E n a m

487 32 2
                                    

Fahri pagi ini terlihat agak berbeda. Mulai dari rambut yang lebih rapi dan volume parfume yang super wangi. Sebelumnya memang Fahri sangat memperhatikan penampilan namun porsinya satu level dibawah hari ini.

"Wangi amat sih loe kak. terus tuh rambut gak kaya biasa? Loe kesambet ya?" Raka melahap roti bakar buatan bibi minten.

"Ya iyalah pagi inikan bakal jemput kanaya buat bareng ke sekolah. Ga salah dong gue gantengnya lebih" Fahri menanggapi santai.

Raka tersedak seketika. Ia langsung mengambil segelas susu coklat tepat disebelah piring sarapannya.

"Gimana ceritanya tuh kak. Kanaya itukan berangkat bareng Luna dianter ama si pak dadang. Loekan bukan supirnya kak"

Fahri hanya tertawa mendengar ucapan sang adik. "Banyak protes loe. Cabut yuk entar telat" ucapnya sambil meninggalkan meja makan.

***

Kanaya sangat antusias bila pagi tiba. Pergi ke sekolah dan menuntut ilmu layaknya manusia itu merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi seorang bidadari seperi dirinya.

Kanaya duduk di depan meja rias. Sedikit polesan make up natural untuk usia belia ia berikan pada wajah cantiknya. Jepitan kupu-kupu ia sematkan di rambut. Butuh waktu setengah jam untuk menyelesaikan semua.

Sedangkan dikamar lain ada luna yang masih sibuk mengepang rambut miliknya. Tak duduk di depan meja rias namun sambil mencari kaca mata kesayangan yang biasa ia pakai.

Rachel sudah duduk santai ditemani oleh gadget. Online game rutinitas wajib sebelum berangkat sekolah.

Kanaya melihat-lihat taman depan rumah sambil menunggu Luna dan Rachel selasai berdandan. Koleksi bunga milik tante gina bisa dibilang cukup banyak mulai dari bunga lokal hingga bunga asal luar negri.

Mobil warna putih masuk ke dalam pekarangan rumahnya Luna. Ada Fahri dibalik kemudi. Raka duduk disebelah sang kakak. Raut mukanya tampak kesal sejak awal perjalanan. Fahri tak menyadari bahwa ada yang terbakar cemburu atas perhatian yang ia berikan pada Kanaya.

"Pagi Kanaya, udah siap buat berangkat ke sekolah?"

Kanaya tertegun. Ia tak percaya pagi ini kak fahri menyempatkan waktunya untuk menjemput dia dan dua sahabat baiknya.

Fahri melihat tali salah satu sepat Kanaya belum terikat rapi. Ini sangat membahayakan buat sang pujaan, tanpa pikir panjang fahri menunduk dan membenahi tali sepatu milik Kanaya.

"Ini bahaya kali dibiarin aja. Besok jangan lupa diikat rapi ya tali sepatunya" ucap Raka sambil berdiri.

"Makasih ya kak" Kanaya tampak tersipu malu. Pipinya merah merona.

Tiba-tiba semua mencair dengan hadirnya Luna dan Rachel diantara mereka.

Pukul tujuh kurang dua puluh menit mereka berlima meninggalkan rumah.

***

Seorang cowok berseragam Mega Kreasi Internasional School berwajah angkuh masuk ke lingkungan sekolah.
Berjalan sendiri di lorong sekolah. Semua mata tertuju padanya. Terutama para siswi yang ada disekitar. Memang ia ganteng. Terlihat sempurna dan kaya tapi ia tak memperdulikan mereka. Dengan santai ia terus melangkah.

Rachel yang sedang bergurau dengan Luna dan Kanaya tanpa sengaja melakukan kesalahan yang bisa dibilang fatal.

Brukk..

Bila Bidadari Jatuh Cinta 💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang