E m p a t B e l a s

243 16 5
                                    

Kanaya dan Luna sekolah seperti biasa setelah rasa lelah sebab acara semalam terbayar dengan berjalan lancarnya pesta.

Lorong sekolah sudah tampak ramai. Waktu menunjukan pukul 7 kurang 30 menit. Masih ada setengah jam untuk bersantai.

Kanaya duduk sendiri di bangku taman sekolah. Ia merasakan kehadiran seseorang disampingnya.

"Mana kalung yang gue kasih. Kok gak loe pake. Apa loe gak suka ya Nay?" Suara ini memulai percakapan antara mereka.

Kanaya terdiam. Ia menatap kedua mata Fahri yang sayu. Sejujurnya ia tak tega untuk berkata jujur namun apa boleh dikata.

"Kanaya suka kok sama pemberian kakak di hari ulang tahun Kanaya kemarin. Makasih banget ya. Tapi sayangnya kalung dari kak Fahri ini gak bisa ada di leher Kanaya" kanaya mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Ia menarik salah satu tangan Fahri. Membuka telapak tangan, meletakkan kotak kecil dan menutup tangan Fahri kembali.

"Alesannya apa Nay?"

"Yang Pertama. Kanaya menghargai perasaan Luna yang sekarang masih ada hati sama Kak Fahri dan yang kedua Kak Fahri harus inget bahwa Kanaya itu pacarnya Raka, adik kandung Kak Fahri sendiri. Jadi maafin Kanaya ya kak. Lebih baik kak Fahri kasih kalung itu ke orang yang lebih tepat yaitu Luna"

Bel telah berbunyi tiga kali tanda masuk kelas.

Kanaya hendak berlari meninggalkan Fahri. Namun tangan fahri berhasil mdnarik Kanaya ke pelukannya.

Mata mereka saling menatap. Tubuh Kanaya benar-benar menyatu dengan tubuh kakak dari kekasihnya.

Kanaya sudah tak merasa getaran istimewa seperti awal mereka bertemu dulu. Rasanya sudah biasa saja berdekatan seperti ini dengan Fahri.

Sedang Fahri merasa semakin jatuh kedalam rasa cinta. Ia semakin tak mau kehilangan sosok Kanaya dalam hidupnya.

"Maaf ya. Aku cuma shock aja sama kata-kata kamu barusan Nay. Tapi gak papa suatu saat nanti kamu bakalan tau siapa cinta sejati kamu sesungguhnya. Raka atau ..."

Kanaya sudah tak mau mendengar kata apapun dari Fahri. Ia takut jikalau Luna mengetahui bahwa dia bersama dengan Fahri sedari tadi.

"Atau gue Nay" lanjut Fahri lirih.

***

Berbalut dress polos warna merah muda dengan outer jaket denim kanaya terlihat cantik.

Rambut model curly dan ada bandana aksen bunga warna senada dengan busana yang ia kenakan.

Karena takut terlambat Dia sudah sampai di tempat janjian sejak pukul 6 kurang 5 menit. Sudah 15 menit berlalu Namun batang hidungnya belom muncul juga.

"Dasar cowok. Gak bisa on time bikin bete" ujar Kanaya kesal.

Seorang anak kecil menarik tangan Kanaya dengan penuh semangat.

Berjalan perlahan dengan mata tertutup.

"Sekarang kakak cantik boleh buka matanya"

Anak kecil itu sudah tak ada lagi seakan menghilang. Namun bukan itu yang membuat Kanaya tertegun bingung.

Ada sebuah meja dan dua kursi makan dihadapannya. Suasana romantis sungguh terasa. Ada lilin dan dua porsi spageti makanan kesukaan Kanaya. Tak lupa dua mangkuk gelato dan dua jus segar sebagai penutup makan malam.

"ini buat loe"

Raka memberikan satu buket bunga mawar putih dengan kartu ucapan di bagian tengah.

Bila Bidadari Jatuh Cinta 💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang