Seyra senang karena bisa makan siang di rumah, ditemani oleh Chris dan ibunya di meja makan. Walau hanya baru diperbolehkan makan sup. Tapi dia sama sekali tidak keberatan.
Dimas tidak bisa bergabung karena sedang dinas ke luar Negeri.
Chris yang duduk di depannya sejak tadi memerhatikan Seyra dan merasa serba salah. Ada suatu hal yang dipikirkannya, hal jahat yang mungkin bisa membuat Seyra kecewa.
Chris ingin mengatakannya pada Seyra, tapi dia segera mengurungkan niatnya saat mengingat Seyra baru keluar dari rumah sakit. Seyra belum pulih dan tidak boleh syok. Ia tidak mau lebih membebani Seyra dari ini.
"Kamu mikir apa?" tanya Seyra. Chris tersentak lalu nyengir canggung. Seyra menatap pacarnya itu aneh.
"Nothing," kata Chris.
"Bohong!" tukas Seyra. Dia tahu Chris sedang menutupi perasaannya, Chris sedang membohonginya. "Kamu mikir apa?" tanyanya sekali lagi.
Chris menghela napas, sadar tidak mungkin bisa membohongi Seyra, otaknya berpikir keras memikirkan jawaban yang akan dilontarkannya. Jangan sekarang. Chris terus saja merapalkan kalimat yang sama seolah mantera.
"Jangan mikir!" Seyra semakin memicing tajam, cengkeramannya pada sendok kian kuat. Dia tahu Chris sedang mencari alasan.
"Aku gak mikir apa-apa Sayang. Beneran," ucap Chris setengah memelas. Memohon pada Seyra agar tidak terus mendesaknya, dia takut menyakiti Seyra.
"Aku gak mau makan!" Seyra membanting sendok di meja lalu berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
Chris mendesah frustrasi, semakin bingung dengan apa yang harus dilakukannya? Ibunya Chris menoleh dan menatap putranya prihatin. Sebenarnya ada apa dengan anak kesayangannya itu?
"Kamu gak pa-pa, Sayang?" tanya Mira lembut.
Chris tidak menjawab, dia hanya memutar matanya sambil menggeram. Ibunya menyentuh lengan Chris tapi dia justru menepisnya.
"Chris?" ibunya melotot tidak percaya. Ini pertama kalinya Chris bersikap kasar dan tidak sopan padanya.
Chris bungkam, dia segera berdiri dan berlalu. Mira hanya menatap punggung Chris yang semakin menjauh. Berusaha tidak mengambil hati perbedaan sikap putera semata wayangnya. Sepertinya Chris memang sedang banyak masalah.
"Sebenarnya ada apa?" batin Mira bingung.
***
Seyra ngambek, dia telungkup di kasur sambil memeluk boneka panda raksasa yang diberikan Chris saat dia masih dirawat di rumah sakit.
Kesal, kali ini Chris tidak mengekorinya, memelas dan meminta maaf padanya seperti sebelum-sebelumnya. Ini di luar kebiasaan Chris. Biasanya kalau Seyra ngambek sampai tidak mau makan, Chris akan datang padanya, melakukan banyak cara agar Seyra tidak memusuhinya.
Kenapa Chris berubah? Seyra menggigil ketakutan memikirkan beberapa kemungkinan buruk yang terjadi.
"Aku bosen sama kamu, Sey!" kata-kata Chris beberapa bulan lalu kembali berdengung di telinganya, membuat Seyra panik dan paranoid.
Bagaimana kalau Chris serius? Bagaimana kalau Chris memang bosan? Bagaimana kalau Chris mulai berpikir meninggalkannya?
Seyra mempererat pelukan bonekanya, kepalanya berdenyut membuatnya semakin meringis. Cepat-cepat Seyra mengambil hapenya dan mengecheck kotak masuk berharap ada satu saja pesan yang dikirimkan oleh Chris.
Kosong. Tidak ada satupun sms dari Chris. Chris tidak peduli sekalipun sekarang Seyra sedang ngambek.
"Chris..." Seyra memejamkan matanya rapat. Bukan dia tidak menyadarinya, sejak beberapa hari lalu saat dia dirawat pun Seyra sadar Chris mulai menghindarinya. Apa selama ini Seyra terlalu kasar? Apa Seyra terlalu pemarah? Apa benar Chris memang mulai bosan? "kamu berubah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
LovinHart (END)
Teen FictionChris cowok ganteng, tajir, ramah, ketua klub olahraga, dan juga ketua gensters. dia dihormati semua teman sekolah bahkan guru-gurunya. Tapi Chris memiliki sisi kelam yang tidak bisa orang lain bayangkan. Chris akan berubah menjadi monster terkejam...