12 [LAST]

1.7K 290 146
                                    

"Jagalah orang yang kau cintai karena ia adalah kebahagiaanmu."

°°°

Mata Yuju perlahan terbuka. Sejenak, ia memandang langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Lalu, ia bangkit dari ranjangnya sambil sambil menguap. Langkah kaki Yuju membawanya menuju kamar mandi. Kemudian, ia berpakaian dan kini berdiri di depan cermin.

Yuju hanya bisa menghela nafas ketika melihat dirinya yang kini mengenakan seragam sekolahnya. Hari ini adalah hari terakhirnya bercermin mengenakan seragam sekolah. Agaknya, Yuju ingin sedikit berlama-lama bercermin. Lalu, matanya tak sengaja melihat permen berbungkus biru yang ada di mejanya. Tangan Yuju lantas mengambil permen berbungkus biru itu.

Melihat permen itu, Yuju teringat kenangan saat dulu Dokyeom mengembalikannya di pagi hari. Ia juga mengingat ketika Dokyeom melemparkan permen dari atap dan meminta Yuju untuk mengunyahnya. Kenangan-kenangan itu lewat begitu saja di dalam pikiran Yuju. Agaknya, ia merasa sedikit lebih baik. Ketika ia melihat jam yang menunjukkan pukul 6:20, Yuju segera mengambil tas dan meninggalkan kamarnya.

"Yuju, cepatlah sarapan agar kita bisa berangkat," kata Nyonya Choi saat Yuju berjalan ke arah meja makan.

"Baiklah, Ibu," kata Yuju segera duduk dan menyiapkan sarapannya.

Bukannya langsung makan, Yuju malah memperhatikan anggota keluarganya yang sedang makan.

Menyadari hal itu, Tuan Choi bertanya, "Apa yang kau tunggu?"

"Aku ingin meminta maaf dan berterima kasih pada kalian."

Perkataan Yuju lantas membuat semua melihat ke arahnya.

"Maksudmu?" tanya Nyona Choi.

"Aku ingin meminta maaf atas kesalahan yang kubuat dan menyakiti hati kalian. Aku sadar sikapku terkadang kekanak-kanakan dan tak bisa dikendali. Aku juga sadar aku sering membuat kepala kalian pusing karena ulahku. Maka dari itu aku ingin meminta maaf pada kalian semua," kata Yuju sambil membungkukan badannya sedikit.

"Tak apa, sayang. Semua orang juga berbuat kesalahan," kata Nyonya Choi.

"Aku ingin berterima kasih pada Ayah dan Ibu yang telah membesarkanku di tengah kesibukan mereka sejak aku kecil hingga sekarang. Aku sadar kasih sayang kalian berdua tidak ada habisnya untukku. Terkadang aku kesal karena kalian terlalu sibuk bekerja hingga kalian kelelahan. Namun, aku tahu kalian bekerja untuk kami anak-anak kalian. Terima kasih Ayah dan Ibu, tetaplah tersenyum dan jangan terlalu bekerja keras hingga kelelahan," kata Yuju.

Lantas Tuan dan Nyonya Choi merasa tersentuh mendengar ucapan terima kasih dari putri bungsu mereka itu.

"Aku juga ingin berterima kasih pada Seungcheol oppa yang telah sabar menghadapiku. Disaat aku sedang marah, oppa selalu menenangkanku. Disaat aku sedih, oppa akan menghiburku. Bagaimana kau bisa tahu seluruh kelemahanku? Meski begitu, terkadang aku lupa untuk mengucapkan terima kasih padamu. Maka sekarang, aku mengucapkan terima kasih padamu, Seungcheol oppa yang selalu ada untukku setiap saat. Oppa, kau jangan lupa memperkenalkan kekasih barumu ya," kata Yuju.

"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Seungcheol yang terkejut.

Yuju hanya tertawa mendengarnya. Lalu, ia melihat ke arah Moonbyul yang tengah meminum air putih.

"Yang terakhir, aku ingin mengucapkan terima kasih pada guru bahasaku di sekolah, Nona Choi atau Moonbyul unnie. Hubungan kita bagaikan air dan api. Kita seringkali bertengkar, entah itu karena masalah kecil atau besar. Pada akhirnya, kau yang akan lebih dulu meminta maaf padaku. Aku sadar sikapku sering tak menghargaimu sebagai unnieku. Aku mengira sikapmu yang tegas itu karena kau membenciku. Namun, aku salah, kau menyayangiku dengan cara yang berbeda. Terima kasih, Moonbyul unnie karena telah mengerti dan menyayangiku dengan sepenuh hatimu. Oh ya, unnie, kau harus cepat memiliki kekasih sebelum Seungcheol oppa menikah duluan," kata Yuju.

Rooftop To The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang