T i g a

593 40 2
                                    

Setiba di rumah sherly masih saja merasa kesal. Ide licik muncul dibenaknya. Diambil handphone dalam saku celana dan video call dengan seseorang.

"Hallo tante inka"

Tante inka yang tak lain mama Raka sedang perawatan kecantikan. Sambil melakukan spa ia menanggapi telfon sherly.

"Hallo cantik. Ada apa tumben telfon tante. Muka kamu kok keliatan sedih"

"sherly lagi bete. Tante inget gak sama cewek yang tiba-tiba dateng bareng raka di birthday party kemarin. Masa dia nyusulin Raka sampe ke sini sih. gak bangetkan tante mertua. Dia pasti bawa pengaruh buruk buat anak tante yang ganteng itu"

"Ya ampun masa sih sher. Dia ngejar Raka sampe kaya gitu. Makasi ya buat infonya cantik"

"Sama-sama tante mertua. Bye"

"Bye sherly"

Sambungan telfon telah terputus.

Selesai perawatan tante inka langsung balik ke rumah. Ia harus menagih penjelasan pada anak bungsunya soal Kanaya.

Sesampainya di rumah memang benar tak ada siapapun yang sedang tinggal kecuali bi minten (pembantu Rumah tangga).

Tumpukan majalah menjadi teman tante inka sambil menunggu penghuni rumah yang lain kembali.

Yang ia tunggu akhirnya datang. Raka si bungsu berjalan menuju tangga menuju kamarnya.

"Raka mama mau tanya sesuatu sama kamu" tante inka mendekat tepat di hadapan putranya.

Wajah tegang terpancar di wajah keduanya. "Ada apa ma? Kayanya serius?"

"Sebenarnya siapa cewek bernama kanaya itu? Pacar? Atau dia gebetan kamu Raka?"

"Ngapain sih mama kepo soal naya. Raka kan kemarin di pesta udah bilang kalo kanaya itu sahabat baru Raka. Udah jelaskan ma"

"Raka mama gak mau kamu salah pilih temen. Dia gak jelas asal usulnya. Gak ada bebet bobotnya juga"

"Udahlah ma daripada mama sibuk ngurusin siapa yang pantes temenan sama raka mending mama urusin hubungan mama sama papa"

"Loh kok kamu malah nyindir mama"

Raka naik ke lantai atas tanpa mendengarkan ocehan mamanya.

"Raka mamakan belom selesai ngomong" seru tante inka.

Di balik pintu utama fahri menjadi saksi obrolan yang terjadi antara mama dan adeknya. Tanpa sepengetahuan mamanya Fahri menyusul Raka.

Di balkon kamar Raka asik memukuli samsak tinju. Kegiatan itu yang dilakukannya untuk pelampiasan bila sedang kesal dan emosi.

Dari arah berlawanan Fahri ikut nimbrung.

"Gak usah dimasukin hati perkataan mama soal kanaya"

"Masalahnya bukan soal kanaya kak. Gue gak suka aja mama terlalu ngatur hidup gue sampe temen pun mama yang ngatur. Bete tau kak gue kan sekarang udah gede" Raka mengambil handuk dan meneguk segelas juice alpukat buatan bi minten.

"Coba aja kalo mama punya sifat kaya bi minten. Pasti kita bakal bahagia kak" ucap Raka lagi.

***

Akhir pekan telah tiba waktunya untuk berbelanja. Di sabtu ini sepulang sekolah Luna akan mengajak Kanaya dan Rachel shopping di Mall.

"pulang sekolah kita bertiga main ke Mall yuk, biasa weekend waktunya shopping. Kalian mau kan?"

"Mall? Apaan tuh" kanaya mengaruk kepala.

Bila Bidadari Jatuh Cinta 💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang