Madly - 04

139 35 6
                                    

"Jadi, gue butuh penjelasan."

Beryl dan Aura bergantian melihat. Mereka mengedip beberapa kali tanda mereka harus berbohong kepada lelaki tampan di hadapan mereka ini.

"Jadi itu kita lagi ngapalin naskah buat tugas Bahasa Indonesia." Celetuk Beryl ngasal.

"Nah iya, Bahasa Indonesia, yang." Jawab Aura sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Keanu mengeluarkan handphonenya. Lalu ia membacakan isi chatnya dengan Aura beberapa menit yang lalu.

"Oh, Bahasa Indonesia sama Geografi sejalan ya?"

"Kan Geografi itu mendunia salah satunya Indonesia, di Indonesia kan Bahasa persatuannya Bahasa Indonesia, Ke. Jadi gitu." Jawab Beryl dengan senyum yang terkesan dermawan dan sangat meyakinkan

Keanu memicingkan alisnya. "Oh gitu. Bener, Ra?"

"Kamu tau kan? Aku paling gasuka sama kebohongan?" Lanjut Keanu.

"Aduh Keanu sayang, Mana mungkin sih aku bohong sama aku, mana ada orang tega ngebunuh bidadari sebaik aku sih?" Ujar Aura dengan gaya sok imutnya dan mulai menggenggam tangan Keanu.

"Ya terserah."

"3 Menit lagi bell nih, Balik yuk, Ra." Beryl penyelamat Aura dari Keanu. Oh God.

"Aku balik duluan ya, Ke."

"Oh ya, nanti aku pulang sama ka Aufa. Kamu pulang sendiri gapapa kan?" Lanjut Aura

"Ya gapapa kok, hati-hati ya." Dan kali ini Keanu tersenyum

Hampir saja masalah ini terbongkar. Untung saja Keanu sangat sayang kepada Aura, jadi apapun yang Aura katakan ia mudah saja mempercayainya.

Aura menghembuskan nafasnya kasar. "Gue harus gimana, Ber? Gue bener-bener takut." Aura mendudukan dirinya pada salah satu kursi di dalam kelasnya.

"Kita ikuti aja, Ra." Beryl menerawang kosong ke depan. "Gue juga nggak ngerti kenapa orang ini se terobsesinya sama lu, Ra." Sambung Beryl dan mulai menghadap sahabatnya.

Tangan Beryl menggenggam jemari Aura, kuku-kuku Aura terlihat memutih, ia sedikit pucat hari ini.

Sejak ia membaca pesan singkat yang di kirimkan oleh orang tidak dikenalnya.

Temui gue, jam 15.00 di taman dekat complex perumahan lo, kalau lo gak dateng, gue gak jamin, pacar lo bakalan hidup sampe besok.

Jelas saja Aura langsung shock mana mungkin ia tega jika kekasihnya menjadi korban dalam permainan orang psikopat ini.

Dan Aura tidak memberitahu Beryl tentang pesan ini. Dan yang Beryl tau Aura pucat karena masalah di belakang gedung sekolah tadi.

"RAAAA!"

"Ha? Kenap..."

"Jadi lu nggak ngedengerin gue ngomong dari tadi? Bangsat emang ya. Orang ngomong di tinggal ngelamun." Beryl cemberut sambil terus mengomel kepada sahabat yang mengabaikannya ini.

"Sorry, gue nggak konsen,Ber." Aura senyum tipis. Sangking tipisnya senyumnya hampir tidak terlihat.

"Yaudah dengerin Bu Riska ngejelasin deh." Jawab Beryl sok sibuk mencatat pelajaran Geografi.

------------------------------------------------------

Aura POV

Hari ini aku berbohong kepada Keanu, aku bilang sama dia kalau aku pulang sama Aufa. Padahal saat ini Aufa sangat sibuk. Kakak perempuanku yang sangat mencintai kehidupannya.

Orang itu nelfon aku beberapa kali hari ini. Aku belum punya keberanian buat ngangkat telfon itu. Aku takut. Jujur!

"Apa yang harus gue lakuin, yaampun."

Dan setelah pertempuran yang panjang antara iblis dan malaikat yang berlangsung di otak cantikku ini. Aku memutuskan untuk mengangkat telfon laknat ini.

"Halo?!"

"Sudah siap? Gue udah nyiapin semuanya, buat lo, Lovely."

"Mau lo apa sih? Jangan ganggu hidup gue, hidup gue tenang sebelum ada lo!"

"Lo jadi milik gue, dan gue bakalan bikin lo bahagia. Gampang kan?"

"Nggak."

"Temui gue, kalau gak ya lihat aja ntar."

Aku memutus sambungan telfon ini secara sepihak, Aku bener bener takut kali ini. Orang gila ini gaboleh nyakitin Keanu. Gak boleh!

Ini sudah jam 14.55 , aku menyiapkan silet dan juga gunting di tasku. Untuk berjaga-jaga jika orang gila itu melakukan sesuatu yang diluar akal sehat.

Aku melangkahkan kakiku keluar rumah. Berjalan dengan was was menuju taman yang berada di pojok complex perumahan ini.

Aku mengedarkan pandanganku saat kakiku memasuki area taman ini. Mataku mencari cari seperti apa sosok yang menerorku akhir-akhir ini.

"Aura." Ada yang mukul pundak gue please, pasti itu dia.

Aku berbalik badan dan betapa kagetnya aku saat lelaki ini adalah kakak kelasku.

'Regan Geraldy.'

"Lo? Regan Geraldy?"

"Yaps! Lo bener. Gue orang yang suka sama lo." Regan ngedipin matanya. Sesek gue. Dia lebih ganteng di lihat secara langsung. Dan wtf dia gapake kacamata sekarang.

"Dan makasih sudah mau dateng hari ini, princess." Modus. Dan gue benci dia saat ini. Inget gue benci dia.

Gue mendesis kearah dia. Gue gasuka sama cowok genit kayak gitu. "Apa mau lo?"

"Jadi pacar gue!"

"Nggak!"

"Putusin pacar lo, Ra!"

"Apa urusan lo ngatur-ngatur gue hah?"

"Lo milik gue Ra! Punya gue."

"Gue aja gak tau lo itu kenapa."

Orang ini menatap kearahku dengan tatapan yang errr nyeremin kayak yang mau nelen gue hidup hidup.

"PUTUSIN KEANU ATAU KEANU MATI DITANGAN GUE."

Dan aku ngerasa kalau darah gue berhenti.

-cut.

Oldheva

02 Juli 2016

------------------------------------------------------

Silent readers nya ada beberapa ni;" ah aku sebell. Hargai dong setidaknya vote. Komen saran dan kritik juga gapaalah. Gue bikin kan juga butuh semangat dari kalian. Gue butuh saran gaissss......

Oh yaaa....
Itu yang di mulmed si Keanu ya.. bukan Regan!

With love,

MadlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang