9-pain

23 2 0
                                    

Yang di mulmed ada Alvin :3
Oh iya, part ini mungkin nyeritain ceritanya Keisha sama Alvin dulu~
*******
"Lo gapapa, Vin?" Tanyaku sambil mengambil gelas Alvin.

"Gapapa, Kei." Jawab Alvin sambil menoyor Eren dan Tio.

"Anjir lo main toyor aja." Ucap Eren kesal.

"Tau tuh, gue kutuk baru tau rasa lo." Tio tak kalah kesalnya.

"Emang lo mau ngutuk gue jadi apa?" Alvin tidak terima. Aku dan Kayla hanya saling pandang.

"Jadi kodok." Ucap Tio datar.

"Wah, ntar gue jadi pangeran kodok dong? Terus dicium cewek cantik ntar berubah jadi pangeran beneran." Jawab Alvin sambil cengengesan. Aku, Kayla, Eren, dan Tio tertawa terbahak-bahak.

"Ngaco deh lo ngarep amat." Kata Kayla sambil ketawa.

"Anjir lo, Vin. Gue bayanginnya aja rrrr banget." Timpalku. Tawa mereka makin mengeras.

"Ya kalo cewenya lo sih ya gapapa, Kei." Ucap Alvin membuat semuanya menoyor Alvin.

"Ogaahhh." Sergahku.

"Jangan ogah lo, tar jadi demen lagi." Ah, dasar Tio.

"Iya, terus balikan. Terus dicium beneran deh." Eren menambahi ucapan Tio. Tawa mereka semakin menjadi-jadi.

"Ganti topik woy." Aku sangat kesal dengan mereka.

"Eh, gue mau deketin Lina. Menurut kalian, Lina itu orangnya gimana?" Tanya Alvin yang sukses membuatku bengong. Mencerna pertanyaan Alvin tadi.

"Keisha." Panggil Alvin menyadarkanku dadi bengongku tadi. Aku kembali ke alam sadar.

"Ya, menurut gue sih dia cantik." Aku tidak tau harus menanggapi apa.

"Wah gila lo mau deketin cewek cantik. Anjir." Ucap Tio yang membuat Eren dan Kayla mengangguk.

"Iya, makanya gue bingung. Gue takut. Apalagi gue orangnya kaya gini." Alvin sesekali menatap ponselnya.

"Jangan-jangan lo udah mulai deket lagi sama Lina?" Tanya Kayla. Alvin mengangguk.

"Dia bales line dari gue itu lama banget. Tapi gue gamau nyerah." Lalu Alvin meminum minumannya tadi.

"Semangat, bro." Kata Eren dan Tio.

"Lo gimana, Kei?" Tanya Alvin.

"Hah? Apanya? Gue sih gapapa kalo lo mau sama Lina." Jawabku sambil mengecek ponsel.

"Bukan itu. Lo sama Fajar gimana?" Aku tersentak dengan pertanyaan Alvin. Aku memang sedang dekat dengan Fajar. Tapi kenapa Alvin bisa tau?

Aku juga belum ada rasa sama Fajar. Aku masih takut kalau kejadian Reno dan Alvin terulang. Aku takut sakit hati lagi. Aku takut jatuh di lubang yang sama.

"Lo bengong mulu dah." Ucap Kayla sambil menoyor kepalaku.

"Ga ada apa-apa kok." Jawabku sambil mengibaskan tangan di depan mukaku.

"Anjir lo sama Fajar?" Tanya Eren. Tio yang memang sudah tau hanya diam saja. Kayla menatapku dengan tatapan tidak percaya.

"Apaan sih." Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Aku sedikit lega. Walaupun mungkin cepat atau lambat mereka bakal mengetahuinya.

Please, Stop this Pain.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang