8 - Give Me Time

51 28 0
                                    

"What?" pikirku.

Aku tidak menyangka Nick akan mengatakannya secepat ini. Memang aku merasakan dia menyukaiku, tapi tidak secepat ini, Nick.

Sontak aku mengangkat kepalaku dan menatapnya.

"Thanks." ujarku. "Tapi maaf, boleh beri aku waktu?"

aku langsung menunduk lagi dan memejamkan mataku berharap Nick tidak akan marah. Ia teman yang sangat baik. Seorang sahabat, aku akan kehilangan dia kalau memang begitu.

Detik berikutnya aku merasakan seseorang menggengam kedua tanganku.

"Kalau memang begitu, aku pasti menunggumu, Kat." ujarnya.

Aku mengangkat kepalaku dan melihat senyumnya yang lembut. Dan dengan tiba-tiba saja ia memelukku.

"Maaf." bisikku.

Nick melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahuku.

"Berhentilah meminta maaf. Kau tidak bersalah, Kat." ujarnya. "Nah, pikirkanlah baik-baik, ya. Aku masih harus menemani orang tuaku di kantor Duchess hari ini."

Kami melambaikan tangan dan Nick berjalan ke gedung utama istana. Aku berbalik ke kandang kuda dan menemukan Cam yang sedang sibuk membenahi bagian depan kandang kuda. Ia langsung tersenyum begitu melihatku berjalan kearahnya.

"Kau ada di sini sedari tadi, Cam?" tanyaku.

Cam mengangguk. "Ya, princess."

"Kalau kau melihatnya, aku harap kau tak akan memberitahu siapapun." ujarku.

"Aku tidak begitu kenal dengan orang lain selain Mr.Bell, jadi aku pastikan mulutku terkunci." jawabnya sambil tersenyum ramah.

"Thanks, Cam." ujarku.

Cam mengangguk dan tersenyum.

"Berjuanglah! Pastikan anda memilih pilihan yang benar, Princess." Cam menyemangatiku.

"Pasti." jawabku.

"Kalau boleh saya memberitahu anda, Princess." ujarnya tepat pada saat aku hendak pergi.

"Tuan Nicholas orang yang baik. Saya pernah bekerja di rumahnya."

"Oh ya?" ujarku.

Aku langsung duduk di bangku di depan kandang dan tak jadi meneruskan rencanaku untuk segera kembali ke kamarku di istana.

"Beliau orang yang ramah dan jujur. Tapi saya agak kaget ketika ia terburu-buru menyatakan perasaannya pada anda tadi, Princess." jelas Cam.

"Panggil aku Kat. Rasanya tidak nyaman dipanggil begitu." ujarku.

"Princess," Cam terburu-buru menghentikan ucapannya.

"Maksudku Kat, saya rasa Tuan Nicholas cocok untuk anda." ujar Cam pada akhirnya.

Aku menghela nafas. "Entahlah. Aku takut, Cam." ujarku. "Aku takut hal yang sama terulang dua kali."

"Saya rasa anda perlu waktu, Princess."

Aku berdeham dan mengernyitkan keningku.

"Oh, maksud saya, Kat." ujar Cam buru-buru. Kami tertawa.

"Wajar saja rasa takut itu ada. Saya mengerti trauma akibat insiden yang anda alami minggu-minggu kemarin, tentunya sulit." ujar Cam.

"Coba nikmati waktu dulu bersama tuan Nicholas, saya rasa ia memang akan menunggu sampai anda memiliki kepastian dan memutuskan." ujarnya lagi.

Entah kenapa nasihat Cam menenangkanku. Rasanya seperti aku punya seorang sahabat dan kakak laki-laki. Kami langsung akrab mengobrol ketika aku menceritakan masalahku.

Royal HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang