. . .

60 4 2
                                    

Adzan magrib berkumandang dengan cepat rasa nya.

Hujan turun dengan deras nya.

Aku segera mengambil wudhu.

Melaksanakan shalat didalam kamar ku yang dihiasi dengan penuh bingkaian foto milik ku.

Setelahnya aku melaksanakan shalat magrib.

Aku membaca Al-qur'an.

Aku berdo'a sepanjang waktu.

Agar radit cepat diberi kesembuhan.

Dan jika memang pada malam ini radit akan melaksanakan operasi.

Ku harap dilancarkan Tuhan. Amin🙏

Aku berdzikir dan terus berdo'a.

Hujan mengiringi do'a ku.

Aku semakin khawatir kepada radit.

"Ya Allah. Beri kesembuhan untuk Radit.
Aku rindu ya Allah. Semoga Radit diberi kelancaran dalam operasi nya. Aku berharap radit akan baik-baik saja. Jika saja radit dibandung. Mungkin aku akan pergi untuk menjenguk radit dan menemani radit. Ya Allah sembuhkan ku mohon🙏"

Entahlah rasanya aku ingin sekali berada disamping radit.

Rasa nya aku tak dapat terhenti menangis.

Aku rindu.

Sungguh.

Aku ingin sekali menelpon radit.

Tapi aku takut.

Takut mengganggu radit.

Mungkin aku harus menunggu radit hingga radit pulang ke bandung.

Hujan sangat mengingatkan ku kepada radit.

Sehingga membuatku tak hentinya menangis.

Aku tak bisa berbuat apa pun.

Rasanya ingin pergi menemui radit.

Tapi aku disini hanya mampu memanjatkan do'a untuk nya.

Perasaan ku tak menentu.

Berjalan dengan membolak-balikan badan.

Aku bimbang.

Disisi lain aku ingin mengetahui kabar radit.

Entahlah tangis ku tak henti.

Aku dapat tertidur ketika pukul 04.00 wib.

Tapi aku segera terbangun pada jam 7 pagi.

Aku segera membuka handphone ku.

Tapi.

Tidak ada pesan masuk.

Aku masih menunggu radit hingga siang.

Syukurlah radit memberi ku kabar.

💌 Malam tadi aku melaksanakan operasi pada pukul 11 malam

Kata radit memberikan ku pengetahuan soal operasi nya.

✉ Lalu bagaimana keadaan mu saat ini? Apa kau baik? Semalam tadi aku terus memikirkan mu. Aku tak hentinya mengkawatirkan mu.

💌 Aku sudah membaik,aku tak apa. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan ku.

Ketus radit.

Ku fikir aku tidak akan mendapatkan kabar sama sekali dari radit.

Rasa nya jauh beda sekali ketika radit berada jauh dari ku.

Aku merasa tak mampu berada jauh dari nya.

*Sedikit cerita*

Sebelum aku mengenal radit aku sempat berpacaran selama satu tahun.

Mantan pacar ku itu dia berada dipesantren.

Sebut saja dia dengan panggilan 'bocil'.

Aku menjalin hubungan dengan bocil selama satu tahun.

Dalam satu tahun itu kami LDR.

Yang mana kami jarang atau bahkan dapat dikatakan susah untuk dapat bertemu.

Belum lagi bocil di pesantren.

Aku hanya dapat berkomunikasi dengan bocil dalam sebulan hanya 3 hari.

Begitu seterusnya.

Aku sempat merasakan berjuang sendiri.

Aku menahan rindu disetiap hari nya.

Jauh dari kekasih.

Itu hal yang aku benci.

Tepatnya lagi aku rasakan itu ketika aku berhubungan dengan bocil.

Dan sekarang?

Aku berada jauh dari radit.

Rasanya berbeda ketika aku berada jauh dari bocil.

Apa mungkin karena aku baru lagi merasakan jatuh cinta setelahnya aku lama tak berpacaran ketika putus dari bocil.

Entahlah.

Padahal aku pernah berada diposisi ini.

Posisi ketika aku jauh dari kekasih.

Sudahlah aku tak pedulikan itu.

Yang ku pedulikan kondisi radit saat ini.

Bagaimana dengan radit.

Aku benar mengkhawatirkannya.

Meski memang besok radit sudah diperbolehkan pulang ke rumah.

My Dear GiantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang