Madly - 01

261 43 34
                                    

Hari pertama, SMA Mandala

Sebuah amplop berwarna merah muda dan pita kecil berwarna senada bertengger manis di meja milik Aura Bellandita.

Aku menyukaimu
Lebih dari apapun
Bukan karena parasmu yang menawan
Melainkan hatimu yang mendambakan
Aku menyukaimu

'Siapa sih yang ngirim beginian?' Pikir Aura dengan memicingkan matanya. Tanda ia sedang berfikir.

"PAGI AURA SAYAANG!" Teriak Beryl-sahabatnya.

"Apanih? Mau baca dong gue." Beryl menarik sepucuk surat berwarna merah muda di tangan Aura dengan gesit.

"Anjir! Alay banget sih ni orang." Celetuk Beryl

"Gue gak tau itu siapa, Ber." Desis Aura

"Terus? Lo dapet surat ini gimana? Tiba-tiba ada di atas meja lo gitu? Dateng entah darimana gitu?"

"Emang kayak gitu, lo bener banget!"

Beryl menatap sahabat yang disayanginya ini dengan tatapan Horor dan susah untuk di artikan.

Beryl mengangkat kedua bahunya dan mendudukan dirinya di samping Aura "Lo tau, Ber. Yang lebih horor dari ini apa? Cara lo natap gue."

Perkataan yang keluar tanpa dipikir panjang oleh Aura membuahkan sebuah tawa melengking milik Beryl.

"Beryl, ini masih pagi."

"Wow bacot! Ganggu orang tidur tau gak!"

"Beryl! Diem dong!"

Dan pagi ini teman teman sekelaa Aura merasa terganggu dengan Beryl.

Hari kedua - SMA Mandala

Aura selalu datang sebelum pukul 06.30 karena jarak rumah dan sekolah yang dibilang sangat jauh. Membuat Aura rela berangkat pagi agar tidak terlambat.

Aura memang sangat cerdas. Dia tidak mau waktu di SMAnya tidak di gunakan dengan baik. Dia juga siswa yang berprestasi. Dan banyak yang menyukainya tapi pasti ada juga yang tidak menyukainya.

Aura melangkahkan kakinya menuju loker miliknya.

Lorong sekolah masih sangat sepi, hanya ada Pak Burhan-Petugas Kebersihan Sekolah-yang sedang menyapu lapangan.

Aura membuka lokernya dan bertapa terkejutnya ia saat mendapati sebuah boneka dan bouqet bunga bertengger manis di tempatnya.

"Bunga yang cantik, untuk wanita yang istimewa."

Aura mengedarkan pandangannya. Siapa tau pengirimnya belum jauh atau bahkan masih ada disitu.

"Kok lama-lama gue ngerasa horor sama kiriman misterius ini." Gumamnya.

Aura meletakkan kembali barang -barang tersebut kedalam lokernya. Dan ia kembali kekelas dengan mimik wajah yang sulit di artikan.

"Aura, Di cari Bu Nadin, katanya kemaren ada yang kurang." Celetuk Farel-ketua kelas.

Aura menaikkan alisnya, 'sudah banyak yang datang?' Pikirnya.
Ia melihat jam yang bertengger manis di pergelangan tangannya 06.55, berarti ia menghabiskan banyak waktu di loker tadi untuk memikirkan siapa pengirim misterius tersebut.

Hari Ketiga - SMA Mandala

"Beryl, dateng yang pagi ya, nanti kita ada presentasi Sosiologi. Jangan Lupa!"

"Yaampun! Gue lupa, Ra. Gue baru bangun tidur."

"Yaudah cepetan mandi sana, gue nelfon lo pagi-pagi gini kan mesti ada alesannya, congek!"

"Kampret! Iya deh, ntar gue dateng pagi, Bhay!"

Aura memejamkan matanya sejenak.
Ia kembali berfikir, sudah dua hari ia mendapatkan hal hal yang aneh.

'Apa hari ini bakalan ada lagi ?'

Beberapa menit kemudian Aura sudah siap dengan seragam almamater sekolahnya. Rambutnya ia biarkan terurai bebas.

Aura melihat kedua orang tuanya dan juga kakaknya telah berada di meja makan.

"Aura, hari ini gue yang nganterin lo!" Ujar kakaknya

"Papa?" Tanya Aura

"Papa sama Mama berangkat ke denpasar hari ini , dek." Jawab Riana - Mamanya.

Dan hanya di jawab sebuah anggukan oleh Aura.

Aura telah tiba di sekolahnya, datang dengan selamat tanpa lecet - itulah yang di katakan Aufa kepada Aura.

Aura cepat cepat menuju kelasnya XI IPS 2, ia berajalan dengan cepat takut jika Beryl sudah datang dan memaki-makinya karena Aura kalah cepat.

"BER! JANGAN BUKA ITU!" Teriak Aura di ambang pintu

"Jadi lo udah tau siapa yang ngirim, Ra?" Tanya Beryl sambil menaruh kembali surat berwarna biru muda

Aura menjawab dengan sebuah gelengan.

Beryl tersenyum.

"Dia tuh makhluk abstral kali ya, gue udah dateng pagi tapi surat ini udah ada disini aja." Celetuk Beryl

"Cepet buka, gue penarasan, Ra!" Lanjut Beryl

Aura mendekat ke arah Beryl, ia mengambil sepucuk surat berwarna biru tersebut.

Hai
Aku mungkin sangat pengecut
Mencintaimu dalam diam
Menjadikanmu kekasihku dalam anganku
Aku sungguh menyukaimu
Tapi aku takut jika kau tak membalasnya
Aura Bellandita, would you be mine?

"Yekali, Ra! Lo mau pacaran sama orang gak berwujud."

"Gue harus cari tau siapa dia, Ber! Harus!" Jawab Aura

❌❌❌❌❌❌

Hallo
Selamat Bulan Ramadhan.
Ini ceritaku yang baru semoga suka ya(?)
rada aneh sih emang. Karena aku emang masih amatiran.

Jadi yang di mulmed itu Chloe Morezt aku jadiin sebagai Aura Bellandita. Ya begitulah sosoknya(?)

Jangan lupa vomment yaa tapi jangan cuma "next" biar aku lebih semangat hahahaha.


-oldheva

30 Juni 2016

MadlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang