Beberapa minggu setelah itu, mereka putus. Ntah aku tidak mengerti kenapa. Jelasnya aku lupa ahahaha. Dan, entah ada angin apa dia mengirimiku pesan dan akhirnya kami dekat dan bertukar nomor telepon. Kamipun berteman. Yap, saat itu, sebenarnya aku menginginkan lebih dari teman. Tapi aku menyimpan perasaan itu dan tidak mau memberi tahu kesiapapun.
Namun, saat kami bermain jujur atau berani. Sudahlah, semua terbongkar. Rasanya aku sangat malu dan malas untuk menanggapi pesannya, kuingin memblokir semua kontaknya dan tidak mau lagi mengobrol dengannya.
Ntah kenapa, akhirnya kami resmi pacaran. Dan,uh, aku seperti teman makan teman. Aku merasa aku sangat gila, dan untuk beberapa saat aku tidak menghubungi Rika.
Pada akhirnya, dia tahu dan dia kaget. Aku menjelaskan semuanya dan terpaksa jujur demi persahabatan kami. Dia menjelaskan semua sifat-sifatnya dan aku lebih memilih untuk percaya kalau dia bukan orang yang seperti itu.
Aku seperti seorang pengkhianat, yang lebih percaya pada kata hati daripada nasihat dari sahabatku sendiri. Entah kenapa, hubunganku selalu berakhir selama empat bulan. Dan selama empat bulan itu, aku tidak berkontak lagi dengan Rika, ntah kenapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Memories
Non-Fiction"I've lied and always hurt my own feeling for others happiness. And, i never regret what i've done. I'm happy if they're happy," -me