[SIX]

2.6K 127 9
                                    

Kau hadir dengan ketiadaan
Sederhana dalam ketidakmengertian
Gerakmu tiada pasti
Namun aku terus disini
Mencintaimu, entah kenapa
-Dee

Disaat kamu diharuskan untuk memilih, bertahan dengan ketidakpastian ataukah pergi dengan harapan yang baru, manakah yang akan kamu pilih?
Sepertinya pilihan kedua lebih tepat untuk dipilih, dengan satu alasan kuat, kamu pun berhak untuk dicinta dan bahagia.

Sejak sore tadi, Malla masih asyik dengan lamunannya. Bayangan tentang Bian, dan bagaimana dirinya sejak dulu saat mendamba Bian terus berputar dipikirannya. Mungkin ia harus berterimakasih pada takdir yang telah mempertemukannya dengan Gara, lewat Gara ia akhirnya mulai menyadari bagaimana cinta seharusnya, bagaimana ia harus realistis dengan kisah cintanya.

Untuk kedua kalinya, kini aku pasrah
Untuk kedua kalinya, kini aku menyerah
Pada akhirnya, kau masih merasa sakit
Kau harus mencari dan mengganti obatmu
Penyembuh lara yang tak kentara
Penghapus luka yang kembali menganga

"terimakasih Gar" gumam Malla mengakhiri lamunnya.

JDD

Berbeda halnya dengan Malla yang menghabiskan harinya dengan 'menggalau', mungkin terlambat menjadi judul yang tepat untuk malam Bian saat ini. Ia sadar atas segala keeogoisan dan kebodohannya telah merenggut seseorang yang sangat berarti untuknya.

Setelah memilih tas yang cukup untuk memuat barang bawaannya dalam acara tournament basketnya esok hari, ia mulai memilih beberapa pakaian dan jersey yang diperlukannya disana.

Pandangannya terhenti pada jersey merah hitam yang berada ditumpukkan bagian bawah. Jersey yang sudah berumur dua tahun merupakan salah satu koleksi favoritenya.

Dengan wajah cerianya, ia bergegas mencari Bian di kelasnya. Setelah mendapat kabar dari sepupunya bahwa sepatu nike incarannya masih terpajang rapih di tokonya ia langsung bersemangat untuk segera menjadikan dirinya sebagai sang pemilik sepatu tersebut.
Melihat orang yang dicari sedang asyik membolak-balikan buku di mejanya , ia segera membalikan bangku di depannya agar menghadap Bian tepat.

"Bi"

"hmm" balasnya yang masih terfokus pada buku bertuliskan Biologi itu.

"ih Bian, dengerin gue ish"

"gue dengerin kok Lla, kenapa deh?" menutup bukunya setelah memberikan tanda dimana ia selesai membacanya.

"ehm, lo ada acara gak Bi ntar pulang sekolah? Temenin yuk, ya ya ya ya" pinta Malla dengan memasang wajah memelas dan penuh harapnya.

"kemana? Biasa aja si muka lo elah"

Cengir khasnya pun tercetak jelas membalas sindirian Bian padanya. "beli sepatu Bi, ituloh yang tempo hari gue kasih liat lo yang tosca itu. Kata sepupu gue masih ada loh Bi, yuk temenin yaaa"

"lah emang udah cukup tabungannya neng? Katanya gak dibolehin beli sama bunda?"

"udah dong Bi, kan kemarin gue abis dapet saweran dari tante Indah"
Tantenya yang ternyata juga teman ibunya bian.

"lah udah balik dari Jogja dia?"

"udah, kalo ga salah si kemarin kemarinnya lagi. Jadi, mau kan nemenin gue? Ya ya ya, pleaseeee"

JATUH DALAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang