9%

5K 394 68
                                    

yaaahhhoooo...gomen, gomen. saya baru mudik tadi. Naik pesawat...teruss, kena delay...terus..#CurhatCeritanya oke lupakan. sekarang saya ada di Lampung!!! yyaaatttaaaa. \(^0^)/ kalian harus tauu, saya buat cerita ini ulang dari awal. maksudnya part ini. padahal di lepi saya sudah ada draftnya. huft..

sama bunda gak boleh bawa lepi. jadinya ngetik malam-malam pake notebook saudara.. errrr. dengan ingatan lupa-lupa ingat. yaaa, semoga aja nyambung sih. #SeingatkuCeritanyaGini.

oh yaaa. saya baca komen kalian. sepertinya di sini ada kesalahpahaman. ^^

di cerita Hei, Troublemaker! yang memiliki adik adalah Andara. bukan Adrian (ibu Adan). Adrian itu anak tunggal. dia hanya memiliki ibu tiri, kakak dan adik tiri. ingat yaa. yang punya 'adik' laki-laki hanyalah Andara. maaf, sepertinya nice_c3 salah tulis. :D

karena itu di sini saya luruskan. ^^

happy reading~~~

><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><

"Hai perkenalkan namaku adalah Ramadion vertalues. Panggil saja Dio." Aku menatapnya yang kini berdiri di hadapanku dengan kaki dan tangan bergemetar. Dia menyuguhkan tangannya yang bergetar itu untuk menyambut tanganku. Akupun menyambutnya dengan senang hati.

"Yo! Kenalin aku, Adamani Givano Pradwiga. Kamu bisa panggil aku Adan."

"Kalau Vano bagaimana? Kamu terlihat keren saat di panggil Vano." Aku memikirkan perkataannya. Lalu mengangguk setuju. Aku tersenyum padanya menyambut uluran tangannya. Apa dia gugup? Kalau benar berarti itu sangat menggemaskan.

Pertama kali. Orang pertama yang memanggilku dengan panggilan Vano adalah Dio. Dialah sahabat pertamaku saat aku menduduki sekolah dasar (SD). Dia begitu ceria, dan baik hati. Dia selalu menjadi pelindungku, saat aku mendapat masalah. Dia menjadi penolongku saat aku mengalami kesusahan. Hanya Dio yang mengerti aku. Dan semua itu terasa sangat menyenangkan. Karena baru kali ini aku mendapatkan sahabat yang sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri. Karena itulah impianku. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sama sepertiku.

"Vano! Sini! Sini! Aku sudah mencarikanmu tempat duduk." Aku menghampirinya dengan raut wajah heran.

"Kamu melakukannya lagi Dio?" orang yang di tanyai hanya cengengesan merasa tak berdosa. Aku menghela nafas. "Dio..sudah aku katakan kita bisa kok duduk di luar. Bagiku sama saja." Ucapku sambil duduk di hadapan Dio yang masih dengan cengirannya.

"Tidak bisa! Aku akan melindungimu. Tidak baik kamu makan di luar kantin."

"Tapi.."

"Vano! Aku nggak mau kamu sakit! Aku akan selalu berada di manapun kamu berada. Karena aku...adalah pahlawan pelindungmu."

Aku terkekeh mendengar perkataannya. Melihat senyumnya yang lebar itu membuatku mengerti, dia berharga bagiku. "Baiklah! Kamu 'Pahlawan Pelindungku'."

Semenjak itu kemanapun aku berada di sampingku selalu ada Dio. Dan kemanapun Dio berada selalu ada aku. Tapi semua berubah ketika Dio memperkenalkan saudaranya yang sakit-sakitan. Tampak dariku dia begitu sangat menyayanginya. Terlihat dari pancaran matanya yang terasa lembut dan penuh perhatian.

Ziondales Hugges Carelon. Anak dari kakak dari ibu Dio yang sudah meninggal. Zion di asuh oleh ibu Dio. Begitulah Dio selalu bercerita. Mendengarnya bercerita yang selalu mengenai Zion, Zion, dan Zion, membuat ada rasa cemburu dan iri dalam hatiku. Aku begitu tak terima, keberadaan Zion merebut Dio dariku.

[2]Between of Shadow (MxBxB) (Yaoi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang