget sih kamu." Aku menutup pintu mobil, bersiap menyalakan mesin.
"Dava.."
"Kenapa?"
Aku menoleh padanya, mengamati dirinya yang tidak biasa. Apa yang salah?
"Kayaknya.. Aku jatuh cinta sama kamu."
"Hahha, benarkah?"Belum reda tawaku, Karina menyambar bibirku dengan bibirnya. Aku sangat terkejut dengan apa yang ia lakukan. Namun, lama kelamaan aku hanyut dalam ciumannya yang begitu memabukkan. Ah benar-benar Karin!
Ia berhenti, mulai mengatur nafas yang terengah-engah. Sama halnya denganku, aku pun mengambil nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya.
"Ka.. Rin?" Aku berniat membuka percakapan, karena sungguh keadaan ini canggung luar biasa.
"Kita ke apartemenku ya?"
Aku mengiyakan, lalu menjalankan mobil. Beranjak dari parkiran gym menuju apartemen Karina.
*******
"Dava.. aku mau kita putus."
Bak disambar petir di siang bolong, aku terkejut akan perkataan Karina kali ini.
"Maksudmu?"
"Kita putus."
"Aku berbuat salah ya?"
"Enggak, kamu benar-benar baik. Tapi sepertinya kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini."
"Kenapa?"Karina terdiam cukup lama. Mungkin Karina memang tak nyaman di dekatku. Padahal, apa yang baru saja kami lakukan di mobil membuatku berpikir bahwa hubunganku dengannya bisa mengalami kemajuan.
"Kenapa Karina? Setidaknya beri aku alasan."
"Uhmm, kenapa ya? Aku.. Hanya bosan?"Ah benar-benar. Kata-katanya membuat hatiku sakit bukan main.
Mengapa?
Mengapa ketika aku mencoba membuka hatiku dan Karina perlahan telah masuk didalamnya, ia malah membuang aku?
"Uhm.. Aku hanya mainanmu ya, Rin?"
"Bukan begitu, Dav. Kamu tahu itu."
"Apa yang aku tahu? Uhm.. Baiklah. Kamu yang memulai dan kamu yang mengakhiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me, My Best Friend!
RomanceIni adalah sebuah kisah klasik tentang dua sejoli yang telah lama menjalin persahabatan. Adalah Aluna Kirana yang akan melaksanakan pernikahan dengan yang tercinta. Adalah Rizky Davian yang harus bersabar ketika dunianya dijungkir-balikkan oleh seor...