5-pain

29 4 2
                                    

Yang kiri Kevin, yang kanan Kelvin yak:*
Menurut gue mereka mirip wkwk~

******
Author POV

Keisha sedari tadi tidak fokus memperhatikan pelajaran. Dia hanya bengong. Matanya seperti sedang memperhatikan guru yang nenerangkan, tetapi pikirannya tidak.

Keisha memikirkan kakaknya yang sedang sakit. Lalu, ia meraih ponselnya dan mengirim pesan ke Kelvin.

'Kel, nanti lo langsung jemput gue ya. Biar bisa cepet sampe rumah sakit.'' dengan cepat ia menekan tombol send.

Areta, teman sebangku Keisha sedari tadi memperhatikan temannya itu. Areta tahu bahwa Keisha sedari tadi tidak memperhatikan guru. Keisha hanya bengong. Entah pikirannya kemana.

Begitu bel pulang berbunyi, Keisha langsung memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Keisha berlari keluar kelas tanpa menyapa teman-temannya. Keisha menjadi murid pertama di kelas yang keluar duluan.

Pemandangan tersebut membuat Areta mengernyitkan dahi bingung. Kayla, Sofi, Cindy, dan Sonya lantas menghampiri Areta.

"Keisha aneh hari ini." Ujar Cindy.

"Iya, si Keisha kenapa ya?" Kayla menambahi.

"Ga biasanya si Keisha gini. Biasanya dia kalo gue panggil langsung nyaut. Ini tadi gue manggil dia, dianya ga nyaut cuma bengong." Timpal Sonya.

"Ret, lo tau ga Keisha kenapa?" Tanya Sofi kepada Areta.

"Gue juga gatau dia kenapa. Soalnya dari pagi dia duduk sambil bengong. Orangnya ada disini, tapi pikirannya gatau kemana. Terakhir dia ngobrol cuma sama Farel. Itupun berantem tadi pagi. Mungkin dia bener-bener lagi bad mood dan gamau diganggu." Perkataan Areta dusetujui oleh teman-temannya. Lalu mereka keluar kelas untuk pulang.

Disisi lain, Keisha berlari-lari menuju gerbang sekolah. Sudah ada Kelvin menunggunya. Tidak butuh waktu lama buat Keisha duduk di boncengan Kelvin. Mereka pun langsung melesat menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, sambil berlari Keisha langsung menghampiri Ivano dan Tasya.

"Bagaimana keadaan Kak Kevin? Kak Kevin gapapa kan?" Tanya Keisha yang diikuti Kelvin dari belakang.

"Kevin, sebenarnya dari dulu dia menderita lemah jantung. Tapi kata dokter, Kevin gapapa. Dia cuma butuh istirahat. Dia gaboleh banyak pikiran. Dia gaboleh kecapekan." Ivano terus terang. Tasya hanya menunduk.

Keisha dan Kelvin sontak membulatkan mata mereka tak percaya. Lidah Keisha kelu untuk mengeluarkan sepatah kata. Keisha tidak percaya kalau kakaknya menderita lemah jantung.

Begitu juga dengan Kelvin, ia sungguh tidak percaya kalu kakaknya menderita penyakit tersebut. Kelvin terdiam dan hanya menatap Kevin yang terbujur lemas di kasur rumah sakit.

"Kenapa Papa, Mana, Kak Kevin tidak memberitahu aku dan Kelvin kalau Kak Kevin menderita lemah jantung?" Ucap Keisha lirih.

"Papa sama Mama bukannya tidak mau memberitahu kalian tentang penyakit Kevin. Kevin sendiri meminta kepada Papa dan Mama agar tidaj memberitahu kalian tentang penyakitnya. Ia tidak mau melihat adik-adiknya bersedih." Ucapan Ivano membuat Tasya mengeluarkan air mata.

Keisha dan Kelvin terdiam. Mereka tidak tahu harus bagaimana.

"Cha, Kel, kalian disini dulu tidak apa-apa? Papa sama Mama mau pulang mengambil baju ganti." Keisha dan Kelvin mengangguk. Ivano dan Tasya keluar dari kamar Kevin.

Keisha masih terdiam. Kata-kata Ivano tadi masih terngiang di telinganya.

"Kacha, duduk dulu deh." Suara Kelvin menyadarkan Keisha. Keisha mengangguk dan duduk di sebelah Kevin.

Please, Stop this Pain.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang