Chapter 15

222 12 3
                                    

Ali pov

Hari ini Aku cukup bahagia karena kedatangan sahabat ku Bastian dan ziia terutama Aletta gadis kecil itu memang selalu membuatku bahagia.

Sepulang mereka pergi mendadak perasaan ku tidak enak entah akan Ada apa semoga tidak terjadi apa apa terhadap mereka.

"Ciee udah sembuh dong yaa " ucap Kaia duduk disebelahku.

"Ya gitu deh " jawabku sedikit salting oh Tuhan jangan didepan wanita ini habis Aku nanti.

"Iyalah sembuh orang abis dicium sama sang pujaan hati " ujar Kaia apa Aku bilang Kaia memang senang sekali menggoda ku.

"Apaan biasa aja " ucapku masih stay cool.

"Dasar loe klo suka langsung tembak lah!! Gue dukung tenang aja " ucapnya lagi.

Apa iya gue suka sama Aletta?? Tapi mana mungkin?? Aku memang merasa nyaman kalau bersama Aletta dan Aku emang sayang sma dya Tapi hanya sebagai sahabat ya ini hanya perasaan sayang seorang sahabat.

"Woy malah bengong !! " teriak Kaia tepat didepan wajahku shit ! mengganggu saja.

"Ck apaan sih so tau deh " ucapku melongos pergi meninggalkan Kaia.

Aku menuju gajebo belakang rumah untuk menjernihkan pikiranku.

Suara Hp ku bergetar membuyarkan pikiranku segera Aku mengambil Hp milikku dan melihat siapa yang menelpon ku tertera nama Aletta.

"Iya Tta?? " ucapku.

"Alii..."

"Kmu kenapa?? "

"Dya datang Li Aku takut.. "

Dya datang lagi?? Mendengar suara Aletta seperti habis menangis membuat ku semakin khawatir.

Aku segera beranjak menuju kamar ku mengambil kunci mobil milikku.

"Ali mau kemana?? " tanya kaia.

"Mau kerumah ziia kak urgent bye! " teriak ku melajukan mobil menuju rumah ziia.

Sepanjang perjalanan Aku terus memikirkan gadis itu oh tuhan tolong jaga Dya Aku mohon jangan membuatnya menangis lagi hanya karena laki laki itu.

Setelah setengah jam perjalanan akhirnya Aku sampai dirumah ziia segera Aku mengetuk pintu.

"Eh Loe Li " ucap ziia ketika melihat ku.

"Aletta mana zii?? Dya gpp kan?? " tanyaku khawatir.

"Iya gpp kok dya udah nunggu loe tuh di gazebo belakang"

Aku segera menuju gazebo belakang dan menghampiri Aletta yang sedang duduk bersender menatap kosong kedepan. Hingga tidak menyadari akan kehadiranku.

Dya masih asik dengan lamunannya, aku menatap Aletta dengan dalam wajahnya yang selalu membuatku nyaman untuk memandangnya. Mata hitamnya yang membawa kesejukkan bagi siapapun yang melihat nya. Aku menyunggingkan senyum melihat setiap inci wajah gadis dihadapanku.

Tanganku terulur untuk mengusap pucuk kepala Aletta dan sepertinya gadis dihadapanku ini tidak bergeming atas perlakuanku ia masih menatap lurus kedepan dengan mata berair.

"Al?? " ucap ku sambil memegang tangan nya lembut.

"Hei aku disini Al kmu jangan takut " ucapku lagi sangat pelan.

Aku membawanya kedalam pelukanku membiarkan nya menangis mungkin dengan menangis bebannya akan berkurang tubuhnya bergetar dalam pelukanku aku mengelus rambutnya memberikan ketenangan.

Cinta AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang