11

180 28 10
                                    

"Hey, apakah aku sudah mengatakan padamu jika kau terlihat liar dengan rambut pirangmu itu" celetuk Lady saat kami sedang bermalas-malasan an di depan televisi. Ya ini hari minggu tentunya.

"Hmm, aku tidak menyuruhmu berkomentar tentang rambut sialanku, Lady sayang" balasku malas sambil memutar mata dan diiringi kekehannya.

"Aku kelewat bosan jika sepanjang hari melakukan movie maraton. Apakah kau tidak bosan?" Ujarku lagi-lagi memutar mataku dengan malas.

"Tidak, justru aku sangat merindukan suasana bermalas-malasan seperti ini. Kau tahu? Disana aku selalu sibuk, dosen gilaku itu terlalu memonopoli waktuku untuk bermanja-manja dengan kasurku" balas Lady dengan sedikit nada sarkas aku hanya menyengir.

"Apa kekasihmu tidak mengajakmu keliling New York?"

"Yaa, tadinya. Tapi aku menolak aku bilang jika aku mengalami jetlag berlebihan sebagai alasan." Aku hanya terkekeh dibuatnya.

"Ughh, alasan yang konyol, Sharp. Well, kurasa aku akan pergi ke Starbucks dekat perpustakaan kota. Apa kau mau ikut denganku?" Tanyaku, berharap ia akan ikut.

"Sudah kubilang, aku hanya ingin bermalas-malasan sepanjang hari. Pergilah jika kau ingin pergi, pirang!"

"Kau bilang aku apa, bibir tebal?!!" Ujarku dengan nada sarkastik di akhir kalimat.

"Shut up, new blonde!!! Kau hanya perlu tahu, bibirku tidak tebal tapi sexy. Yeah, kekasihku menyukainya" balasnya dengan sedikit nada desahan yang membuatku bergidik. Tanpa perlu waktu panjang aku melesat ke kamar untuk bersiap-siap.

Aku memilih turtle neck berwarna oranye gelap, dan short jeans skirt dengan ripped di beberapa bagian. Kuraih boot cokelat muda ku dan hand bag berwarna hitam milikku. Aku segera melesat keluar rumah, sebelumnya aku sudah berteriak seraya pamit kepada mom yang sedang membaca majalah Vogue favoritnya di kamar.

Aku memutuskan untuk berjalan kaki, karena cuacanya sangat mendukung. Kuraih kacamata hitamku di dalam hand bagku dan memakainya, agar tidak silau terkena kilatan cahaya matahari.

 Kuraih kacamata hitamku di dalam hand bagku dan memakainya, agar tidak silau terkena kilatan cahaya matahari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar 15 menit berjalan kaki aku sudah sampai di Starbuck pusat kota yang cukup ramai pengunjung. Aku sering kemari jika suasana hatiku sedang buruk, atau cuaca sedang dingin. Ku lepaskan kacamata hitam milikku dan melangkahkan kakiku  memasuki restoran kopi yang mendunia ini.

 Ku lepaskan kacamata hitam milikku dan melangkahkan kakiku  memasuki restoran kopi yang mendunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANOTHER TIME, THE SAME LOVE [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang