3. Until Forever

725 65 1
                                    

Kim Namjoon III ❤❤❤
***
Know you love me, girl
So that I love you~~

Aku meraih ponselku yang berbunyi di nakas. Siapa sih pagi-pagi menelfon? Mengganggu saja. Apa dia tidak tahu tulangku rasanya remuk semua karna 'kencan' kemarin?

"Haloo", Suaraku hampir tidak terdengar.

'Selamat pagi, Love.. May you checking your LINE? I have to send the moodmaker picture'

Huh! Namjoon. Apa pria ini sama sekali tidak merasa bersalah telah membuatku seperti ini?

Tapi hebatnya aku juga menuruti ucapannya. Kuklik ikon hijau dilayar ponselku, dan benar saja ada chat dari kontak 'My NJ ❤'.

Klik!
Eum?

"Ahahahaaha", Aku tidak bisa menahan ketawaku setelah melihat foto yang dikirim olehnya.

'Aku handsome kan?'

Aku mengangguk, meski orang diseberang sana tidak melihatnya.

"Ya, kau imut sekali Rapmon. Ahahha, sikat gigi-nya lucu"

Namjoon mengirim fotonya saat sedang menggosok gigi. Ia terlihat manis sekali, seperti anak kecil saja. Tunggu, sepertinya ada yang berubah dari penampilan Namjoon.

"Astaga! Apa kau merubah warna rambutmu lagi?"

'Heheh, Iya. Aku pikir aku lebih tampan dengan warna rambut grey, Sayang'.

Aku menepuk jidatku sendiri. Demi makanan, Namjoon baru saja mengecat rambutnya menjadi blonde itu dua minggu yang lalu, dan sekarang ia sudah mengecatnya lagi.

"Rambutmu bisa cepat rusak, Mon". Aku menghela napas lelah, padahal masih pagi.

'Tidak apa-apa. Meskipun rambutku rusak, At least masih ada yang mencintaiku kan?'

"TIDAK ADA HUBUNGANNYA MON!"

Klik!
Aku memutuskan sambungan. Akhir-akhir ini aku sering dibikin emosi olehnya. Ia orang yang menyebalkan! Dan orang menyebalkan itu, Boyfriendku. Ah kesalnya.

Klin tung!
'Bersiap-siaplah. Temani aku melamar pekerjaan hari ini'

Huh? Melamar pekerjaan? Memang ada perusahaan yang mau menerima karyawan berambut Grey?
***
Terik matahari semakin terasa saat jam menunjukkan pukul dua siang. Aku dan Namjoon baru saja mengirimkan surat lamaran kerja di sebuah kantor berita.

Setelahnya, Namjoon membawaku ke Kafe favorit kami sejak dua tahun yang lalu.

Meja paling pojok adalah meja dimana kami terbiasa menghabiskan ice lemon tea. Berdua.

"Kau mau pesan apa?", Namjoon bertanya.

"Seperti biasanya"

"Makanannya?"

Aku menggeleng. Aku sudah membiasakan diri sejak dua tahun yang lalu untuk tidak membeli makanan di Kafe ini.

Beberapa saat, pesanan dua ice lemon tea telah datang. Namjoon menggenggam jemari kananku dengan erat, seperti biasanya.

"Apa istimewanya ice lemon tea untukmu?", Namjoon bertanya lagi.

"seistimewa dirimu".

Namjoon menunduk dan tersenyum. Sisi lain Namjoon yang kusukai adalah dia pria yang pemalu.

"Rapmon~", Aku memandang wajah tegasnya.

"Heum?"

"Kenapa dua tahun lalu kau memberikan kancing-mu kepadaku?"

Namjoon semakin mengeratkan genggaman jemarinya. Ia tersenyum, membuatku meleleh seketika. Bibir tebalnya selalu membuatku terpesona.

"Karna aku menyukaimu"

"Kita tidak pernah berkenalan. Dan kita beda kelas. Bagaimana bisa?", Nada bicaraku mulai tidak santai.

"Mataku pernah berkenalan denganmu. Kau ingat?"

Sontak aku menatap mata tajam Namjoon. Tidak, rasanya aku kehilangan cara untuk bernapas.

"Sekarang aku yang bertanya padamu. Kenapa kau mau menerima kancingku?Dan, kenapa kau mau bertahan denganku sampai dua tahun ini sayang?"

Aku tak dapat berkata-kata. Satu soal tentang mata Namjoon belum terjawab sekarang ia menjejaliku dengan pertanyaan yang tak dapat kujawab.

"Kenapa? Aku kan sering membuatmu emosi, selalu kalah, dan posesif. Kenapa kau mau bertahan denganku?"

"Karna aku terlanjur jatuh hati padamu"

Oh shit. Mulut ini. Kenapa begitu enteng berbicara? Aku bukanlah tipe yang suka mengumbar perasaanku kepada Namjoon. Paling paling hanya kata 'I love you, too' yang sering kuucapkan. Tapi kini..

"Terlanjur?"

Aku menyentuh pipi kanan Namjoon. Pria muda ini sangat manis, maskulin dan genius. Itu yang aku suka.

"Secara fisik, aku mencintaimu. Kau adalah tipe-ku selama ini. Jenius, pandai bahasa inggris, tinggi, mata tajam, senyum membunuh, dan maskulin. Aku menyukaimu.."

Namjoon tetap diam, mungkin ingin mendengar kejujuranku selama ini.

"Dan secara hati, kau telah mengambil hatiku sejak dua tahun yang lalu. Meski aku membenci pria berambut pelangi, tapi aku telah jatuh hati padamu, Rapmon. Kau perhatian, kau sangat menyayangiku, pemalu yang emosional, aku menyukai dirimu yang benar-benar dirimu".

Aku menunduk, jemariku berganti mengeratkan genggaman tangannya.

"Terlebih, terima kasih karna telah memilihku kala itu, dan bertahan dengan sifat kekanakanku. Selalu menyemangati diriku dan karya-karyaku".

"Ak.. Aku..", Namjoon meletakkan jari telunjuknya di bibirku.

"I know~"

Namjoon tertawa setelahnya, aku menyukai cara tertawanya. Elegan dan berkesan.

Aku menikmati kegiatan memandang wajah lucunya. Namjoon sangat charming, kalian harus tahu itu.

"I love you, without reason"

Tidak ada kalimat yang paling kusukai selain kalimat tiga kata dari Namjoon.

Kami saling bertukar pandang. Kemudian tersenyum bersama.

Mengabaikan ice lemon tea dimeja yang sudah tidak dingin lagi.

Aku selalu berharap, aku dan Namjoon selalu seperti ini.

Sampai kapanpun.
***

Kim Namjoon and Me ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang