Tujuh bulan lamanya Raja Saleh pergi meninggalkan istana, dan akhirnya sang raja berhasil menemukan seorang gadis yang atas petunjuk sang Dewata dan membawanya ke istana. Sang raja pun menikahi gadis desa itu dan raja juga mengadakan pesta selama tujuh hari tujuh malam, seluruh istana dan seluruh rakyat ikut berpesta, dan seluruh penduduk desa asal sang putri itu juga ikut berpesta. Kebahagiaan terpancar disetiap wajah diseluruh pelosok negeri tersebut, banyak juga para raja, para saudagar kaya, datang untuk menghadiri pesta pernikahan sang raja tersebut.
Setelah selesai pesta, semua kembali seperti semula. Semua rakyat makin giat bekerja, tidak ada yang bermalas-malasan, semua ikut merasakan kebahagiaan sang raja.
Bulan demi bulan terlewati dan kini setahun telah berlalu tapi belum juga ada tanda-tanda sang ratu mengandung. Tapi sang raja dan seluruh rakyat tetap berbahagia. Hingga tahun kelima, penasehat raja dan rakyat sudah mulai berbisik-bisik, bertanya, kenapa sang raja belum juga punya keturunan, tetapi raja Saleh tidak pernah mempersoalkan atau mempermasalahkan hal itu.
Kini sudah hampir 10 tahun Ratu Kemuning pun tidak tahan lagi mendengar semua desas desus yang ada di istana, dengan hati yang sedih dia memberanikan diri menghadap sang raja.
"Yang Mulia raja, setahun, dua tahun bahkan sudah hampir sepuluh tahun hamba belum juga bisa memberikan keturunan bagi yang mulia, hamba sungguh bisa merasakan harapan baginda dan seluruh rakyat supaya sang raja mempunyai keturunan, namun hamba tidak bisa memenuhi harapan yang mulia. Hamba merasa tidak pantas jadi ratu sang raja, karena hamba tidak bisa memberikan keturunan, kiranya yang mulia bisa mencari istri lagi supaya bisa memberikan keturunan bagi yang mulia" dengan berlinang airmata sang ratu meluapkan semua kesedihannya.
Sang raja pun ikut bersedih
"Istriku, selama tujuh bulan saya berkelana untuk mencari dirimu, berkelana entah di negeri mana, siang malam tiada henti berjalan, ditimpa hujan dan terik matahari, sungai, bukit, lembah, gunung, hutan aku tempuh, tiada henti-hentinya aku berkelana sampai aku menemukanmu. Bahkan aku juga bertapa tidak makan, tidak minum, dan tidak tidur hanya untuk minta petunjuk sang dewa, dan sang dewa pun menjawab doaku. Aku menemuimu itu bukan kebetulan tapi sudah ditakdirkan. Permaisuriku yang sangat kucintai, Ingatlah! tidak ada sedikit niat pun dalam hatiku untuk mencari istri yang lain, karena kamulah satu-satunya yang selalu aku puja dan sangat aku cinta, kalau Yang maha kuasa tidak berkehendak untuk memberikan keturunan bagiku, bisa hidup bersamamu saja itu adalah hal yang terindah dalam hidupku, dan aku sudah bahagia apabila ratu ada disampingku." Menangis sambil memeluk erat - erat sang ratu.
"Jadi jangan ragu lagi, dan jangan bersedih lagi, aku tidak ingin melihat air matamu, biarkan sang maha kuasa yang berkehendak." Hibur sang Raja Saleh.
Melihat keteguhan hati Raja Saleh, sang dewata merasa kasihan dan juga tersentuh dengan begitu besarnya cinta kasih yang dimiliki Raja Saleh kepada istrinya Ratu Kemuning, Raja Saleh memang sangat menjunjung tinggi arti dari pernikahan, cinta kasih dan kesetiaan. Akhirnya melalui sebuah mimpi, datanglah sang dewa kepada sang raja Saleh.
"Hai raja yang setia, karena keteguhan, kesetiaan dan besarnya cintamu kepada Putri kemuning, maka dewa yang Maha Kuasa akan mengabulkan permohonanmu, engkau akan mempunyai anak laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan dan kerajaanmu, tapi ingat sepanjang keturunanmu melakukan yang benar maka keturunanmu tidak akan terkena kutukan nenekmu, dan ada satu lagi, anak terakhirmu, apabila ada seorang lelaki yang bisa mencintainya dengan setulus hatinya sama seperti engkau mencintai sang ratu, maka dia boleh menikah, tetapi apabila tidak ada seorang lelakipun yang benar - benar tulus mencintainya, maka tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya, bahkan sang raja pun tidak boleh, kalau hal itu dilanggar, maka malapetaka yang menimpa keluarga raja akan terulang kembali." Seketika itu juga Raja Saleh pun terbangun dari mimpinya, Raja Saleh sangat terkejut apakah mimpi itu benar - benar mimpi ataukah itu jadi kenyataan?.
Tidak berapa lama kemudian setelah Raja Saleh bermimpi, Ratu Kemuning pun mengandung dan melahirkan seorang putra yang sangat elok dan rupawan, dan tidak hanya itu, sang ratu juga melahirkan anak lelaki tujuh orang, mereka semuanya gagah dan tampan, sang raja pun terlihat sangat bahagia, kebahagiaan istana pun terpancar sampai kepelosok negeri, rakyat berduyun-duyun memberikan hasil panen kepada sang raja, itu mereka lakukan untuk menunjukkan kegembiraan mereka, juga para raja dari negeri lain, mereka juga ikut merasakan kebahagiaan itu.
Tetapi hal itu tidak lama berselang, ketika Ratu Kemuning akan melahirkan anak yang kedelapan ada keanehan di dalam istana, tiba-tiba gelap gulita menutupi istana, badai, hujan lebat turun, petir menyambar kesana kemari, semua rakyat yang ada di istana dan sekitarnya bersembunyi karena takut. Penghuni istana juga ketakutan, sang raja pun merasa takut, tapi dia berusaha menyembunyikan ketakutannya.
Raja Saleh segera memanggil semua penasehat raja, mereka berkumpul di ruangan singgasana raja, Raja Saleh pun duduk disinggasanya. Dengan lantang Raja Saleh pun bertanya,
"Adakah gerangan diantara kalian yang tahu, ada bencana apa yang akan menimpa kerajaan ini? Apakah bencana yang menimpa ayahanda akan menimpa kita semua malam ini?" dengan ketakutan, para penasehat raja berbisik-bisik, saling melirik kiri kanan, mereka pun bingung dan tidak tahu, apa yang sedang terjadi". Raja Saleh pun mengulangi perkataannya dengan berteriak,
"Apakah kalian bisa mencari tahu ada apa sebenarnya yang sedang terjadi? Dosa dan kesalahan apa yang kuperbuat sehingga, badai, petir ini menghantam istanaku?"
Semua terdiam, tidak ada yang berani menatap Raja Saleh, karena mereka tahu kalau Raja Saleh selalu melakukan yang benar, menegakkan keadilan, menolong orang susah, tidak ada celah bagi para penasihat untuk memberitahu tentang kesalahan sang raja.
Sang raja pun duduk dan termenung, pandangannya menerawang jauh, setelah hujan badai reda suasana sangat hening dan mencekam, tidak ada suara berbisik, yang ada hanya sisa angin yang meliuk-liuk dedaunan, serta gerimis kecil, sekali-kali masih terdengar suara petir, seakan akan tidak mau pergi, semua orang masih terdiam merenung dan juga ketakutan, apa benar - benar kutukan itu akan menimpa mereka, kematian dan kengerian membayangi wajah mereka.
Tiba-tiba dalam keheningan itu, terdengar suara tangisan bayi yang sangat nyaring, suara itu bisa memecahkan kesunyian yang sangat mencekam. Semua orang terkejut termasuk sang raja, dari jauh terlihat seorang pelayan ratu berlari tergesa-gesa, dan tersungkur di depan Raja Saleh sambil menyembah.
"Hai pelayan, ada apa gerangan yang membuatmu, terlihat buru-buru, kabar baik atau kabar burukkah yang kau bawa ini?" tanya Raja Saleh
"Yang mulia tuanku Raja Saleh, kabar yang hamba bawa adalah kabar baik, Ratu Kemuning telah melahirkan seorang putri, seorang putri yang sangat cantik nan jelita."
Raja Saleh terkejut dan gembira, "Akhirnya aku dikaruniakan seorang putri" Bisik Raja Saleh dalam hati, semua di ruangan itupun tidak kalah terkejutnya, mereka juga ikut gembira.
Raja Saleh dengan tergesa-gesa turun dari singgasana menuju ruangan Ratu Kemuning yang sudah selesai bersalin, disampingnya ada keranjang bayi, dan seorang bayi sedang tertidur lelap disana, wajahnya sungguh memancarkan kecantikan, Raja Saleh pun ingin segera menggendongnya, Raja Saleh langsung jatuh hati dan sungguh sangat menyayanginya. Raja Saleh menamaninya Putri Bunga, karena wajahnya sangat cantik, bagaikan bunga terindah manapun.