13. Play

3.4K 318 7
                                    

24 juni 2016.

Belum seminggu udh update lagi. Hehehe.

-------------------

"Lisa, apakah kau bisa mengajari pelajaran bahasa Itali sehabis ini? Kau mendapat nilai bagus ujian kemarin. Jadi kukira kau bisa mengajarik," seorang anak berambut pirang dikepang ini bernama Leslie. Leslie menghadang jalanku ketika aku ingin keluar dari kelas bahasa itali. Apakah dia tidak memikirkan bahwa dia mungkin memberatkanku?

"Emm sepertinya aku...." aku pura-pura mencari alasan yang bagus. "Kumohon, Liz," wajah Leslie menampakkan wajah memohon.

Haruskah aku beramah-tamah dengan orang lain walaupun sebentar saja?

"Tidak bisa!" pekik ku tiba-tiba yang membuat Leslie terkejut. "Aku sangat sibuk hari ini. Maaf," aku berusaha sesopan mungkin menolaknya, tapi sepertinya dia tidak menyerah juga.

"Memangnya kau ada urusan apa?"

"Hmm banyak," ujarku sambil menyunggingkan senyum palsu. "Anak pintar memang beda ya. Kalau begitu lain kali saja," dia pergi menjauh. Aku melihati Leslie terus hingga dia menghilang di kerumunan.

Aku rasa Leslie anak yang baik. Pikirku.

Apakah aku mulai percaya dengan pertemanan? Tidak mungkin.

Hari ini aku membawa mobilku, karena sore ini aku harus pergi ke suatu tempat dan karena ini sudah jam pulang sekolah aku harus bersiap.

Ya, aku memang akan datang ketempat yang disuruh pesan tak bernomor itu. Gudang flow tidak terlalu jauh dari sini. Tempat itu tadinya bekas toko materials, tapi sudah tidak digunakan lagi mungkin karena kebangkrutan.

Sekarang masih pukul dua, jadi masih ada waktu dua jam lagi untuk kesana. Tapi kalau aku pulang sekarang cukup jauh untuk pergi ke gudang flow nanti.

Jadi aku memutuskan untuk tetap di sekolah untuk mengahabiskan waktu. Di sekolah masih banyak orang. Ada yang sedang eskul, mengerjakan tugas tambahan, dan hanya sekedar malas pulang kerumah.

Aku pergi menuju perpustakaan. Perpustakaan ada dibelakang sekolah yang langsung menuju hutan. Kota ini memang kota kecil jadi ada hutan dimana-mana.

Di dalam perpustakaan cukup ramai. Tidak seperti dugaanku, banyak yang sedang membaca buku atau mengetik di laptop mereka.

Aku mencari-cari buku yang bisa kubaca dirak perpustakaan yang besar ini. Fiksi, sastra, fiksi ilmiah. Aku menyusuri rak satu persatu.

Akhirnya aku mengambil buku tipis dengan sampul yang sudah usang.

Aku membaca buku itu tapi kadang-kadang aku bermain ponsel juga. Aku merenggangkan tubuhku dan bersandar ke bangku. Kaca-kaca besar jendela perpustakaan yang menghadap ke hutan mulai berembun. Mungkin karena ini sudah mulai memasuki awal musim dingin.

Jika seperti ini terus bisa-bisa aku akan tidur disini. Jadi aku memakai headset dan mendengarkan lagu.

Ketika tinggal tiga puluh menit lagi menuju jam empat aku pergi dari perpustakaan.

Sebelum pergi ke gudang flow aku membeli kopi untuk menghilangkan rasa kantuk yang menyergapku ini.

Aku menuju parkiran dan menaruh kopiku diatas kap mobil honda ku ini, sementara aku mencari-cari kunci mobil di tasku.

"Ini dia," gumamku ketika berhasil meraba kunci mobil di dalam tasku. Kuambil kopiku dan masuk kedalam mobil.

Kuteguk kopiku yang masih mengepulkan uap lalu menyalakan mobilku.

Immortal SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang