1. Introduction

1.2K 79 7
                                    

Kim Namjoon ❤
***
Untuk pengenalan sebuah cerita, semua orang kadang membuat pendeskripsian keadaan, tulisan lembut yang membuat sebagian pembaca terpukau.

Kemudian cerita tersebut akan memperkenalkan siapa pelaku utamanya, alur santai yang kemudian menanjak sampai titik klimaks.

Itu sudah biasa. Kali ini, aku akan menuliskan cerita hidupku dengan seseorang yang kusayang, bagian dari hidupku, Kim Namjoon.

Kim Namjoon yang biasa kupanggil Rapmon. Lelaki itu adalah separuh jiwaku, juga bagian dari nafas hidupku.

Terdengar berlebihan memang, namun kenyataannya memang seperti itu. Aku tidak tahu, lebih tepatnya lupa sebagian tentang pertemuan pertama kami, hingga akhirnya aku menjadi bagian dari hidupnya.

Sedikit yang kuingat, kala itu aku dan Namjoon baru saja menerima pengumuman kelulusan sekolah menengah atas.

Angkatan kami membuat tradisi konyol dimana jika kalian lulus, para siswa laki-laki akan memberikan kancing atas seragamnya kepada siswi yang disukainya.

Aku tidak berharap siapapun akan memberikan kancing atas baju-nya kepadaku. Karna aku tidak pernah berpikir akan menyukai-disukai sebelum lulus universitas nanti.

Namun, ada seorang pemuda tinggi dengan rambut warna-warninya melangkah maju kearahku, kemudian melepas kancing atas seragamnya dan memberikannya kepadaku. Hening, tanpa ucapan. Tapi bibir tebal pemuda itu mengulum senyum tulus dan matanya benar-benar tajam bersinar.

Pemuda itu adalah lulusan terbaik diangkatan kami, nilai ujiannya hampir sempurna dengan angka sembilan dan sepuluh. Ia tinggi, bermata tajam, bibir tebal yang sexy dan suara yang serak dalam. Ia pemuda yang sepanjang masa sekolah sangat tidak kusukai karna sering berganti warna rambut. Tapi, ia memilihku! Memilihku. Dan teman-teman bilang, aku gadis paling beruntung karna diberi kancing atas seragamnya.

Dialah, Kim Namjoon.
Kekasihku yang sekarang berusia 22 tahun, dan warna rambutnya sekarang adalah blonde.

"Apa yang kau pikirkan?"
Aku tersentak kaget saat dua buah lengan melingkar dipinggangku dan dagu runcing menyentuh pundak kananku.

Namjoon memang selalu seperti ini. Tidak pernah berubah sejak dua tahun yang lalu. Aku mengusap kedua lengannya yang melingkar dipinggangku dan menyandarkan kepalaku didadanya.

"Mencari inspirasi untuk karya selanjutnya".

Aku mencari alasan, padahal tadi aku sedang memikirkan dirinya. Hihihi.

"Kau akan semakin sibuk kalau begitu"

Aku meliriknya dan ekspresi wajahnya terlihat lucu. Aih, Rapmonku~

"Tentu saja. Memang kau saja yang bisa sibuk?", Balasku dengan nada dibuat-buat.

Namjoon membalikkan badanku dengan cepat. Ah, tubuhku bisa remuk karna lengan kuatnya.

"Itu karna aku mengerjakan tugas akhir kuliahku. Sekarang tidak lagi. Kau berencana selingkuh?"

Aku tertawa tanpa suara. Sifat posesifnya keluar dan aku sangat tidak suka.

"Ya, aku berencana selingkuh. Dengan karya Novel ketiga-ku. Kau puas Rapmon?"

Sedikit meninggikan suara, aku yakin Namjoon akan terkejut. Aku adalah wanita yang jarang berteriak, karna sebetulnya aku tidak suka bising.

Namjoon memelukku kembali, hingga muka-ku menyentuh dadanya. Ia pasti mengira telah menyakitiku, dan hal yang paling tidak ingin Namjoon  lakukan adalah menyakitiku.

Harum parfum Dolce & Gabbana. Aish, darimana dia dapat uang membeli parfum mahal ini?

"I love you", suara beratnya mengalun indah ditelingaku.

"I love you, too", Aku membalasnya seraya mengusap punggungnya.

"Bagaimana kalau hari ini kita kencan?"

Dahiku mengerut. Kencan? Kalau dipikir-pikir sudah enam bulan lamanya kami tidak kencan.

"Boleh"

"Okey, siapakan Red converse high milikmu"

Namjoon melepaskan pelukannya, berganti mengeratkan pegangan tangannya. Aish, Pemuda ini! Posesif!

"Antar aku pulang keflat dulu"

"Tentu saja",

Namjoon menggandeng tanganku berjalan keluar dari Rumah buku, markas kesayanganku.

Dan cerita kami, baru saja dimulai~
***
To Be Continue

Kim Namjoon and Me ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang