Pict: Riana Putri Vanesa a.k.a Bu Riana
Hollaaaa....\(>o<)/ lepi author dah benerrr!! asyiikkk.
oke yang tadi abaikan. :D
Happy reading~
><><><><><><>><><><><><><><><><><><><><><><><><><><
Aku mengusap wajahku cemas. Rasa khawatir ketika melihatnya begitu pucat seakan begitu mengingatkan semua mimpi burukku. Akan semua masa laluku. Demi tuhan, ini sangat konyol. Merasakan rasa dingin akan tubuh salah satu muridku mengingatkanku akan suhu tubuh seseorang. Kembali aku mengusap wajahku.
"Andre." Panggil seseorang dengan lembut. Tanpa aku menoleh pada asal suara itupun aku tau siapa yang memanggilku. Dia datang dan mengusap pundakku pelan. "Istirahat dulu deh. Ini aku bawakan makanan dan baju gantimu."
Aku mengangguk mengerti tapi masih enggan untuk menoleh. "Andre, Adamani sudah membaik keadaannya. Pulanglah dulu. Mama khawatir padamu."
"Tapi aku khawatir padanya, Riana."
Jujur aku sadar semenjak pesta tadi malam aku bahkan untuk memejamkan matapun tak bisa. Rasa khawatirku selalu memaksaku untuk membuka mata. Alhasil kini penampilanku tentu sangatlah kusut. Tapi aku tak peduli.
"Andre. Aku yang akan jaga, Adamani dan Anastasia. Sampai orang tua mereka datang." Seakan di tampar oleh palu bermuatan 10 ton. Membuatku berdiri dengan reflek. Aku membulatkan mataku. Astaga! Aku melupakannya. Aku mengelus kepala Riana dan segera mengambil pakaian dan segera menyambar kunci mobil dan berlari keluar.
Astaga! Bagaimana mungkin aku melupakan itu. 'dia' tentu pasti akan datang kemari. Mengingat kemarin malam anastasia menelpon ortunya sambil menangis sehisteris itu. Aku mengambil jalan menuju gerbang belakang. Aku masih belum siap bertemu dengannya. Karena semua akan semakin berantakan bila aku bertemu dengannya. Aku mengeratkan kepalanku.
Bagaimana aku bisa lupa mengenai rahasiaku. Bahkan saat aku mengawatirkan bocah itu aku seakan lupa semua rahasia yang harusnya aku jaga. Dengan cepat aku menuju parkiran dan mobilku yang bertengger manis di sana. Aku membukanya dan duduk menenangkan degup jantungku yan tak beraturan. Aku memejamkan mata sambil bersandar pada kursi kemudi. Rasa gugup kini mengendalikanku sekarang. Seakan semua kembali terulang dengan manis. Aku menghirup udara dan menghembuskannya secara perlahan. Aku berusaha menenangkan rasa gugupku yang masih belum saja meredah.
*flashback on*
"Mooom. Lihat. Kupu-kupu itu! Kau harus lihat." Teriak seorang bocah sambil berlarian mengejar kupu-kupu yang terbang menjauh.
"Adan! Jangan lari! Kamu tak boleh berlari!" teriak seorang lelaki manis yang kuwalahan mengejar bocah itu. Terlebih dia sedang menggandeng seorang gadis manis di sampingnya.
"MOM!! Kemarilaahh!! Cepat!" teriak bocah itu kembali.
"Adan! Kembali! Mom akan marah padamu nanti!" ancam lelaki imut itu.
Aku yang melihat kejadian itu hanyalah tersenyum kecil. Ada ya keluarga konyol seperti mereka. Aku menatap bocah itu yang sedang menangis. Aku tersenyum terhadapnya, lalu mencoba memanggilnya dengan cara melambaikan tangan pada bocah itu. Bocah itu yang seakan melihat panggilanku diapun berhenti menangis, dan datang menghampiriku.
"Ada apa kak? Ada yang bisa di bantu?" ucapnya manis. Membuatku gemas.
Aku mengusap kepalanya lembut lalu mengambil setangkai bunga di sisi kursi rodaku. Dan menyuruhnya dia diam dan menunggu. Dan beberapa saat ada kupu-kupu yang datang pada tangkai bunga itu. Bocah itu terlihat senang melihatnya. Membuatku kembali tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Between of Shadow (MxBxB) (Yaoi)
Teen Fictionsquel book no 2 from "i and you in your past" jangan salahkan aku yang telah mencintaimu. karena cinta akan datang kapanpun, di manapun, dan dengan siapapun. salahkah aku yang mencintaimu? cinta itu buta... cinta itu juga tentang rasa cinta juga s...