7

43 3 0
                                    

ini ga di edit dulu 😁 kalo banyak yang typo harap maklum. Ekekek
.
.
.

Apa kabar hati yang kosong?
Apa kabar perasaan yang tak terbalas?
Apa kabar keadaan yang sudah lelah menunggu? 

Biarlah menjadi pertanyaan yang melebur sampai takdir menjawab dengan sendirinya.

Lagipula pepatah mengatakan 'cinta tak harus memiliki', tapi masalahnya, sebagai mahluk sosial selalu ada rasa ingin memiliki dari apa yang kita sukai.

***

Seperti biasa, shania menunggu di depan komplek yang letaknya juga tak jauh dari sekolah menengah pertama yang ada di daerah ini.

Alasannya menunggu disini karna, membantu mengamankan amarahnya yang mungkin akan melesat seketika saat melihat Kak Shanu masih saja bertarung antara jiwa dan raga-nya yang masih terpisah oleh sekat alam mimpi dan dunia nyata.

"Kalo sampe lima menit belum dateng,
Siap-siap keluarin jurus sun gokong gue" Shania terus saja mendumel, merutuki sifat kaka-nya yang sleepholic.

Melirik arloji berwarna biru yang ia kenakan di lengan kirinya, ia terus saja bergerak gelisah tidak karuan.

"Hai shania" sebuah sapaan menginterupsi perasaan gelisahnya.

Amarah, gelisah, dan semua sumpah serapah yang ia keluarkan lima belas menit yang lalu seakan sirna saat melihat senyum fajar. Iya fajar. Fajar gumilang.

"Hai fajar!"

Tuhan memang adil, tidak pernah membuat umatnya menderita, disaat kita diberikan lara saat itu lah dia akan memberikan suka.

Setelah lima menit sedikit berbasa-basi, akhirnya Shania dengan terpaksa menolak tawaran emas yang pasti akan sangat langka ia dapatkan. Entah dapat hidayah dari mana fajar mengajak shania berangkat bersama ke sekolah.

"Shan, ayo!"

"Lama banget sih, kak! Lu khotbah dulu di kamar mandi apa gimana?"

"Yey, ngawur lu! Ya ngga lah, orang gue dengerin khotbah doang ko, hehe. Yaudah, yu!"

"Untung kakak, kalo bukan udah gue kasih sianida lu"

***

"Shan, gantiin gue tugas dulu dong, gue ada ulangan kimia nih"

'Selalu jadi pelampiasan' batin shania meratapi.

Shania salah satu anak baik, yang masih mengikuti apa kata guru. 'Masing-masing siswa wajib mengikuti minimal satu ekskul'
Padahal rata-rata dari siswa dan siswi sma ini, ketika ditanya ikut ekskul atau tidak mereka akan dengan lantang dan bangga-nya menjawab 'engga' tak lupa juga memasang wajah tanpa dosa.

Dan ekskul yang dipilih shania yaitu pmr, bukan karna cita-citanya ingin menjadi dokter atau perawat, tapi karna menurutnya ekskul ini yang paling simple dan tidak ribet.

Biasanya hanya saat ada yang sakit saja petugas pmr harus bertugas, dan itu artinya sekarang sedang ada 'pasien' di uks.

Tapi sebenarnya ada hikmah juga shania bertugas hari ini, karna dia bisa sedikit lega karna tidak mengikuti pelajaran seni dan budaya.

Tuhan memang adil bukan?

"Assalamualaikum"

Tidak terdengar sahutan dari dalam ruangan, shania mulai panik. Pingsan kah dia?

Shania bergegas membuka tirai yang menjadi penutup untuk setiap ruangan.

Sebuah pemandangan yang membuat shania tercengang.
Disana, diatas bangkar yang hanya cukup untuk satu orang sakit itu sudah dialih fungsikan, diatas bangkar itu ada empat orang yang sedang tidur dengab nyenyaknya walau tempatnya sangat sempit.

Dua orang menghadap menghadap kearah barat, dan dua orang lainnya menghadap ke arah timur dengan masing masing memakai penyangga yaitu bantal, yang pasti diambil,dari bankar yang lain.

Dan orang-orang itu adalah fajar, beni, kiki, dan juga bayu.

"Ehem" shania berdeham tapi sama sekali tidak membangunkan mereka.

Shania bergerak mengambil sendok dan gelas yang ada di meja kecil dipinggir bankar itu, sambil mengetuk-ngetukkan sendol ke gelas dengan agak keras. Dan berhasil, mereka panik dan segera bangun.

"KEBAKARAN!!!!"

"GEMPA!!!"

"BOBOIBOY THE MOVIE ADA SEKUELNYA!!!"

"MIYABI DATANG KE JAKARTA!!!"

serius? Itu yang terakhir ciri-ciri orang yang habis mengalami mimpi basah. Oke abaikan.

Fajar yang pertama menyadari keberadaan shania, tapi yang lain masih panik.

"Eh ha-haii shan!" dia menyapa shania sambil menggaruk tengkuknya dikarnakan tadi dia yang pertama berteriak.

"Shania? Siapa? Artis jepang?" tanya beni salah satu teman fajar yang masih belum menyadari keberadaan shania.

Kiki memutar kepala beni agar menghadap ke arah shania, barulah dia menyadari kalau shania bukan artis jepang.
"Eh shania.... HAH SHANIA? PETUGAS UKS?"

Shania mengangguk angkuh.

"Lagi ngapain disini?" sebuah pertanyaan salah yang dilemparkan bayu kepada shania.

"Harusnya gue yang tanya gitu ke kalian, ngapain kalian disini? Ini ruangan buat yang sakit, bukan hotel"

"Mampus, kan tadi gue bilang juga apa, tidurnya di ruang seni aja jangan di sini, singanya bangun kan!"

"APAAAA???? KELUAR KALIAN SEMUA!!!!"

IF I STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang