Setelah selesai menceritakan kisah itu, Putri Bunga serasa tidak percaya atas apa yang didengarnya, dia memberanikan diri bertanya.
"Jadi Tuan Putri sebenarnya siapa? Kenapa Tuan Putri berada sendirian di tempat ini?, kenapa Tuan Putri tahu semua hal yang terjadi dengan Kerajaan Surya?"
" Akulah tuan putri yang kuceritakan itu, namaku Putri Melati, aku lah penyebab bencana yang menimpa kerajaan Surya." Ujar Putri Melati dengan sedih.
"Kenapa Tuan Putri tidak mencoba mencintai sang pangeran, kalau pangeran sebenarnya sangat mencintai Tuan Putri."
"Karena sebelumnya aku telah jatuh hati sama pemuda yang menolongku waktu itu, tapi setelah menikah, aku pun tidak tahu, rasanya hati ini sakit, sesak, ingin rasanya lari dari istana, aku selalu merindukan dan mengharapkan pemuda itu datang menjemputku, tapi lama kelamaan aku sadar, kalau hal itu tidak mungkin terjadi. Setelah itu aku mencoba untuk mencintai sang pangeran suamiku, tetapi apa daya, ketika aku menolak sang pangeran, sang pangeran sangat sedih dan kecewa. Disaat itulah datang sang pelayan menghampirinya dan semua terjadi begitu saja. Tidak berapa lama sang pelayan pun mengandung, sang pelayan ketakutan, dengan kesepakatan kami, sang pelayan harus mengusi sampai melahirkan, perjanjiannya adalah, tidak ada yang boleh menceritakan kejadian itu kepada siapapun." Begitulah sampai sepuluh tahun aku merahasiakannya, dan menahan semua rasa didalam hati, akupun tidak mau lagi dengan sang pangeran, begitu juga sang pangeran merasa bersalah, sehingga dia tidak pernah memaksaku."
"Tuan Putri Melati, bagaimana bisa anda mengetahui kejadian ini? Apakah tuan putri yang menyembuhkan kedua mata saya?"
"Ya benar, akulah yang menyembuhkanmu!"
"Ketika aku diusir dari istana, aku tidak tahu harus melangkah kemana, aku berjalan selama tiga hari tiga malam tanpa henti, tidak ada seorang pun yang kujumpai, tidak makan dan tidak minum, aku benar – benar sangat lemas, letih, tiba – tiba aku bertemu dengan seorang nenek tua, ternyata dia adalah seorang penyihir yang baik. Dia membawaku masuk kedalam gubuknya, ini adalah gubuknya, diberinya aku makan dan minum, nenek itu mengajariku banyak hal, dan akhirnya nenek itu memberikan kekuatan padaku, karena sudah sangat tua, beliau baru meninggal beberapa bulan yang lalu. Sebelum meninggal beliau mewariskan semua kekuatan yang dimilikinya kepadaku. sehingga aku bisa pergi kemana saja tanpa diketahui dan dilihat siapapun, termasuk aku bisa menyembuhkanmu."
"Tuan Putri Melati, kenapa tuan putri memberitahukan semua ini padaku?"
"Putri Bunga, kamu adalah satu-satunya putri di kerajaan Surya, kamu satu-satunya yang bisa menyelamatkan kerajaan. Karena bencana atau kutukan yang menimpa kerajaan itu akan terus berlanjut sampai kapan pun, karena itu adalah doa sang Ratu Bulan, ini masalah tuan Putri Bunga. Karena Putri Bunga sendiri lah sumber bencana dan sekaligus bisa menyelamatkan istana dari kutukan itu"
"Kenapa harus aku tuan putri? Kalau aku adalah orangnya yang bisa membawa bencana atau menyelamatkan istana, jadi apa yang harus aku lakukan? Aku sangat mencintai ayahanda, ibunda, dan semua saudara – saudaraku. Aku tidak bisa hidup tanpa mereka, begitu juga mereka sangat menyayangi aku lebih dari apapun, jadi apa yang harus kulakukan?"
"Putri, untuk saat ini aku tidak bisa berbuat lebih, hanya Putri Bunga sendiri yang bisa memutuskan hal itu, aku hanya bisa memberitahukan, entah bagaimana caranya dan kapan hal itu terjadi itu semua diluar kekuasaanku. Berbuat baiklah, bijaksanalah. Sekarang pulanglah, bersikaplah seperti biasa menjadi seorang gadis buta, supaya tuan putri bisa melihat dan bisa bertindak hati-hati, karena manusia hanya melihat yang terlihat oleh mata, tetapi sang putri bisa melihat yang terlihat oleh mata dan yang ada di dalam hati."
Putri Bunga bergegas berdiri, masih juga ragu dan tidak percaya atas semua ini. Putri Bunga perlahan – lahan melangkah keluar pintu,