Dua Tiga ; Perubahan Chris

14.2K 1.1K 38
                                    

"Chris, kamu gak sarapan lagi, Nak?" Ibunya bertanya cemas. Sudah beberapa hari ini Chris tidak mau makan di rumah. Bahkan balas menyapa panggilan orangtuanya pun tidak. Cowok itu selalu saja melempari orangtuanya tatapan memusuhi. Menghakimi atas sesuatu hal yang tidak Mira pahami.

Apa yang sudah dia lakukan sampai Chris membencinya seperti ini?

"Sayang, kalo Mama ada salah tolong bilang. Mama gak paham kalo didiemin kayak gini." Mira lagi-lagi merintih. Tidak bisa dia ungkapkan sesakit apa hatinya setelah dijauhi Chris seperti ini. Semarah-marahnya Chris, setidaknya dalam tiga hari dia akan kembali bersikap manja.

Tapi ini sudah nyaris dua minggu. Dan Chris tetap tidak mau bicara dengannya. Puteranya seolah memandang jijik dirinya.

"Chris, kamu bikin Mama sedih."

Lagi-lagi diabaikan. Pintu kamar puteranya terus tertutup rapat. Mira menunduk menatap nampan isi roti dan segelas susu di kedua tangannya. Apa masakannya semakin buruk? Apa dia tanpa sengaja menyinggung Chris?

Banyak pertanyaan berkecamuk di balik dada tanpa jawaban. Mira terus berspekulasi, menerka sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang harus dia lakukan agar mereka bisa kembali berbaikan?

"Ma."

Mira menoleh. Dia meringis saat Seyra berdiri di belakangnya. Cewek itu menatap ibu angkatnya khawatir. Seyra terkesiap melihat air yang sudah menggunung di kelopak mata ibunya Chris. Wanita itu tetap memaksakan diri untuk tersenyum.

"Seyra mau sarapan di sini, Nak?"

"Sey udah sarapan di rumah tadi. Chris belum berangkat?"

Mira menggeleng, "Belum."

Pintu kamar dibuka. Chris menjulang tinggi dengan tatapan sedingin es yang menusuk. Cowok itu melirik Seyra sebentar kemudian berjalan melewatinya. Cewek yang tidak diacuhkan terkejut.

Mereka beberapa kali bertengkar dan saling mendiamkan. Tapi ini untuk pertama kalinya Chris mengabaikan wanita yang telah melahirkannya. Semenjak berpacaran dengan Dara, sikap Chris jadi berubah.

"Chris mau sekolah? Muka kamu keliatan pucet. Kamu sakit, Nak?" Mira tidak menyerah. Hanya Chris satu-satunya. Dia adalah cahaya Mira dan Dimas, sosok yang membuat Mira berhenti bekerja agar bisa fokus merawat Chris penuh cinta sampai dewasa.

Dia mengikuti Chris, senyuman sedih tidak memudar. "Chris, biar Mama periksa panas kamu dulu."

Chris menepis sebelum tangan sang Mama menyentuh keningnya. Membuat Mira dan Seyra menatapnya tidak percaya.

Cowok itu memberi ibunya sorot menusuk, "Jangan sentuh lagi."

Ada apa dengan Christian Garel Dewata?

Mira terpaku. Dia menatap punggung Chris yang kian menjauh, berbelok lalu menghilang dari jangkauannya. Airmatanya perlahan menetes membasahi kedua pipi.

Memangnya kesalahan apa yang sudah dia lakukan sampai Chris tega menghancurkan hatinya seperti ini?

"Ma..." Seyra tahu Mira tengah terpukul. Cewek itu menghampiri ibunya Chris dan memeluknya dari belakang. Berusaha menguatkan wanita baik hati yang kini terisak-isak. "Mama sabar, ya. Dia udah beberapa minggu emang kayak gitu. Tapi nanti Sey coba ngomong sama dia. Mama jangan nangis lagi."

"Mama bikin dia marah." Mira merintih. Dia menerawang kosong. "Tapi Mama gak tau kesalahan yang Mama buat makanya Chris sampe semarah ini."

"Itu Chris, Ma." Seyra tersenyum manis. Mengerti penderitaan Mira. Ini memang sudah tidak bisa didiamkan. Chris marah membabi buta, bahkan tidak pernah lagi mengukir senyum seperti saat sebelum mereka putus. "Nanti Sey coba cari tau masalahnya. Mama gak usah sedih."

LovinHart (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang