#2

165 50 6
                                    

Sekarang sudah pukul 21.00 malam, namun Fadli masih saja belum bisa dihubungi.
Timbulah rasa khawatir dalam diri Aura, ia takut terjadi apa-apa pada kekasihnya itu. Ada rasa curiga juga dalam diri Aura dan fikiran-fikiran negatif terhadap Fadli yang entah bagaimana kabarnya.

"Jangan-jangan doi lagi sama cewe lain! Makanya dia ga ngabarin gue. Trus hpnya sengaja dimatiin biar gue ga ganggu acara main-main dia sama cewe lain" prasangka Aura dalam hati.

"Astaga,Aura! Lo mikir apaan sih barusan? Jangan suka berprasangka buruk ah sama orang, ga baik. Siapa tau doi ada keperluan mendadak." ucap Aura pada dirinya sendiri.

Gelisah. Itu yang sedang Aura rasakan. Antara khawatir dan juga curiga pada Fadli yg masih belum bisa dihubungi.

"Aura?" panggil mamahnya Aura.

"Iya mah?" jawab Aura.

"Tolong beliin obat buat papah di apotek yang ada didepan masjid itu ya nak?"

"Iya mah."

"Ini resep obat yang harus kamu beli. kamu jangan sendirian ke apoteknya,minta temenin Maura ya."

"Iya mah,siap!" jawab Aura.
Mamah Aura memang protektif terhadap anak-anaknya. Ia tak mau anak gadisnya itu keluar sendirian malam-malam seperti ini, takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Makanya mamahnya Aura meminta Aura untuk mengajak teman pada saat keluar malam-malam seperti ini. Kalau saja mamah Aura sedang sehat, dirinya sendiri yang membeli obat di apotek itu untuk suaminya. Berhubungan ia sedang sakit juga, mau tak mau ia menyuruh anak gadisnya itu.

*****

"Mauraa~" panggil Aura didepan rumah Maura.

"Apaan?" jawab Maura.

"Anter gue ke apotek yang depan masjid itu yuk."

"Ogah! Mager gue," Tolak Maura.

"Biadab banget lu jadi temen. Gue mau beli obat buat babeh maaaa.. Ayolah" rayu Aura pada Maura sahabatnya

"Mager gue Raa..sumpah."

"Besok gue beliin bakso mas Bewok dah Maa.. ya ya ya?" rayu Aura lagi pada sahabatnya,serta memberikan puppy eyes-nya itu.

"Yaudah,iya dah iya."

Maura kalau sudah masalah makanan, dia gak bisa berkutik. Dia doyan sekali sama makanan, porsi makannya pun berbeda dari porsi gadis yang lain.

Baru beberapa langkah Aura dan Maura berjalan menuju ke apotek tujuan, tiba-tiba saja Aura mendengar ada seseorang yang memanggil nama Aura.

"Auraa! Woi Raa!"

Aura menoleh kebelakang dan dilihatnya Naufal tengah berjalan setengah berlari kearahnya.

"Apaan?" Tanya Aura.

"Lo mau kemana?" tanya Naufal basa-basi.

"Apotek depan masjid,kenapa?"

"Oh, engga. Gue cuma mau minta nomer lo Raa, boleh? Nomer lo kehapus dihp gue."

"Gue sangka ada apa, yaudah nanti gue kirim aja lewat inbox facebook."

"Kelamaan. Udah sekarang aja, mana sini nomer lo?"

"Gue gak bawa hp, terus gue ga hafal nomer gue sendiri."

"Oh yaudah kalo gitu" jawab Naufal pasrah.

"Eh bentar deh,hp Naufal ganti?sejak kapan?" tanya Aura dalam hati.
Naufal itu temannya Aura dari kecil. Naufal satu tahun lebih muda dari Aura. Mereka cukup akrab, namun tidak terlalu dekat. Tapi, setahu Aura hp naufal bukan yang itu. "Maybe dia ganti hp, bisa aja'kan?"

"Ra, lo kenal Raya Alfarhan kan?"

"Iya kenal. Temen sekolah lokan?"

"Iya. Tau orangnya? Tuh yang pake jaket lagi duduk. Itu yang namanya Raya." kata Naufal sambil menunjuk ke seseorang.

"Ya terus kenapa kalo itu Raya?" tanya Aura tidak mengerti.

"Gapapa sih, biar lo tau aja." jawab Naufal sekenanya.

"Yaudah, gue ke apotek dulu ya sama Maura. Udah malem nih, gue takut dicariin mamah."

"hati-hati Ra."

*****

06.15 pagi.


"Huaaaaaaaa." Aura menguap. Gadis ini baru saja bangun dari mimpi indahnya. Semalam ia bermimpi jalan-jalan bersama seorang pria tampan yang akan menjadi kekasihnya. 'Kekasihnya?'. Aura jadi teringat dengan fadli. Semalaman Fadli masih belum bisa dihubungi. Entah apa yang terjadi dengan Fadli,sehingga Fadli tidak bisa dihubungi.
Aura mengecek smart phonenya, berharap Fadli mengirimimnya sebuah pesan dan meminta maaf karna semalaman tidak bisa dihubungi.

Dan BOOM!

Ternyata tidak ada satupun pesan yang masuk di smart phone aura.
Aura mencoba menghubungi Fadli lagi. Dan nomernya sudah aktif.
Namun, tidak diangkat dengan si empunya nomer.

*****

Hari ke-2 MOS,berjalan dengan lancar. Tidak terlalu melelahkan seperti kemarin. Hari ini hanya beberapa permainan saja yang dimainkan. Dan seterusnya Aura dan teman-teman seangkatan diajak keliling sekolah oleh panitia OSIS, dengan tujuan agar mengetahui letak-letak ruangan yang ada disekolah. Lalu setelah itu selesai, Aura dan teman-temannya diperbolehkan pulang lebih cepat dari hari sebelumnya. Karena hari ini para anggota OSIS akan mengadakan rapat yang akan membahas tentang hari esok. Hari terakhir MOS berlangsung.

"Put, besok kakak kelas 11 & 12 udah mulai masuk ya?" tanya Aura pada putri,teman baru sebangkunya.

"Iya Ra."

"Itu artinya besok, hari terakhir kita MOS bakalan diliat sama kakak kelas?"

"Iya Ra, kenapa sih? Kayaknya lo takut banget diliat kakak kelas. Santai aja kali."

"Bukannya takut Put. Tapi gue malu. Soalnya pacar gue, kakak kelas disini. Gue takut dia ilfeel sama gue gara-gara atribut MOS yang ga banget ini."

"Astaga Aura, ga usah malu kali selow aja. Lagian kalo ga salah besok kita udah ga make atribut ini lagi,udah make seragam kaya biasanya."

"Seriusan Put?" tanya Aura tak percaya.

"Belum tau sih bener apa engganya. Itu juga baru katanya,hehe" jawab Putri.

"Sialan lo." Umpat Aura kesal.

*****

Sepulang MOS tadi, Aura tidak langsung pulang kerumah, melainkan mampir dulu di kedai ice cream yang berada disebelah sekolah bersama Putri.
Setelah beberapa lama mengobrolkan obrolan seputar selebgram,cogan,dll. Aura memutuskan untuk pulang kerumah, karena dia takut orangtuanya khawatir kalau dia belum pulang.

Sesampainya dirumah. Aura melihat sebuah motor yang sangat familiar dimatanya.
Ada seseorang yang tak kalah familiar sedang terduduk diteras rumah Aura.

"Fadli?"

*****

Sorry ya kalo makin kesini makin ga jelas ceritanya.

Eh iya, raya udah mulai muncul tuh. Yaa walaupun cuma sedikit sih. Tapi kayanya di part selanjutnya raya bakalan beneran muncul deh.

Penasaran sama fadli? Kenapa fadli bisa ada dirumah aura? Dan apa alesannya fadli ga bisa dihubungin?
Semuanya ada di part selanjutnya yaa.

Vomment nya dong biar makin semangat nulis ceritanya :)
Dan makasih buat yg udah mau baca cerita abal-abal ini hehe :D

The Story Of Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang