Disapointed

38 5 0
                                    

Thalia POV

5:00pm

Gue melihat jam yang tertera di dinding kamar gue, 2 jam lagi Cam akan jemput gue. Gue senang, akhirnya gue dan Cam akan nge-date, gue juga udah cerita sama si Harry dan respon nya dia cuma 'oh'. Belum gue usir sih dia.

"Thalia," panggil Mom gue dari luar kamar gue. Gue pun berjalan menuju pintu kamar dan membuka nya.

"Yes Mom?"

"Mom sama Dad harus pergi ke Brooklyn sekarang, kamu disini sama Harry ya. Mom sama Dad cuma pergi 2 minggu kok, nanti pulang." Gue tersentak. Kenapa tiba-tiba kayak gini?

"Kok mendadak banget sih Mom?" Tanya gue. Gue merasakan mata gue memanas, walaupun gue udah 19 tahun tetap aja gue pasti nangis kalau ditinggal Mom sama Dad.

"Sebenarnya ini udah dari kemarin-kemarin, tapi Mom lupa bilang sama kamu. Dad kamu sekarang udah perjalanan menuju bandara,"

"I'll miss you, Mom." Ujar gue memeluk Mom gue. Finally, gue nangis.

"Jangan nangis, kata nya nanti malem mau nge-date." Ujar Mom gue menghapus air mata gue. Gue pun tersenyum.

"Udah ya, Mom mau ambil koper dulu di kamar terus langsung pergi. Mom udah titipin kamu sama Harry." Ujar Mom gue tersenyum.

"Good bye, honey." Ujar nya. Gue pun memeluk nya sebentar lalu kembali masuk ke dalam kamar.

Gue merebahkan diri gue diatas kasur empuk gue, gue pasti akan kangen sama Mom dan Dad. Tapi, gue ngga boleh sedih, malam ini harus jadi malam yang istimewa, mending sekarang gue mandi.

"Can't wait to dating with you, Cam."

****

6:57pm

Sebentar lagi Cam pasti akan dateng jemput gue, gue menatap diri gue di depan cermin dan tersenyum. Ini dating pertama gue sama Cam, gue ngga bisa nahan perasaan senang gue. Gue udah sms Cam tadi tapi belum dibalas, mungkin dia dijalan.

Gue pun berjalan menuju keluar kamar, gue menuruni tangga dengan hati-hati karna gue menggunakan dress, ngga panjang sih tapi cukup susah untuk jalan.

"Iyadeh yang mau nge-date," celetuk Harry dari arah dapur yang sedang menuangkan jus. Gue memutar bola mata gue dan berjalan menuju sofa ruang TV, gue akan menunggu Cam disana.

"Mau kemana lo?" Tanya Harry yang baru saja duduk disamping gue dan menaruh gelas nya di meja.

"Nge-date."

"Gue tahu, tapi kemana?"

"Gatau," jawab gue. Dia pun menggelengkan kepala nya lalu kembali menatap layar TV.

7:13pm

Gue mencoba mengirim sms pada Cam namun tidak ada balasan, mungkin dia masih di jalan. Iya, masih dijalan.

7:30pm

Gue udah mencoba menelpon Cam namun nomornya ngga aktif, gue terus menunggu dengan gelisah. Ini udah lewat setengah jam dari waktu yang ia janjikan.

"Lo janjian jam berapa?" Tanya Harry.

"7,"

"Sekarang udah jam setengah 8," ujar nya lagi. Gue memutar bola mata gue.

"Gue tahu!"

8:02pm

1 jam. Ini udah lewat satu jam, dan Cam belum datang juga. Gue berusaha berpikir positif, mungkin Cam terkena macet dijalan.

8:36pm

Gue masih setia menunggu Cam di sofa ruang TV, gue udah mencoba menghubunginya berkali-kali namun ponsel nya ngga aktif. TV bahkan sudah mati, Harry sudah tidak disamping gue lagi dan pergi ke kamar nya.

****

Harry POV

Gue mengambil ponsel gue yang berada di atas nakas, gue harus telpon Kenny dan memberitahu ini.

"Hallo?" Sapa Kenny dari seberang sana.

"Ken, kamu tahun kan Thalia hari ini nge-date?" Tanya gue to the point.

"Tahu, dia udah berangkat daritadi kan? Dia kan dijemput jam 7."

"Itu masalah nya, Cam sampai sekarang belum jemput. Kasihan dia, daritadi nungguin." Ujar gue. Gue benar-benar kasihan lihat Thalia.

"What?! Hampir dua jam dia nunggu, gila ya Cam. Terus gimana?"

"Aku gatau, kasihan dia Ken." Ujar gue.

"Aku bakal suruh Justin dateng kesana, sekarang kamu temuin Thalia. Jangan bilang Justin mau kesana, Thalia sedih banget pasti. Aku mau kamu usaha buat dia marah atau jailin dia kek sampai Justin dateng, buat dia lupa untuk nunggu."

Gue tersenyum, that's bestfriend goals. Gue senang Thalia punya sahabat kayak Kenny. Gue mematikan sambungan telpon gue dan menemui Thalia di ruang TV, gue melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Thalia," panggil gue pelan seraya duduk disamping nya.

"Hm?" Jawab nya datar. Gue tahu dia pasti kecewa banget, dan kayak nya dia nangis. Soalnya make up nya udah berantakan, gue mengepalkan tangan gue. Gue akan membalas perlakuan Cam.

"Udah malem lo ngga tidur?" Tanya gue. Dia menoleh dan mengerutkan kening nya.

"Lo gila? Gue mau nge-date, gue ngga akan tidur."

"Tapi.."

"Udah deh lo sana tidur!" Suruh nya.

"Gue takut tidur sendiri,"

"Maksud lo? Lo mau tidur sama gue? Eh kiting, lo udah gede." Ujar nya memutar bola mata nya. Gue tersenyum, gue berhasil membuat dia marah dan lupa sama acara sia-sia nya buat nunggu.

"Gue tadi abis liat setan," ujar gue ngarang. Dia terkekeh.

"Ada-ada aja lo kiting, palingan juga lo ngeliat diri lo sendiri di kaca, terus lo sadar kalau lo itu setan."

"Jahat."

TIN..TIN..

"Cam!" Seru nya semangat. Dia pun berjalan menuju pintu rumah.

"Justin." Ujar gue dalam hati. Gue menyusul Thalia ke depan. Setelah security membukakan pagar mobil Justin pun terparkir sempurna di garasi rumah Thalia.

"Mobil Cam kok kayak mobil Justin ya," ujar Thalia. Justin pun keluar dari dalam mobil nya, Thalia menghembuskan nafas nya kecewa, dia pun masuk ke dalam rumah.

"Just, Thalia sedih banget. Gue minta tolong banget sama lo, buat dia senyum." Pinta gue dan Justin mengangguk. Dia pun masuk ke dalam rumah dan menghampiri Thalia yang duduk di sofa tadi.

"Thal," panggil Justin memegang bahu Thalia. Thalia menoleh, Thalia menangis, air mata nya terus berjatuhan.

Justin pun duduk disamping nya dan memeluk nya, Thalia pun membalas pelukan Justin. Dia menangis di dada bidang Justin, gue ngga bisa lihat Thalia nangis kayak gini.

"Jangan nangis," ujar Justin mengelus punggung Thalia. Thalia semakin menangis, gue tahu dia kecewa banget.

"Air mata lo terlalu berharga, Thalia." Ujar Justin. Justin pun melepaskan pelukan nya dan memegang wajah Thalia dengan kedua tangan nya. Justin menghapus air mata Thalia.

"Lo udah jelek, kalau nangis tambah jelek." Ujar Justin. Thalia pun memukul lengan Justin seraya tertawa.

"Tuh, tetep jelek sih walaupun ketawa."

"Justin!"

"Iyaiya, ikut gue yuk?" Ajak Justin.

"Kemana?"

"Udah ikut aja, sayang udah rapih gini masa dirumah aja." Ujar Justin. Thalia pun mengangguk.

"Gue ganti baju dulu,"

Love You Like A Love SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang