#12

102 23 6
                                    

Aura's POV

Tuuutttt!

Sambungan telfon sepertinya dimatikan sepihak oleh naufal.

"Kenapa si naufal?" tanya gue penasaran.

"Kaga.. Dia mau kesini katanya" jawab raya.

Gue ber-oh ria dengan membulatkan mulut sambil manggut-manggut kepala.

"Ganggu orang lagi pdkt'an aja tuh cencorang atu" gumam raya yang hampir tidak terdengar.

'What?! Gue ga salah dengerkan? Kuping gue masih normalkan? Raya tadi bilang apa? Dia lagi pdkt.. Ah salah denger kali'

Menyadari hal tersebut gue menggelengkan kepala, dan segera menghilangkan pikiran yang macam-macam soal gumaman raya tadi. Maybe gue salah denger kali. Mana mungkin raya bergumam seperti itu.

'Imajinasi lo terlalu tinggi raa'

Dan,

Kriikkk....

Kriikkk....

Suasana jadi hening. Astaga, gua jadi canggung gini sih didepan raya. What the fuck coba?. Gue benci terjebak sama suasana canggung seperti ini.

Hhhhhh....

"Mmm.. Ra?" panggil raya memecahkan keheningan.

"Eh.. Iya ray?"

"Lo ga mau nanya soal apa.. Gituu?"

"Mm.. Apa ya? Oh iya, tadi lo manggil gue kenapa?"

"Kapan?" tanya raya dengan menaikan sebelah alisnya.

"Itu yang tadi pas kita manggilnya barengan, trus kata lo ladies first, lo lupa?"

Raya terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Ia mengernyitkan keningnya. Lalu ia menatap kearah lain, selain gue.

"Gimana hubungan lo sama fadli?" tanya raya tiba-tiba dingin.

'Njirr.. Serem banget nih anak kalo nada suaranya berubah jadi dingin kek freezer gini, dede gakuad bang'

"Hubungan gue sama dia udah berakhir" jawab gue

Raya masih enggan menoleh kearah gue.

'Ishh.. Ini anak ngapa dah?'

"Alesan kalian putus kenapa?" tanya raya

"Karena gue udah cape dengan semuanya"

Dari mimik wajahnya terlihat, sepertinya raya belum puas dengan jawaban gue barusan. Raya sekarang sedang menatap gue dengan tatapan gue-butuh-alasan-yang-jelas.

"Karena gue udah cape dengan semuanya. Udah terlalu sering sakit hati karena dia, kecewa sama dia. Gue ga mau terus-terusan bertingkah bodoh seakan-akan gue gatau apa-apa soal kelakuan dia dibelakang gue rayy" jawab gue dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Dan lo yakin keputusan lo ini ga akan buat lo nyesel suatu saat nanti?" tanya raya

Gue menganggukan kepala sambil menunduk. Gue ga berani buat natap raya sekarang. Gue ga mau dia tau kalau mata gue udah mulai berkaca-kaca.

"Gue udah nahan semuanya sendirian. Dan untuk kali ini gue ga mau nahan-nahan lagi ray, gue.. Gue yakin berakhirnya hubungan gue sama dia adalah jalan yang terbaik" ucap gue dengan suara parau.

"Raa..?" panggil raya dengan nada yang mulai melembut.

Gue mendongakan kepala keatas dan menatap kedua bola mata raya. Mata gue mulai memanas. Tetes demi tetes air mata mulai berjatuhan ke pipi gue. Raya menatap gue dengan tatapan sendu,seakan-akan dia ikut merasakan apa yang gue rasain.

The Story Of Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang