part 5 Jangan saya

68 2 0
                                    

Pagi-pagi sekali aku sudah bangun menyiapkan makanan untuk Steven. Layaknya istri yang menyiapkan makanan untuk suaminya. Memasak bukanlah hal yang sulit untukku. Memasak salah satu hobiku selain menari.

"Hmmm.. masakanmu wangi sekali, aku tidak sabar ingin mencobanya"

Prang.

Teflon yang sedang ku genggam jatuh kelantai, aku sungguh terkejut. Entah dari kapan Steven berdiri di belakangku. Ku netralkan kembali detak jantungku.

"Iya saya harap bapak menyukai masakan saya, ayo pak silahkah dimakan masakannya" kataku dengan bahasa formal.

Tanpa menjawab apapun Steven duduk di depanku dan menyantap nasi goreng buatanku. Keheningan meliputi kami berdua hanya dentingan Garpu yang memenuhi kesunyian sarapan pagi.

****
"Hari ini kamu ke kantor berangkat saja dengan saya"
Ucap Steven sambil mengancingkan lengan bajunya tanpa menoleh ke Silvi.

" Baik pak"
Hanya jawaban singkat yg Silvi berikan. Jujur saja dia terlalu segan terhadap atasannya.

Diam-diam Steven memperhatikan Silvi melalui cermin, Silvi mempunyai wajah yang cukup cantik.
Alisnya yang tipis, hidungnya yang mungil dan bibirnya yang begitu merah tanpa lipstik.

Arrrrggghhh apa yang sudah aku pikirkan, ingat Steven wanita itu tidak lebih dari pada Jalang, ingat tujuan utama memperkerjakannya dan mendekatinya hanya untuk menemani kekosongan ranjangmu. BATIN Steven bersorak mengingatkan tujuannya yang menjadikan Silvi sebagai mainan.

" Bisa tolong benarkan dasiku sebentar!"
Itu seperti sebuah perintah bukan pertanyaan bagi Silvi.
Tanpa menunggu lama Silvi membenarkan dasi Steven.

Diam-diam Steven tersenyum memperhatikan Silvi yang begitu pendek dihapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diam-diam Steven tersenyum memperhatikan Silvi yang begitu pendek dihapannya.
Tanpa sadar Steven menundukkan kepalanya dan mengecup bibir ranum Silvi dan lama-lama kelamaan menjadi ciuman panas yang membakar gairah keduanya.
Seakan tersadar dari pengaruh candu kenikmatan Steven langsung menjauhkan mukanya.

"Maaf atas kelancangan saya, saya hanya terbawa suasana"

Steven berlalu dari hadapan Silvi dengan sikapnya yang dingin. Tanpa sadar Silvi memegang bibirnya dan menangis.

Bagaimana mungkin aku menikmati ciumannya bagaikan seorang jalang, bahkan dia mengambil ciuman pertamaku.
Silvi terisak pelan sambil memukul dadanya.

"Seandainya mereka tidak membuangku, hidupku tidak akan semenyedihkan ini"

Tanpa Silvi sadari Steven mendengarkan dibalik pintu yang tidak tertutup.

" Sebetulnya apa yang terjadi dengan gadis itu, kenapa dia menangisi kehidupannya"
Steven merasa menyesal sudah mencium Silvi hingga membuat Silvi menangis.

Seakan tidak mau waktu berlalu, Steven mengetuk pintu kamar dan mengajak Silvi berangkat.

" Cepatlah Silvi saya bisa terlambat "

" Baik pak" Silvi bangkit dari kasur dan menghapus air matanya.

****

Sepanjang perjalan diantara kami tidak ada yang berininsiatif untuk membuka percakapan. Jujur aku sangat canggung akibat ciuman yang dia lakukan.

" Mulai hari ini semua agenda saya kamu yang atur dan kamu juga akan ikut kemanapun saya pergi. "

Ucapnya ketika kami telah tiba di kantor.

" Baik pak" ucap ku buru-buru turun dari mobilnya. Aku hanya tidak mau dia kembali menciumku.

" Tunggu, kamu seketarisku jadi kamu harus masuk kedalam bersama ku" titahnya dengan tingkah yang sangat Arrogant.

Arrgggg andai saja kalau kau bukan bos ku, ingin ku cekik dan memotong kepalamu dan kujadikan sate untuk bebek ku.

"Jangan menggerutu dalam hati Silvi"
Ucapnya sambil memasuki lift.

What the f*u* bahkan dia bisa membaca isi hatiku. Evil sialan, awas saja akan ada masanya aku membalas semua tingkah songongmu.

Pada akhirnya seperti anak ayam yang mengekori induknya begitulah posisi ku saat ini. Tapi kalo pak Steven jadi emak ayamnnya gak cocok mah, induk ayam itu baik hati dan penyayang. Kalo ini mah judes amat kalo jadi emaknya ayam. Oke abaikan saja Steven yang menjadi emak ayam.

Ting

Lift berhenti tepat di depan ruangan pak Steven. Sesampainya kami kedalam ruangan disana sudah ada cewek yang berpenampilan seperti jalang, bagaimana tidak aku ngatain dia jalang. Hello ini kantor lho masak iya tuh cewek make baju payudaranya hampir tumpah keluar.

" Steve kamu kemana aja sayang, udah berapa malam kamu tidak ketempat aku, aku kesepian " dengan tingkah manjanya nih cewek langsung meluk pak Steven sambil nyium bibirnya.

" Clarissa aku sudah bilang kepadamu jangan pernah kekantor ku dan satu lagi, jika aku membutuhkanmu aku akan ketempatmu, tetapi saat ini aku tidak membutuhkanmu lagi " Steven mencoba melepaskan pelukannya dari wanita yang ternyata bernama Clarissa.

Gila ini boss, mask iya didepan aku dia nampakin betapa bangsatnya dia.
Oh God, jangan sampe deh gue dapat laki beginian.

Ehemmm
Karena tidak sanggup melihat pemandangan yang begitu auu di depanku terpaksa aku berdehem.

"Clarissa kenalkan ini Silvi kekasihku dan sekaligus asisten pribadiku"
Tanpa pikir panjang pak Steven langsung meleluk pinggangku dan tanpa aba-aba pak Steven langsung melumat bibirku di hadapan Clarissa.
Dan seperti tersadar akan logika yang masih waras aku menyudahi ciuman kami.

"What, jadi elo udah nemuin jalang baru untuk menghangatkan ranjangmu? Hahahaha  Jalang loe terlalu kecil untuk muasin loe di ranjang, dan elo jalang siap-siap loe di buang sama Steven, ingat Steven gue akan balas loe"
Dengan emosi yang berapi-api Clarissa meninggalkan ruangan Steven.

Benarkah aku sekarang seperti seorang jalang?

Tanpa terasa air mataku jatuh.

"Jangan dengarkan kata Clarissa, dan mulai sekarang kamu adalah kekasihku. Aku tidak menerima penolakan."

Tolong pak jangan saya yang bapak jadikan sebagai mainan bapak. Saya takut nantik saya akan mengalami hal yang sama seperti sebelumnya. Karena saya mencari lelaki yang menjadikan saya satu-satunya wanita yang ia cintai dan manjadikan saya penghapus lelahnya.

Tanpa menunggu jawabanku Steven masuk ke kamar yang ada dalam ruangannya.
Dan aku hanya bisa mematung memikirkan diri ku yang tidak bisa membantah Steven.
Apakah ini gara-gara aku sakit hati gara-gara bajingan itu?

💞💞💞💞💞💞
TBC, sekian lama author hilang ditelan bumi.
Kini hadir kembali untuk menyelesaikan cerita amatiran.
Please vote and coment agar author bisa lebih baik lagi.
Mohon maaf karna kosa kata yg gaje dan bnyaknya typo.



Antara Aku Dan SilvaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang