SHANIA
.
.
.Kesialan apa lagi ini?
Aku kira dengan 2 hari 'cuti' dari segala kegiatan sekolah membuatku tenang dengan segala tektek bengek tentang sekolah.
Tapi ternyata?!
Aku lupa minggu kemarin Bu Sari–guru seni budaya–menugaskan seluruh kelas 10 untuk membuat masing-masing satu karya untuk dikumpulkan dan dipamerkan di akhir semester nanti.
Dan tahukah kalian?! Aku, Shania marselia, paling anti dengan yang berbau seni atau sejenis kawan-kawannya. Aku pernah sampai menangis saking frustasinya tidak bisa menggambar dan berakhir dengan salah satu temanku–ara–turun tangan untuk membantu atau tepatnya mengambil alih gambaranku dan dengan sadisnya dia menghapus maha karyaku.
"Ra, kenapa dihapus" ucapku frustasi saat itu melihat penghapus berwarna merah muda itu mulai bergerak lincah kesana kemari seperti sedang goyang ngebor.
"Yaelah, gambaran udah kaya anak tk aja masih dibanggain" jawabnya masih terus fokusnya pada kertas tipis berwara putih itu.
"Itu kan hasil jerih payah gue, Ra! Aduduh sakit,Ra!" ucapanku terpotong saat dengan sadisnya Zara menjitak kepalaku.
"Bikin garis udah kaya orang gemetaran aja disebut karya, terus ini apa lagi, gunung dua bentukannya kaya bala bala bi inah." kalau ada yang mau tanya siapa orang terjujur saat ini, maka aku akan dengan sangat lantang menyebutkan nama temanku yang satu ini, Zara.
***
Dan disinilah aku sekarang, memegang pelan dan ember, meratapi nasibku sendiri didepan tempat bertuliskann 'toilet siswi'.
Aku mengutuk diriku sendiri karna dengan bodohnya bisa lupa kalau ceu sari–maksudku bu sari–sudah tahu kalau aku paling anti dengan yang namanya seni, sehingga dia dengan mudahnya tahu kalau gambaran yang ku berikan itu bukan hasil jerih payahku sendiri, padahal aku juga menyumbang sedikit tenangaku, yaitu menangis.
Tepukan di bahuku membuat bulu kudukku merinding seketika. Ini kan sudah jam 3 sore, emang masih ada siswa/siswi yang masih berkeliaran disekitar sekolah?!
Sekali lagu kurasakan seperti sebuah tangan mencolek bahuku, aku meringis. "Eh ampun, ampun. Ga bakalan ganggu 'kok! Cuma mau bersihin toilet cewe, jangan ganggu ya, saya cewe baik-baik kok, rajin menabung, rajin sholat, tidak sombong, sama suka mengaji." ucapku ngalor ngidul masih terus berusaha memikirkan ancang-ancang untuk kabur.
"Dan oh iya, saya juga pinter sama cantik" aku melongo sendiri ketika lanjutan ucapan itu dengan mulus dan cantik keluar dari bibirku, itu refleks! Sumpah.Sesuatu atau seseorang dibelakangku itu terkekeh.
"Saya juga rajin menabung, rajin sholat, tidak sombong dan suka mengaji" suara itu sepertinya suara lelaki, tapi masih dengan diselingi kekehen yang tertahan. "Oh iya, saya tidak terlalu pintar tapi saya ganteng, tapi saya bukan setan kok"Lha? Mana ada setan ngaku?
Kuputar tubuhku, dan langsung berhadapan dengan 'setan ganteng' yang sedang menahan tawanya, mungkin menertawakan ekspresiku seperti orang menahan boker selama tiga hari.
YaTuhan, dia fajar.....
"So, gue bukan setan 'kan?"
Aku menggeleng kuat-kuat berkali-kali sampai tangan 'setan ganteng' itu menahan gerakan gelengan kepalaku.
"Sory, ga tau." cicitku seperti tikus kelindes truk.
"Apa?"
Yah, ganteng tapi bolot.
"Gapapa."
"Lagi kerja part time? atau lagi kena hukuman?"
Aku melongo mendengar opsi yang pertama. Serius? Segitu gembelkah penampilanku?
Tapi aku memaklumi karna sekarang aku hanya mengenakan t-shirt hitam polos dipadukan dengan celana jeans selutut.
"Gue siswi disini, lagi kena hukuman"Dia mengangguk seperti kucing emas yang biasa ada di toko perhiasan, dengan mulut dibentuk seperti huruf O. "Sama dong, gue juga lagi kena hukuman, kena hukuman siapa?"
"Ceu sari."
dia terlihat menaikkan alisnya mungkin terlihat berfikir dan aku juga mulai memikirkan apa yang salah dengan ucapanku. "Ehmm maksudnya bu sari" Buru-buru ku ralat ucapanku. Aku mengutuk mulutku karna selalu dengan mudahnya mengucapkan panggilan nista untuk guru-guru sekolah ini.
"Oh, oke. Bu sari guru seni kan?" tanyanya memastikan.
Kini aku yang mengangguk.
"Gue juga lagi kena hukuman, tapi dari bu leni, yaudah gue masuk duluan ke toilet cowo ya" .
Dan lagi aku mengangguk.
"Eh nama lo siapa?" dia kembali berbalik menghadap kearaku.
"Shania"
"oke shania, semangat ya!"
Yaemang dasarnya cewe jomblo, disemangatin cowo ganteng langsung baper.
Aku tersenyum sebagai jawaban dan mulai menjalankan hukumanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
IF I STAY
Teen Fictionjika aku tetap bertahan denganmu apakah akan merubah segalanya? aku hanya takut waktulah yang akan merubah segalanya--shania marselia [Masih banyak typo, harap maklum]