6. Same like you

4.6K 443 23
                                    

Cowok ini menciumku tepat di bibir.

Untuk pertama kalinya dalam kehidupanku yang dulu ataupun yang sekarang aku tidak pernah dicium oleh seorang cowok.

Tapi sekarang cowok yang tidak kukenal sama sekali menciumku.

Aiden menatapku. Dia diam ditempat. Lalu dia langsung menghampiri kearah kami dengan secepat kilat.

Krakk!

Aiden meninju rahang cowok itu. Aku merasa ngilu mendengar bunyi tulang yang patah itu, tapi hanya sesaat—saat tersadar dia yang menciumku dengan tiba-tiba.

Aku menyingkir.

Entah kenapa aku dengan bodohnya menyingkir diantara mereka berdua. Karena itu sangat salah, justru mereka jadi lebih brutal.

Mereka berkelahi dengan sengit. Mereka berkelahi karena aku.

Aku.

Orang-orang mulai mengkrumuni. Lalu akhirnya kulerai mereka dengan susah payah. Disaat seperti inilah kugunakan keahlianku dalam kravmaga untuk menarik tangan Aiden.

Cowok tadi nyengir kearahku walaupun darahnya mulai menetes dari dagunya.

Tapi cowok itu benar-benar tak terlihat kesakitan.

Kutarik Aiden menjauh dari cowok itu. "Ada apa dengan mu?" well aku tetap bertanya walaupun aku sudah tahu jawabannya.

Aiden tak menjawab, tanda-tanda lebam mulai terlihat di wajahnya yang rupawan.

"Ayo ikut aku," kataku sambil menggandeng tangan Aiden.

Aiden hanya diam ketika kuobati lukanya. Sesekali dia mengerang kesakitan dan setelah itu dia tidak bilang apa-apa lagi.

"Istirahatlah, aku akan menunggumu istirahat." Aiden ingin mengelak tapi dia menutup mulutnya kembali.

Tak lama kemudian napas Aiden mulai teratur. Rambut pirangnya yang acak-acakkan terkena sinar mentari. Pada saat itu untuk pertama kalinya aku melihat Aiden sangat menawan. Jenis menawan yang membuatmu terhipnotis. Aiden begitu tenang.

Untuk beberapa lama aku hanya menatap keelokannya selama dia tidur. Dan aku merasa seperti seorang pencuri yang mengendap-endap.

Aku terbangun melihat Aiden sudah ada di depanku. Tepat di depan wajahku. Aku mundur sedikit dari kursiku dan Aiden ikut mundur. Dia juga terlihat sama terkejutnya denganku.

Aiden mengusap-usap tengkuknya. "Maaf, aku sungguh tidak melakukan apa-apa." dia terlihat malu.

"Emm tidak apa." aku tertunduk. Belum pernah kulihat Aiden tersipu.

Kami pulang bersama. Aiden yang mengajakku dan aku tidak menolak.

Ketika mobil jeep Aiden di berhentikan di depan halaman rumahku, dia tidak bilang apa-apa. Aku turun dan langsung masuk ke rumahku. Tanpa melihatpun aku tahu Aiden masih ada disana ketika ku sudah di dalam rumah.

***

Sudah dua hari ini aku dan Aiden tidak bertemu. Lagipula ini yang terbaik dan aku masih trauma dengan kejadian petir waktu itu ketika bersamanya.

Aku melihat cowok yang waktu itu menciumku di lorong. Mengingatnya saja sudah membuatku mual.

Dia terlihat sedang tertawa sambil dikrumuni beberapa cewek.

Terlihat sekali tipe cowok seperti itu.

Aku tetap berjalan melewati kerumunan itu. Peduli amat sama cowok gila!

Immortal SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang