#6

114 41 6
                                    

"Ya tuhan! Bantu daku, hambamu ini tidak tahan dengan ciptaanmu yang satu ini" Batin Aura.

Pleetaak!

Satu sentilan berhasil mendarat dijidat Aura.

"Aww!" pekik Aura.

"Kebiasaan banget sih ngelamun, terpesona boleh tapi ga segitunya juga kali Raa.. Serem tau." Ucap Raya jahil.

"Anjir, lo ada juga yang serem! Main nyentil-nyentil jidat orang aja. Sakit tau!" dumel Aura sambil mengelus-elus jidatnya.

"Sorry.." ucap Raya lembut sambil mengelus jidatnya Aura.

"Ya allah! Lembut banget kek benang sutra,adem nih kuping gue denger suara yang lembut-lembut." puja Aura dalam hati.

"Ya elah Raa,malah diem. Ayan lo kumat lagi?" ejek Naufal mengagetkan Aura dari lamunannya.

"Dih asal,gue ga ayan!" jawab Aura mengelak.

"Trus apa kalo bukan ayan?" tanya Naufal jahil.

"Kepecirit kali, Pal. Makanya tiba-tiba diem ahahaha," ejek Raya.

"Kaga kampret! Asal aja."

Situasi seperti ini membuat Aura melupakan kejadian tadi di perpustakaan. Aura tahu walaupun hanya sementara, setidaknya biarkan Aura merasakan hal seperti ini dulu, Aura merasa.. Senang. Ya! Aura merasa senang berada didekat mereka. Mereka seperti penghibur dikala Aura sedang terluka, terluka oleh kebohongan Fadli.

Terkadang hal konyol yang dilakukan seseorang dapat membuat hati yang sedang terluka merasa terobati. Mengapa begitu? Aura tidak tahu alasannya.

Yang Aura tahu hanya rasa bahagia itu muncul saat ia bersama teman-temannya termasuk Naufal dan Raya.

Aura menghabiskan sisa waktu hari ini bersama kedua temannya a.k.a Raya & Naufal.
Setelah beberapa lama mereka mengobrolkan obrolan yang tidak jelas di warung depan rumah Maura, Raya mengajak Aura dan Naufal untuk jalan-jalan.

Aura,Raya,dan Naufal.
3 serangkai ini mengelilingi kota menggunakan sepedah motor, dengan Aura yang dibonceng oleh Raya dan Naufal mengendarai motor sendiri.

"Sendiri aja nih bang," Ejek Aura pada Naufal.

"Enakan juga sendiri,tempat duduknya lega." Balas Naufal.

"Keciri jomblonya,b*go!" Raya tak mau kalah mengejek Naufal dengan senang hati.

Ketiganya tertawa bersama diperjalanan.

Tanpa Aura ketahui, ternyata Raya diam-diam melirik dan memerhatikannya melalui kaca spion motornya,lalu mengembangkan senyumnya yang khas.

Setelah lelah mengelilingi kota, mereka berhenti di sebuah rumah makan yang tidak begitu ramai pembeli.

"Ra,gue mau nanya sama lo." tanya Naufal tiba-tiba.

"Nanya apaan?"

"Lo masih pacaran'kan sama Fadli?"

"Mmm..iya,kenapa?" Jawab Aura malas.

Jujur saja, Aura malas membahasnya. Aura sedang tidak dalam mood yang baik bila menyebut nama itu.

"Ohh, trus gimana hubungan lo? Baik-baik aja kan?"

....

....

....

Tak ada jawaban dari Aura. Aura memilih untuk bungkam. Aura bingung ingin berkata apa, hubungannya dengan Fadli sedang tidak baik-baik saja.

The Story Of Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang