5. Break?

600 51 8
                                    

Kim Namjoon V ❤❤❤❤❤
***
"Kau bilang kau bukan pecinta kucing, tapi seluruh barangmu wujud Hellokitty. Astaga"

"Aku memang bukan pecinta kucing"

"Apa ini? Kau banyak mengunggah video kucing di Instagram. Masih menyangkal?"

Aku menatap Namjoon yang tengah berkutat dengan ponsel pintarnya. Ia menstalk akun instagramku. Dasar penguntit!

"Aku memang bukan pecinta kucing. Tapi bukan berarti aku tidak suka kucing". Aku mengeluh seraya membalik telur dadar di pan.

Usai mengangkat telur dadar matang kedalam piring, aku mematikan kompor dan segera menuju Namjoon yang masih asyik dengan 'pacar kedua'nya disofa.

"Wahh.. Kucingnya manis sekali"

Aku melongok, dan cukup terkejut melihat fotoku diponselnya.

"Ya!! Kau menganggap aku kucing?"

Namjoon menoleh, dan menampilkan senyum lesung membunuhnya.

"Aku tidak bilang itu"

Rasanya kedua tanduk merah dikepalaku sudah keluar. Ingin aku mengusir manusia menyebalkan ini dari flat-ku. Bagaimana bisa aku disamakan dengan kucing? Itu tidak lucu sama sekali.

"Ah.. Apa telurku sudah matang?"

"Kalimatmu terdengar ambigu, Namjoon"

Aku berdiri dari dudukku dan mengambil dua piring berisi yang kuletakkan disamping kompor tadi. Seenaknya saja bilang 'telurku'. Siapa yang punya telur? Siapa yang memasak? Aihhh..

Akhir-akhir ini aku sering memasak untuk Namjoon. Kali ini karna Namjoon sudah bisa mulai bekerja besok. Sudah kubilang kan? Tidak akan ada perusahaan yang menolak orang berbakat seperti Kim Namjoon.

"Bagaimana dengan perilisan karya ketigamu?"

Aku menunduk lesu. Tidak, seharusnya Namjoon tidak mengingatkan aku tentang karya novelku. Ada sesuatu yang sedang kusembunyikan.

"Hei, kenapa tidak jawab?"

Namjoon menangkup kedua pipiku, menghadap wajah manis Namjoon membuatku semakin gugup.

"Ayo makan, nanti terburu dingin". Aku berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Aku bukan anak kecil, sayang"

Satu hal yang aku benci tentang diriku sendiri adalah ketika aku tidak bisa menguasai diriku sendiri. Aku mudah menyembunyikan sesuatu dari siapapun, tapi tidak dengan Namjoon.

"Penerbit menolak naskahku"

Namjoon melepaskan kedua tangannya. Kemudian memakan telur dadar dipiring. Tunggu, kenapa ia terlihat biasa saja? Tidak mengkhawatirkan diriku eoh?

"Namjoonie~"

"Ya?"

Aku memukul lengannya. Dan pria 22 tahun itu meringis tanpa suara tapi mata tajamnya mengarahku seakan mau membunuhku.

"Sudah kuduga"

"Maksudmu apa Namjoon?"

Namjoon tak menggubris, ia sibuk meniknati telur dadarnya.

"Kau tahu sesuatu?"

"Si brengsek Jungkook itu tidak pernah beres dalam pekerjaannya"

Tieng! Kenapa jadi menyalahkan Jungkook sih? Editorku itu bahkan tampak sangat menyesal sekali ketika penerbit bilang tidak bisa membukukan novelku.

"Kenapa menyalahkan Jungkook?"

"Dia tidak benar-benar mengedit novelmu. Itu yang terjadi sebenarnya"

"Bagaimana kau tahu?"

Namjoon tidak menjawab, justru mulutnya kini penuh dengan telur dan nasi.

"Ya!! Aku bertanya padamu"

"Aku sedang makan. Makan tidak boleh bicara"

Aku tersenyum sinis. Lalu yang tadi apa?

"Aku mau lagi telurnya. Masak lagi ya sayang?", Ia tersenyum menunjukkan lesung pipinya yang manis.

Seketika aku langsung mengalihkan pandanganku. "Sebetulnya aku ini siapa-mu sih? Pacar atau pembantu?"

Ia memiringkan kepalanya dan membuat ekspresi seperti berpikir, "Mungkin kedua-duanya"

PLUK!!

"Aw, sakit sayang"

"Pergi! Pergi dari rumahku sekarang juga!"

Usai menggetok kepalanya dengan remot TV, aku segera menariknya keluar. Sialan sekali. Jadi selama ini aku pembantunya seperti itu?

Cihhhh.. Aku tidak akan memasakkan makanan lagi untuk tiang listrik itu. Tidak akan mau.

"Aku hanya bercanda. Sayang. Jangan usir aku. Perutku masih lapar"

Aku meringis lagi. Dengan susah payah menariknya hingga pintu keluar, lalu segera ku tendang dan mengunci pintu.

Akhir-akhir ini emosiku sering tidak stabil. Aku lebih sering uring-uringan dan itu karna Namjoon!

Sudah tidak memberi solusi atas masalahku, menyalahkan orang lain dan menganggapku pembantu. Oh!!

"Pergi Namjoon! Kita break! Sampai waktu yang tidak ditentukan"

Ya. Kurasa itu adalah keputusan yang tepat. Aku butuh waktu, mencari alasan kenapa aku bisa seperti ini.

"MWO? ANDWEEE!"
***

Kim Namjoon and Me ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang