The Soul of the Moon

11K 838 124
                                    

Ketika sang mentari meminta kilau bagi keremangan yang kelak beralih menjadi kegelapan, sang cahaya bersinar membutakan.

•••

Saat itu purnama di bulan Archelios, tepat pada tahun 1000 Muiliean, di mana bulan bersinar penuh dengan warna biru keperakan. Cahayanya lebih terang dari purnama mana pun, membuat daerah di bawahnya menjadi secerah siang dan seindah dalam kilauan berlian.

Namun, jauh di dalam keremangan, di bawah pepohonan besar dan tinggi yang menaungi, seorang wanita terseok-seok di antara sulur dan akar tanaman yang mencuat di atas tanah. Tubuhnya gemetar, sementara kakinya menimbulkan gemeresik ketika melangkah di atas dedaunan kering.

Embusan angin dingin di malam musim panas itu menerpanya, menampar setiap jengkal kulit seputih mutiaranya yang tak terbalut jubah. Ia semakin merapatkan dekapan pada sosok mungil dalam pangkuan, menghangatkannya dari rasa dingin yang menusuk, lupa bahwa sosok mungil itu sudah tak bernyawa.

Pepohonan perlahan merenggang dan ia segera keluar menuju tanah terbuka. Rumput terpapar sinar perak, sementara para nymph terbang meninggalkan kelap-kelip cantik di udara, berputar dan menari di sekitar menara pendek berwarna putih.

Namun, wanita itu tak memedulikan sekitarnya. Ia terus melangkah, menapakkan kakinya yang gemetar ke atas undakan anak tangga pertama. Ia lantas bersimpuh ketika telah mencapai puncak menara.

Tangannya yang pucat membelai pipi bayi mungil dalam dekapan, putrinya, anak yang bahkan belum sempat ia dengar tangisnya harus mendapatkan kembali keabadian yang belum sempat dia miliki.

Matanya yang keemasan menatap sendu pada sang putri. Kelopak mata mungil itu tertutup, tak pernah terbuka sejak ia terlahir ke Aeterra. Wajahnya yang manis terlihat menggemaskan, tidur dalam buaian kedamaian, seolah ingin tetap terpejam dan tak pernah mau membuka mata.

Sang wanita mengangkat wajah, menatap pada rembulan yang merajai langit didampingi ribuan bintang.

"Ma'admaga!" Ia memanggil, dan suara jernihnya lirih penuh kepedihan.

Tak menemukan sosok yang ia cari, wanita itu memanggil lebih lantang, "Ma'admaga!"

Sosok yang tak tampak meski dalam terangnya malam menyambut keputusasaan sang wanita, dan walaupun wanita itu tidak dapat melihatnya, ia dapat merasakan keberadaannya.

Angin berembus lebih kencang, memainkan surai pirang sang wanita dan membawa serta aroma kehidupan di dalamnya, membuat ia yakin panggilannya telah terpenuhi.

"Kumohon, kembalikanlah keabadian yang telah direnggut darinya," pintanya berderai air mata.

"Bahkan meski dengan keabadianmu sendiri sebagai bayarannya?" Suara itu bergaung di udara, memecah kesunyian malam dengan gemanya yang agung.

Sang wanita menegang, sementara angin yang berembus kencang telah sepenuhnya berhenti. "Bahkan meski dengan keabadianku sendiri sebagai bayarannya," ulangnya tanpa ragu.

"Jika pun ia seharusnya tidak pernah tercipta?"

Sosok itu kembali bertanya dan sang wanita menjawab dengan tegas, "Ya, berikanlah ia kehidupan."

"Meski kelak ia sendiri yang akan membawa kegelapan menyelimuti Terra?"

Tertegun, wanita itu terdiam selama beberapa saat. Mampukah ia mengorbankan dunianya untuk kehidupan yang tidak dimiliki sang putri?

Detik kemudian, ia memantapkan pilihan. "Meski dengan ... semua itu."

"Jiwa dari sang penguasa malam, menjadi kehidupan yang kelak berbalik mematikan."

Angin berputar riuh, sementara sinar perak rembulan mulai meredup. Kelopak mata si bayi mungil terbuka, menampakkan iris keemasannya yang mengerjap dan berkilat kebiruan. Dingin dan membekukan.

Bersamaan dengan kembalinya bayi itu pada kehidupan, sang wanita meregang, melepas keabadian dari raganya sebagai bayaran.

"Kegelapan adalah bagian dari sang cahaya. Ketika sang cahaya meredup, kegelapan akan mengambil alih. Menyebarkan bisikan kematian pada keremangan yang tersisa."

•••

The Soul of the Moon

•••

(Publikasi Awal) 26 Juli 2016
(Revisi) 09 Oktober 2019,
Alulalyriss.

Cr. Song : Yucca - Cras Numquam Scire.

The Soul of the Moon [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang