ten

126 22 9
                                    

erbicara selama hampir dua jam dengan batu nisan mungkin hal yang teraneh menurutmu. Tapi tidak untukku. Ya, satu setengah jam yang lalu aku terpaksa membolos karna mood ku menjadi mahasiswi yang tekun hilang semenjak dosen tua bangka itu mengusirku dari kelasnya.

Dan disinilah aku, di makam Harry. Aku menceritakan semua hal beberapa hari belakangan ini. Entah mengapa itu dapat membuatku lega.

"Ya Harry, bahkan detik-detik Lady akan kembali pun ada saja hal yang membuatku sedih. Kau tahu, aku hanya tidak ingin Lady melihatku seperti ini" terangku sambil menggerakkan tanganku ke udara.

"Biasanya disaat aku hilang arah kau selalu menjadi petunjukku" ujarku sambil terkekeh pelan.

"Harry, kurasa aku mulai lelah sedari tadi berjongkok, dan mengobrol bersamamu. Aku tau kau mendengarkan semua ceritaku, tapi kurasa aku harus pergi. I love you as always Hazz" ucapku dan kemudian bangkit dari posisiku, tapi saat akan melangkah menjauh ponselku berdering di dalam tasku pertanda ada panggilan masuk, dengan segera aku mengambilnya. Saat kulihat terdapat nama Lady disana.

"Ya halo?" Ucapku sembari mengangkat teleponnya

"Eum, Ken? Sebentar lagi aku akan mendarat. Bisakah kau menjemputku sekarang? Uhh, jika kau masih di kampus aku bisa-"

"Ya, aku akan menjemputmu" sergahku dan segera memutuskan sambungan teleponnya. Bahkan memintaku untuk menjemputnya saja ia banyak bicara.

Segera aku melangkah keluar dari pemakaman dan menuju mobil.
Sesampainya di kursi kemudiku, aku segera memasang sabuk pengaman dan menyalakan mesin, setelahnya melajukan vintage car biruku.

****

Aku melajukan mobilku pelan saat sampai di muka bandara. Aku mengedarkan pandanganku berharap menemukan Lady tetapi batang hidungnya saja tidak terlihat, segera aku menghentikan mobilku dan hendak bertanya kepada petugas. Saat aku hendak bertanya kepada petugas tiba-tiba tubuhku terdorong kedepan karena ada seseorang yang memelukku dari belakang, tangannya melingkar sempurna di tubuhku. Dengan segera aku melepaskan tangannya dan membalikkan badan.

"Ohh God! Lady!!!" Pekikku terkejut melihat siapa yang memelukku tadi.

"Yes i'm!!" Balasnya tak ingin kalah denganku.

"Shit, bagaimana kau bisa mengenaliku saat kau hanya melihat punggungku?" Ujarku sambil mengibaskan tangan di udara memberi kesan dramatis.

"Kau kakakku" balasnya sambil menunjukkan senyum manisnya.

"Baiklah, lebih baik kita pulang. Mom pasti tak kalah senangnya seperti aku" ujarku sambil merangkulnya. Kami berjalan menuju vintage baby blue milikku.

"Wow, baby blue masih sangat keren" ujar Lady setelah duduk di kursi penumpang

"Sure, aku yang merawatnya" ujarku membanggakan diri, setelahnya aku melajukan mobilku.

Selama perjalanan menuju rumah Lady hanya menganggukan kepala karena ia sedang menikmati lagu di radio.

"Uhmm, kau bilang kau kemari bersama kekasihmu" tanyaku kepadanya yang masih asyik menganggukan kepala

"Yeah, itu benar. Tetapi ia sudah terlebih dulu dijemput oleh pamannya"

"Apakah dia temanmu di kampus?" Entah mengapa aku menanyakan hal itu kepada Lady.

"Ugh, yeah. Kami satu kampus. Dia adalah tetangga teman satu kelasku" jawabnya sambil menggidikkan bahu

"Berapa lama kau berhubungan dengannya" bahkan aku terus menanyai tentang pacarnya.

ANOTHER TIME, THE SAME LOVE [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang