Keesokan harinya, semua belajar dengan perasaan takut dan tegang. Hari ini adalah Kamis, dan setiap hari kamis pasti akan terjadi sebuah teror. Mereka takut jika salah satu dari mereka akan menjadi lah yang akan menjadi korban dari teror itu.
"Kalian semua tidak usah takut ,kita hanya bisa berdoa semoga tidak ada yang menjadi korban selanjutnya "ucap Bu Winda yang mengajar di kelas ini. Semuanya hanya menganggukan kepalanya walaupun perasaan takut masih menyelimuti mereka.
Tiba tiba....
"Kelas 12-IPS ada yang menjadi korban "teriak siswa yang berlari melewati kelas. Semuanya langsung berhamburan keluar untuk melihat. Bu Winda juga ikut keluar.
"Ya ampun "ucap Ify sambil menutup mulutnya saat melihat jasad siswa itu. Tubuhnya siswa itu kaku dan mukanya juga sangat pucat dan kebiruan.
Rio menyipitkan matanya untuk melihat tangan siswa itu dan benar dugaan Rio. Ada yang tidak beres. Rio berjalan mendekati jasad siswa itu. Dia melihat tangan siswa itu.
"Pelajaran apa hari ini kak ?"tanya Rio kepada kakak kelas nya.
"Bahasa oleh Bu Dea "jawab Kakak kelas itu. Rio menganggukan kepalanya.
"Cepat urus jenazah ini pak, kasihan dia "ucap Rio kepada Pak Duta. Pak Duta menganggukan kepalanya. Rio menyuruh agar Sivia dan yang lainnya untuk masuk lagi ke dalam kelas.
"Kunci pintunya, yat "ucap Rio kepada Dayat teman sekelasnya. Dengan cepat Dayat mengunci pintu kelasnya lalu kembali ke tempat duduknya.
"Kita harus bertindak cepat, waktu kita tinggal 1 hari lagi,yo "ucap Sivia. Rio menganggukan kepalanya.
"Gue udah tau kenapa teror ini terjadi dan apa penyebabnya "ucap Rio tiba tiba.
"Apa ?"tanya Alvin.
"Gue akan memanggil satu arwah dan kalian harus menyiapkan diri kalian untuk melihat arwah itu. Jangan takut akan wujudnya. Kalian mengerti "ucap Rio. Semuanya menganggukan kepalanya walaupun perasaan mereka sudah nggak karuan.
"Tutup semua jendela dan tirainya pastiin nggak ada cahaya sedikit pun di kelas ini "perintah Rio. 5 orang pun dengan cepat menjalankan perintah dari Rio. Setelah semuanya selesai Rio pun menutup matanya lalu mengucapkan sebuah kalimat yang membuat suasana kelas menjadi sangat menyeramkan.
"Kania bisa lo dateng ke sini, datanglah dengan wujud lo saat ini. Lo nggak usah malu dengan wajah lo. Kania..kania "panggil Rio lalu membuka matanya.
Tak lama muncul asap putih di samping Rio dan saat itu juga muncul sesosok hantu perempuan dengan wajah yang em..sedikit rusak atau bisa dibilang buruk rupa dengan kening yang berdarah dan wajah yang sangat sangat pucat. Semuanya memekik ketakutan.
"Jangan takut dia nggak akan mencelakakan kita "ucap Rio. Dia mendekati Kania. Sedangkan Kania hanya diam sambil menatap Rio.
"Ceritakan semuanya, kenapa semuanya bisa terjadi ?"ucap Rio. Kania menganggukan kepalanya.
"Aku adalah Siswa yang dibunuh oleh sahabat ku sendiri. Dulu kami selalu bersama sama, sampai akhirnya sesuatu hal terjadi kepada sahabat ku. Dia menjadi menjauhi ku, dia menjadi membenci ku. Aku tidak tau mengapa dia menjadi seperi itu. Yang aku tau, sebelum dia membunuh ku dia menceritakan semuanya "kania berhenti bercerita. Tatapan nya kini berubah menjadi tajam. Semuanya menatap Kania takut.
"Dia bercerita kenapa dia harus melakukan semua ini, dia di suruh oleh seseorang untuk membunuh ku. Dia bilang seseorang itu sangat membenci ku karena aku dekat dengan pacar dari anaknya. Dia mengancam jika sahabatku tidak membunuh ku maka dia dan keluarganya akan dibunuh oleh orang itu. Sahabatku pun terpaksa melakukan semua itu, dia membunuh ku di ruang kepala sekolah. Tapi sebelum aku benar benar menghembuskan nafas terakhir ku yang aku dengar adakah saat sahabat ku memberitahu ku jika orang yang membunuhnya adalah Bu Dea "ucap Kania sambil menangis. Semuanya jelas terkejut. Ternyata Bu Dea lah dalang dari semua ini.
"Lantas mengapa selalu ada teror di setiap hari kamis ? Apakah itu teror dari lo ?"tanya Sivia. Kania menggelengkan kepalanya.
"Kami hanya meneror dengan cara merasuki tubuh kalian atau membuat kelas menjadi berantakan dan semacam nya tapi kami tidak pernah sekalipun membunuh. Jika kalian ingin tau dalang dari semua teror pembunuhan itu adalah Bu Dea "ucap Kania yang membuat uang lainnya lagi lagi terkejut.
"Bu Dea ? Tapi kenapa dia melakukan semua itu ?"tanya Ify. Dia tidak menyangka jika ada guru sekejam itu.
"3 hari setelah kematian ku, akhirnya teman ku mengungkap siapa pembunuh yang sebenarnya. Dan pembunuhan itu adalah Bu Dea. Tapi Bu Dea menyangkal nya dan malah balik menuduh jika sahabat ku yang bersalah karena kemarin dia melihat jika sahabatku membawa sebuah pisau ke dalam ruang kepala sekolah. Sahabat ku yang tidak terima dengan ucapan Bu Dea akhirnya tidak sengaja mendorong anak Bu Dea sehingga anaknya terjatuh dan mengalami benturan hebat. Dan setelah itu anaknya meninggal. Bu Dea yang tidak terima jika anaknya meninggal pun bersumpah jika dia akan membunuh setiap siswa dan akan meneror setiap siswa di setiap hari kamis karena hari kamis adalah hari dimana anaknya meninggal. Dan jika kalian bertanya kenapa dia melakukan semua itu, karena dia tidak mau anaknya merasa sendiri di sini. Dia tidak ingin anaknya merasa kesepian dan akhirnya dia melakukan semua ini "cerita Kania. Rio menganggukan kepalanya mengerti.
"Gue ngerti sekarang. Tapi bagimana cara agar kita dapat menghentikan Bu Dea ?"tanya Rio.
"Hanya ada 2 pilihan yang aku dan teman teman ku berikan kepada kalian "ucap Kania.
"2 pilihan ? Apa itu ?"tanya Gabriel. Kania menatap tajam Rio.
"Bunuh Bu Dea atau korban kan gadis itu "ucap Kania sambil menunjuk Ify.
Ify membulat kan matanya mendengar ucapan Kania.
"Lo gila "bentak Rio. Dia tidak mungkin melakukan keduanya.
"Waktu kalian tinggal 1 hari, Bunuh Bu Dea dan temukan jasad kami. Atau nyawa gadis itu akan melayang "setelah berucap seperi itu, Kania pun langsung menghilang.
Semuanya menatap Ify yang saat ini hanya terdiam. Ify berjalan mendekati Rio, dia berdiri di depan Rio. Menatap dalam mata Rio.
"Gue tau lo adalah orang yang baik. Lo nggak mungkin membunuh orang. Dan untuk itu, gue rela kalau lo harus menyerahkan gue kepada arwah itu "ucap Ify sambil meneteskan air matanya. Semuanya terkejut mendengar ucapan Ify.
Entah dorongan dari mana, Rio pun langsung memeluk Ify. Dia mengusap rambut Ify.
"Gue nggak akan rela jika gue harus mengorbankan lo "ucap Rio. Tangis ify akhirnya pecah membuat Rio semakin memeluk Ify erat.
"Lo tenang ya Fy, gue nggak akan ngebiarin lo pergi "ucap Rio.
Semuanya menatap Ify iba. Mereka kasihan kepada Ify. Padahal Ify masih murid baru di sini tapi dia harus terlibat dengan semua ini.
Rio melepas kan pelukannya. Lalu menghapus air mata Ify.
"Lo jangan takut ok, kita semua ada disini buat lo "ucap Rio sambil tersenyum. Ify hanya menganggukan kepalanya.
"Nanti malam kita kumpul di sekolah, tugas pertama kita adalah mencari jasad jasad siswa yang meninggal itu, urusan Bu Dea biar gue yang urus "ucap Rio. Dayat mengangkat tangan nya.
"Tapi yo, sekarang masih hari kamis. Dan teror itu masih akan tejadi "ucap Dayat. Rio menganggukan kepalanya.
"Gue tau, dan oleh karena itu kita harus melaksanakan tugas itu hari ini. Pokoknya kalian nggak usah takut, kita pasti bisa "ucap Rio sedangkan yang lainnya hanya menganggukan kepalanya.
Rio menghela nafasnya, dia bingung saat ini. Membunuh ? Dia tidah mungkin melakukan hal itu tapi dia juga tidak bisa mengorbankan Ify. Entah ada yang aneh dengan perasaan nya saat ini. Kenapa dia sangat takut jika Ify kenapa napa ? Apa yang harus dia pilih Ify atau tidak membunuh Bu Dea ?
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Berhantu
TerrorCoba kalian bayangkan, jika kalian bersekolah di sekolah yang berhantu. Bagaimana perasaan kalian setelah mengetahui sebuah rahasia dari sekolah yang kalian tempati itu? Dan bagaimana perasaan kalian saat kalian mendapat gangguan dan serangan dari p...