Sirna sudah rasa yang dulu ada. Seiring dengan sosokmu yang telah tiada. Kalaupun ada, itu bukanlah dirimu, itu adalah kau yang telah berbeda.
Ada ribuan rindu yang aku rasakan, dengan sajakku adalah satu dari banyak cara untuk ungkapkan.
Bagaimana kabarmu hari ini ? Bukannya aku enggan menyapa, aku hanya takut menggangumu yang mungkin telah bahagia.
Ini adalah hari yang baru, namun aku selalu rindu masa laluku. Ya, engkau yang dulu.
Dulu, ketika raga kita tak bertemu. Namun hati dan perasaan kita selalu saja beradu.
Dalam setiap kesungguhanku dalam merindu, selalu tercipta secerca ragu. Ya, apalagi kalau bukan sikapmu padaku. Seperti simalakama, aku merupakan pencandu sosokmu, sehingga aku selalu menikmati rindu yang tercipta karnamu, namun disisi lain, dirimu bukanlah engkau yang dulu, yang tak pantas seharusnya memikirkanku, yang sirna tanpa tinggalkan secuil engkau yang dulu nona.
Dulu, dirimu adalah tempat pulang paling teduh, bagi diriku yang resah, dan kerinduanku yang hilang arah.
Sirna sudah engkau yang dulu, yang kini hanya bisa menciptakan rindu tanpa batas, dalam damai jiwaku yang perlahan kau retas, yang dulu kau berikan rasa tak terbalas, dan kau tinggalkan begitu saja tanpa sisakan bekas.
Dulu, cerita kita adalah sajak yang paling romantis, ciptakan semua kenangan paling manis, walau kini hanya tersisa tangis dari sudut hati yang teriris.
Ingatkah engkau pada malam itu nona? Ketika kita memandang langit malam yang syahdu, dengan hanya perasaan kalbu kita yang beradu, ketika disana berkerlip milyaran bintang, yang tak pernah puas kita pandang, karna mungkin mereka terlanjur sayang.
Sirna sudah engkau yang dulu, yang ada hanyalah engkau sekarang yang angkuh, yang terasa semakin menjauh.
Sirna sudah engkau yang dulu, kini hanya ada engkau yang ciptakan sembilu yang selalu berhasil membuat bilur bilur rindu yang menyudutkanku.
Sirna sudah engkau yang dulu, benar sekali nona, aku merindukanmu, engkau yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Kerinduan
NezařaditelnéAkan selalu ada cerita di dalam setiap hubungan yang pernah terjalin, Pada akhirnya, yang menjadikannya indah adalah sebuah penerimaan akan kenyataan yang ada, Entah itu manis ataupun teramat getir. Dengan segala rasa yang sederhana, dengan sebuah...