Katharine Eloise Johnson,
16:00"Princess, tuan Cameron sudah datang." Julie, pelayan pribadiku memberitahuku.
"Oh ya, segera." jawabku. Aku terburu - buru memakai sepatu dan helm berkudaku, lalu langsung menuju ke lapangan.
"Princess." Cameron mengangkat topinya memberi hormat. Aku mengangguk.
"Kita mengulang teknik lompatan yang kemarin." ujarnya memulai.
Aku langsung menaiki Sidney. Setelah beberapa kali mencoba, lompatan itu rupanya sulit.
"Yang ini sulit, Cameron." ujarku.Cameron memperagakannya lagi pelan - pelan. Namun tetap saja, rasanya sulit saat kucoba.
"Kalau boleh saya tuntun, Miss?" tanya Cameron. Aku mengangguk.
Cameron naik di belakangku. Tangannya memegang kendali, agak jauh di sebelah tanganku. Jantungku agak berdegup. Rasanya malu seperti ini, seperti dipeluk Cameron dari belakang, karena kami sangat dekat.
Setelah beberapa kali bolak - balik memperagakan sampai aku mengerti, Cameron turun dan membiarkan aku mencoba sendiri.
"Cukup hari ini." ujar Cameron sambil tersenyum.
Aku tersenyum balik. "Thanks, Cam." ujarku, lalu berbalik pergi.
Sesekali aku menengok ke belakang. Cam menyisir rambutnya dengan tangan, lalu menaruh kembali cowboy hat di kepalanya. Walau masih muda, tepat seperti kata Miley, Cam sangat keren. He's so good-looking.
"Cukup, Kat." gumamku pada diriku sendiri. Aku menepuk - nepuk kepalaku, berharap Cam akan hilang dari pikiranku.
"Astaga. Lain kali aku harus memandangnya hanya sebagai pelatih. Hanya pelatih." pikirku.
Walaupun dia memelukmu dari belakang? tiba - tiba saja pertanyaan itu muncul dalam hatiku.
Aku menghela nafas dan mempercepat langkahku ke istana.
"Cukup, cukup, cukup." gumamku.
Sesampai di kamar, aku langsung mandi, lalu memakai setelan piyamaku yang berwarna biru pastel.
"Julie?" panggilku.
Julie mengetuk pintu lalu masuk. "Ya, Princess?"
"Tolong antarkan makan malamku ke sini. Aku mau makan di sini saja."
"Ya, Princess. Segera." ujarnya.
"Oh ya," ujarku. Julie berbalik lagi.
"Antarkan nanti saja sekitar pukul tujuh. Sekarang aku mau chamomile tea yang biasa."
"Dan biskuit, Princess? Atau kue?" tanya Julie padaku.
Julie tahu pasti, aku takkan melewatkan camilan minum teh. Bulan ini, aku banyak melewatkan waktu minum teh karena kesibukanku berkuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Heart
Romance"Maaf." ujarku. "Tapi aku takut kejadian yang sama akan terulang kembali." Detik berikutnya aku merasakan seseorang menggengam kedua tanganku. "Kalau memang begitu, aku pasti menunggumu, Kat." ujarnya. Aku mengangkat kepalaku dan melihat senyumnya y...