part 3

177 22 0
                                    

Disaranin kalo baca part ini dengerin lagu sheila on 7 - seberapa pantas



Eliska menghela nafas lega. Namun, nafas eliska kembali tercekat saat melihat pemuda yang berdiri dihadapannya, jarak mereka sangatlah dekat, El bahkan dapat merasakan hembusan nafas pemuda itu. Ia memberanikan diri menatap mata tajam yang juga menatap dirinya. El mengalihkan pandangannya pada name tag di seragam pemuda itu.

"Xavier Sky Karisma," batin Eliska.

***

"Jesi please, gue mohon bantu gue, lagian lo kan sepupu gue jes, ya walaupun kita baru-baru ini ketemunya, tapi please bantu gue" Verania menyatukan kedua telapak tangannya. Jesi mengalihkan pandangannya. Ia malas berurusan dengan gadis manja ini.

"Gue udah bilang kan ? Itu bukan urusan gue, dari pada lo habisin waktu disini. Sebaiknya lo cari teman lo itu," Jesi berjalan meninggalkan Verania yang langsung menarik lengannya.

"Sekali ini aja Jes, untuk kali ini aja anggap gue sebagai sepupu lo, bantu gue jes," Verania menatap Jesi dengan pandangan memohon.

"Lo berisik, gue antar lo ke tempat kak Zarco aja, dan ingat gue ngelakuin ini karna gue masih menghargai bokap lo sebagai kakak nyokap gue," tegas Jesi dan berjalan mendahului Verania.

Verania merubah wajah sedihnya, ia tersenyum karna berhasil membujuk Jesi. Ya inilah Verania, ia bahkan mendapat julukan dari Zarco sebagai gadis manja yang memiliki seribu wajah. Langkah Verania terhenti saat Jesi memasuki ruangan bertuliskan Studio musik. Jujur saja Verania yakin Zarco akan sulit untuk dibujuk kali ini. Tapi dia harus melakukannya dengan cepat, agar bisa mencari Eliska.

"Jesi ! Ada apaan nih kesini ?" suara Zarco membuat nyali Verania turun. Ia masih bersembunyi dibalik tubuh ramping Jesi.

"Gue mau nganterin adek lo kak," jawab Jesi dan Verania muncul dari balik tubuh gadis itu.

"Hai kak, hehe," Verania berusaha tersenyum, meskipun rada kaku.

"Jes, ngapain ngajakin anak marvel ke sini ?" tanya Zarco. Verania langsung merutuki niatnya untuk meminta maaf.

"Sorry, gue gak ikutan, gue cabut," Jesi keluar dari studio, padahal Verania mau meminta bantuan lagi tapi dia mengurungkan niatnya saat melihat suasana hati Jesi yang semakin kelam.

"Kenapa Ver ? Mau nganterin pakaian Zarco ?" tanya Arel.

"Hmm, itu kak sebenarnya Verania mau, mau,"

"Mau apaan ?" tanya zarco ketus.

"Mau hmm minta... Maaf kak, hmm, ya gue kira lo iseng ngusir leo kak, ternyata dia itu emang playboy, maafin gue kak," verania menatap zarco dengan ragu.

"Oh gitu, permintaan maaf ditolak, pulang sana," ketus Zarco lagi.

"Yaah kak, gue kan minta maaf setulus hati, maafin gue ya kak, gue tau gue salah. Gue juga bakal bilang sama papa dan mama, please maafin gue ya kak," ucap Verania dengan wajah memohon. Zarco menghela nafasnya.

"Yaudah sini," pemuda itu membentangkan kedua tangannya. Verania tersenyum ceria ia segera memeluk kakaknya.

"Thanks brother," ucap Verania dalam pelukan Zarco. Arel tersenyum saat melihat adik kakak yang selalu bertengkar bagai langit dan bumi yang tak bisa menyatu namun mereka selalu berdampingan dan tak akan bisa terpisahkan. Verania tiba-tiba saja melepas pelukannya. Ia memandang khawatir pada Zarco.

"Ada apa ? Ada masalah ?" tanya Zarco curiga.

"Gue sebenarnya kesini gak sendiri kak, gue sama El, dan sekarang kita kepisah," ucap Verania.

TRUST ME! (COMPLETED!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang