Chapter 3

19.1K 1K 3
                                    

Setibanya Ali dan Prilly di apartemen, Ali langsung melepas kemejanya dihadapan Prilly. Karena mereka sudah terbiasa melakukannya dimasa kuliah dulu. Ali yang tinggal berdua dengan Prilly dalam satu apartemen tampak seperti sepasang suami istri. Tidak ada kecanggungan diantara mereka.

Setelah itu Ali pergi mengambil wine di kulkasnya lalu duduk disebelah Prilly yang sedang melepas highheels nya.

"Sepertinya kau sangat kelelahan. Mengapa berpakaian seformal ini?" ucap Ali.

"Rina yang memaksaku mengenakan ini. Katanya aku harus tampil cantik didepan calon suamiku yang ternyata kamu" ucap Prilly lalu menopangkan kedua kaki jenjangnya ke pangkuan Ali.

"Sepertinya mereka sangat berniat menjodohkan kita" ucap Ali sambil mengelus kaki mulus Prilly yang ada dipangkuannya. Prilly mengangkat kedua bahunya acuh.

"Aku ingin kau menginap disini malam ini. Besok aku yang mengantarmu kekantor" ucap Ali mendekatkan wajahnya ke wajah Prilly.

"Dasar laki laki penggoda" ucap Prilly memalingkan wajahnya. Namun Ali menarik dagu Prilly agar menghadapnya.

"Hei, kau tau. Aku tidak tergoda dengan wanita manapun kecuali wanita yang ada dihadapanku saat ini" bisik Ali tepat didepan wajah Prilly. Prilly hanya tertawa kecil sambil menundukkan kepalanya.

"Aku setuju dengan rencana Rina dan Dion" ucap Ali.

"Rencana apa?" tanya Prilly mendongakkan wajahnya.

"Rencana bahwa aku adalah calon suamimu"

"Apa maksudmu?"

"Kau tau, aku menyayangimu sejak lama. Dan mungkin sekarang rasa sayang itu berbuah menjadi rasa cinta. Seperginya kamu ke Paris, banyak sekali wanita yang menggodaku dan akhirnya kuputuskan untuk kembali pergi kerumah. Aku merasa sepi karena kepergianmu. Kenapa kau meninggalkanku disana sendirian?" ucap Ali menatap Prilly sendu.

"Hei, aku tidak berniat meninggalkanmu. Papa yang menyuruhku melanjutkan kuliah di Paris. Kau tidak tau betapa sepinya apartemenku tanpa kamu yang selalu menjagaku. Aku tidak bisa menemukan penggantimu dimanapun. Bahkan Vigo tidak bisa menjagaku sepertimu yang selalu ada disampingku" ucap Prilly sambil mengelus pipi Ali dengan punggung tangannya.

"Sepertinya aku sudah mendapatkan tiketku untuk kembali pulang ke Ausi" ucap Ali.

"Apa maksudmu?"

"Kau tau, Mama kesayanganmu itu menuntutku untuk segera memiliki seorang kekasih. Tapi aku belum menemui wanita yang tepat. Selain itu aku masih memikirkanmu. Terbesit rencana untuk merebutmu dari Vigo. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Tuhan tidak mengijinkanku terlalu lelah untuk merebutmu dari pria brengsek itu" ucap Ali.

"Lalu apa hubungannya dengan kepulanganmu ke Ausi?"

"Mama tidak mengijinkanku kembali ke Ausi apabila aku belum menggandeng kekasihku kesana. Dan sepertinya Mama sudah mengijinkanku kembali ke Ausi karena aku sudah menemukan kekasihku atau mungkin calon istriku"

"Jangan begitu Li. Aku masih trauma menjalin hubungan"

"Tenang saja Sweety. Aku akan menunggumu. Aku datang ke Jakarta juga untuk mencari pekerjaan"

"Pekerjaan?" Ali mengangguk.

"Sepertinya aku mau menjadi kekasihmu" ucap Prilly.

"Kenapa kau berubah pikiran secara tiba tiba?"

"Baiklah aku akan menceritakan sesuatu padamu" ucap Prilly menarik kakinya dari pangkuan Ali dan menyilangkannya. Ali bergeser menghadap Prilly.

"Ceritakan sekarang!" ucap Ali.

Sweety... Where stories live. Discover now