Aku adalah murid pindahan. Saat pertama kali aku masuk ke kelas, aku disambut meriah oleh teman baruku. Mereka penasaran akan aku dan mulai mendekatiku secara keroyokan, sehingga membuatku sedikit kaget dan takut. Tapi aku tetap tersenyum dan mulai bermain dengan mereka.
Suasana sangat akrab dan tidak ada masalah sedikitpun sampai akhinya aku menyukai seorang temanku secara diam-diam hingga, ntah bagaimana dan dari siapa ia mengetahuinya. Okay, sebenarnya aku tidak mempermasalahkan itu.
Sebenarnya aku tidak mengingatnya secara pasti. Sampai datang saatnya aku mulai dijauhi teman-temanku satu kelas dan aku dibully dengan julukan yang amat tidak enak didengar. Yah, aku tidak mengerti kenapa aku dijauhi saat itu, aku tidak melakukan kesalahan atau melakukan hal yang tidak mereka sukai. Justru aku membantu mereka.
Tapi apa yang aku dapat? Well, gara-gara ini, secara mentalku menjadi jatuh dan sedikit depresi, tapi hebatnya, orangtuaku sampai sekarang tidak mengetahui ini. Dan ternyata saat masih kecil, aku sudah hebat menyembunyikan emosi dan perasaanku. Ntahlah aku harus bangga atau malah kasihan.
Sejak saat itu, aku jadi lebih nyaman bermain dengan orang yang lebih tua denganku, sehingga secara mental, mentalku sudah setara dengan anak remaja saat itu. Kurang lebih 7 tahun lebih maju dari umurku yang sebenarnya. Namun, aku tidak menyukai acara tv sinetron seperti anak di sekolah kebanyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Memories
Non-Fiction"I've lied and always hurt my own feeling for others happiness. And, i never regret what i've done. I'm happy if they're happy," -me