Aku adalah gadis yang saat dilahirkan sebagai gadis yang menderita, bagaimana tidak? Diumurku yang masih bayi sekalipun, Tuhan telah mengujiku dengan ujian terberat dan sangat beresiko akan kematian, ya, aku menderita penyakit paru-paru basah.
Mendengar hal itu dari dokter, tidak membuat ibuku patah semangat, ia tetap berharap dan berdoa kepada Tuhan akan kesembuhanku. Setiap hari aku diberi obat khusus dan tidak boleh berhenti mengkonsumsi obat itu. Beliau percaya, kalau aku bisa sembuh dan hidup seperti anak kebanyakan.
Satu tahun setelah itu, aku dinyatakan sembuh dari penyakitku, aku dan keluargaku sangat bersyukur, aku tidak jadi bertemu dengan kematianku saat itu. Namun, perkembanganku sangat diperhatikan dan orang tuaku jadi over-protektif kepadaku. Karena mereka tahu, badanku jadi lemah dan mudah tumbang karena efek dari obat yang kukonsumsi selama setahun ini.
Hal ini membuatku menjadi anak yang cengeng dan kurang bisa bersosialisasi. Saat masih diumur tiga tahun, aku lebih banyak menghabiskan waktuku untuk bermain dirumah, dan mungkin itu sangat membosankan untuk anak yang sedang asik-asiknya bermain dengan temannya. Aku menuruni sedikit tanjakkan saja tidak bisa, apalagi berlari bebas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Memories
Non-Fiction"I've lied and always hurt my own feeling for others happiness. And, i never regret what i've done. I'm happy if they're happy," -me