Chapter 1

28K 1.1K 5
                                    

"Prilly! Ayo cepatlah sedikit! Kita harus segera ke kantor!" ucap Rina sepupu sekaligus manager model cantik bernama Prilly Charlotte Addison.

"Bersabarlah kau Rin! Aku sedang merapikan penampilanku"

"Prilly sayang...Dion sudah menunggu kita. Pemotretan akan segera dimulai" Dion merupakan seorang fotografer, kekasih Rina yang sudah ia pacari selama 1 tahun belakangan ini.

"Kau ini berniat mengantarku atau berkencan dengan Dion?"

"Hehehe... Tidak. Aku tau waktu dimana aku harus bekerja Prill. Aku rela membatalkan kecanku bersama Dion apabila kamu membutuhkanku"

"Benarkah? Aku tidak yakin dengan ucapanmu itu. Dan aku juga sudah lama mengenal Dion. Aku tau bagaimana sifat posesifnya terhadapmu"

"Itu karena Dion menyayangiku Prill. Walaupun Dion memiliki sifat posesif, tapi dia bukan tipe lelaki pencemburu. Dan satu lagi yang harus kamu tau. Dion adalah lelaki setia, tidak seperti.... Vigo, upss!!"

"Jangan berani kau sebut nama itu dihadapanku Rin! Atau aku akan melaporkanmu pada Papa agar kau dipecat"

"Baiklah aku menyerah. Mengingat Papa mu Prill, mengapa kau tidak bekerja saja di perusahaan Papa mu itu? Aku yakin Papa mu akan memberikanmu posisi terbaik disana. Tidak mungkin Papa mu akan membiarkanmu menjadi seorang office girl disana. Selain tidak tega, kupastikan dia malu karena dia pemilik perusahaan itu"

"Aku tidak mau Rin. Aku tidak suka dimanja. Aku ingin bekerja dengan usahaku sendiri. Walaupun Papa seorang pengusaha terkaya se-Asia pun, aku tidak mau terlalu bergantung pada Papa. Lagipula menjadi seorang pengusaha itu bukan ahliku. Aku lebih menyukai profesiku sebagai model"

"Baiklah, terserah kau saja!"

Karena Rina membicarakan perusahaan Papa Prilly, Prilly teringat akan pertemuannya dengan orang tuanya sebelum mereka pergi ke Jerman beberapa minggu lalu.

*flashback on*

"Prill, umur Papa sudah tidak muda lagi. Kamu anak Papa satu satunya. Papa minta kamu mengambil alih perusahaan Papa setelah Papa pensiun nanti" ucap Papa Prilly.

"Tapi Pa, Papa tau aku lebih suka menjadi seorang model daripada harus duduk dan menandatangani berbagai proposal. Bukan aku tidak menyayangi Papa, tapi aku takut. Kalau nanti perusahaan itu ada ditanganku karena aku terpaksa menerima tawaran Papa, perusahaan yang sudah bertahun tahun Papa bangun itu menjadi hancur karena aku lalai. Aku tidak mau menjatuhkan nama besar perusahaan Papa dan mengecewakan Papa. Aku harap Papa mengerti"

"Ya sudah. Papa mengerti apa maumu. Kalau kamu tidak mau menggantikan Papa sebagai CEO disana, kamu harus berjanji pada Papa"

"Apa Pa?"

"Kamu harus segera menikah nak. Dengan begitu Papa akan menyerahkan seluruh kekuasaan Papa di perusahaan itu pada suamimu nanti. Lagipula umurmu sudah cukup matang untuk membangun rumah tangga nak... Papa ingin menimang cucu sebelum papa pergi"

"Apa yang Papa bicarakan! Pa, aku hanya belum menemukan orang yang tepat. Aku janji, kalau nanti aku sudah menemukan orang yang tepat, aku akan membawanya pada Papa"

"Ya sudah kalau itu mau mu. Kamu jaga diri baik baik disini. Maaf jika Papa dan Mama terlalu sibuk dan jarang menemanimu disini nak"

"Tidak apa apa Pa. Lagipula ada Rina yang menemani Prilly disini"

*flashback off*

"Prill apa yang kau pikirkan?" suara itu sontak membuat Prilly tersentak.

Sweety... Where stories live. Discover now