Saat itu aku masih kelas delapan, dan saat di kelas, aku bersahabat dengan keempat gadis yang bisa digolongkan sebagai orang pintar. Angel, Dewi, Janah dan Anggita. Kami bersahabat dengan baik, dan kadang ada pertengkaran kecil diantara kami. Namun itu tidak pernah sejahat dan selama dulu. Paling lama hanya bertahan dua hari.
Hm, orang yang paling galak dan tegas diantara kami berlima adalah Anggita. Hm, aku paling dekat dengan gadis yang satu ini. Bisa dibilang dia sangat frontal dan blak-blakan. Namun, ia adalah sosok yang paling hangat dan perhatian dari yang lain. Kami cocok satu sama lain dan persahabatan kami masih bertahan hingga sekarang.
Dan, ini yang sedikit eksklusif dari yang lain, saat aku masih menjadi admin di fp anime, ada seorang pemuda yang awalnya sangat menyebalkan tapi saat aku semakin kenal dengannya, aku merasa cocok dan sangat nyambung saat kami mengobrol. Sehingga aku sering berkata kalau kita adalah duplikat, satu roh yang sama di dua raga. Dia adalah Prawira. Aku sudah mengenalnya sejak kelas 8 awal, kurang lebih 2 tahun yang lalu.
Kami sering bertukar cerita dan dia sering meminta saran kepadaku, dan juga sering ia mengejekku. Namun, kadang ia skakmat denganku, tapi dia sering seolah-olah tidak skakmat dan berusaha membalikkan keadaan. Yah, tipikal tsundere.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Memories
Non-Fiction"I've lied and always hurt my own feeling for others happiness. And, i never regret what i've done. I'm happy if they're happy," -me