4 - First Date

91 46 4
                                    

Milena Adams,
18:00

"Babe, kau di mana?" tanyaku.

Aku menelepon Brandon, karena dia belum datang juga ke tempat kami janjian.

"Sebentar lagi sampai. Tunggu di depan, ya." suara Brandon menjawab dari ujung telepon satunya.

Aku sudah sampai di depan Dine n' Dash, tempat Brandon menyatakan perasaannya padaku dua hari lalu. Ini kencan pertama kami, dan harus kuakui, hubungan kami baru dua hari. Di hari aku berpacaran dengan Brandon, dan Kat putus dengan Max. Agak menyedihkan, bukan? Padahal aku ingin sekali kami bisa double date ke suatu tempat.

"Babe? Sudah lama menunggu di sini? Maaf aku telat, jalannya padat tadi." Brandon sudah berada di sebelahku saat aku sedang melamunkan Kat.

"Oh, belum lama kok. Ayo masuk." ajakku.

Rambut pirang Brandon yang biasanya agak acak - acakan telah disisir dengan rapi, dan wangi parfum menyeruak dari kaos kuningnya. Brandon memakai jaketnya yang biasa, jaket varsity berwarna merah dan putih, jaket kebanggaan jurusan seni di Winston University.

Dine n' Dash adalah sebuah restoran cepat saji. Aku memesan cheese burger, sementara Brandon memesan chicken strip. Biasanya kebanyakan pasangan akan memilih restoran yang bersuasana romantis. Tapi aku dan Brandon sama - sama menyukai restoran cepat saji ini, jadi kami sering makan di Dine n' Dash bersama, bahkan sebelum kami berpacaran.

"Tak terasa ya, kelulusan tinggal dua hari lagi." ujarku.

Brandon mengangguk sambil mengunyah chicken strip nya. "Aku ingin magang di suatu tempat, setelah lulus." katanya setelah mulutnya kosong.

"Aku juga. Di mana?" tanyaku.

"Aku akan memilih sebuah tempat yang kusenangi. Menurutku, bekerja di Gastrognome cocok untukku." kata Brandon. Gastrognome adalah sebuah cafe yang sedang populer saat ini.

"Aku ingin bekerja di Coco." ujarku. "Aku juga senang fashion, lagipula itu sesuai dengan jurusanku."

"Hm-hm. Ditambah lagi, kau bisa melihat-lihat jajaran kacamata hitam kesukaanmu setiap hari." Brandon tertawa. Aku memanyunkan bibirku.

"Kau sudah melamar ke Gastrognome?" tanyaku.

Brandon mengangguk senang.

"Diterima tidak?" tanyaku.

Brandon mengangguk - angguk senang, sambil menatap mataku. Mata birunya rasanya terlihat lebih cerah kalau ia sedang senang.

"Bulan depan, aku akan mulai bekerja di Gastrognome." ujarnya.

Bulan depan tinggal beberapa hari lagi. Lusa kelulusan kami, dan setelah itu, Brandon langsung mulai bekerja di Gastrognome.

"Babe?" ujarku.

"Hm?" jawab Brandon.

"Kat dan Max putus dua hari lalu." ujarku.

Seketika Brandon mengentikan kunyahannya, lalu mengangkat alisnya. Sesuatu yang biasanya dilakukannya saat ia kaget atau tak percaya.

"Kukira mereka akan bertahan. Padahal sudah setahun lebih." katanya.

"Kukira juga begitu. Tapi Max ternyata hanya memanfaatkan Kat." ujarku lagi.

"Kasihan. Menjadi seorang puteri Graburg tidaklah mudah."

Brandon mengangguk - angguk tanda mengerti.

"Aku tahu, Max memang baik, tapi terkadang dia suka memanfaatkan orang." kata Brandon. "Kukira waktu itu dia serius dengan Kat." ujarnya lagi.

"Nat juga pernah dimanfaatkannya. Kau kenal Natasha Fletcher, kan? Dia di jurusan seni."

Royal HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang